Ryuna masuk ke rumahnya dalam keadaan basah, berantakan dan juga kotor. Ia langsung berlari menuju kamarnya, berharap sang kakak tidak tahu keadaannya saat ini.
"Kenapa basah kuyup seperti itu?" tanya Seokjin sambil melipat kedua tangannya.
Ryuna berhenti di tempat sambil tersenyum malu-malu.
"Hehehe... a-aku... aku kehujanan." ucap Ryuna lirih"Kehujanan? apa Jimin tidak mengantarmu pulang lagi?"
Ryuna mengangguk lemah.
"D-dia bilang... jika ada urusan mendadak bersama ibunya." ucap Ryuna bohong lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya.Ryuna segera mandi karena tubuhnya mulai terasa menggigil. Setelah mandi, Ryuna mengganti pakaiannya dengan sweater dan celana training untuk menghangatkan tubuhnya.
Ryuna POV
Aku membuka ponselku dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari Jimin. Baru saja aku akan meletakan ponselku, Jimin kembali menghubungiku.
RN : "Halo...."
JM : "Sudah pulang?"
RN : "Uhm..." jawabku sesingkat mungkin, jujur saja karena aku masih kesal dengan tingkahnya hari ini.
JM : "Maaf..."
RN : "Maaf? untuk apa kau minta maaf?"
JM : "Iya karena.... karena aku meninggalkanmu."
RN : "Oh... itu hal yang biasa... kau minta maaf pun percuma, kau akan mengulanginya lagi."
JM : "Kau marah padaku?"
RN : "Menurutmu?"
JM : "Kenapa kau selalu marah padaku hanya hal sepele seperti ini?"
Sepele? Dia bilang sepele?
RN : "Sepele? kauㅡ"
JM : "Kau tidak lihat Liya terjatuh tadi? menurutmu, apa layak aku membiarkannya begitu saja? urusan membeli cat dan kuasmu, kita bisa pergi kapan saja!"
Liya lagi! Liya lagi! Bahkan jika memang parah, ia masih punya Jungkook atau Taehyung. Kenapa harus Jimin?
RN : "Iya! kau selalu mengatakan kapan saja! kapan saja! tapi apa?! kau bahkan tidak peduli diluar hujan sangat deras! miris! karena apapun alasannya, Liya memanglah prioritasmu!"
JM : "CUKUP! Terserah kau mau berbicara apa! jujur saja, aku lelah menghadapi dirimu yang terlalu egois."
Egois? Aku tersenyum miris, rasanya ingin sekali menangis saat ini. Tapi aku tidak boleh terlihat lemah di depan Jimin.
RN : "Kalau begitu... akhiri saja hubungan kita ini!" ucapku reflek lalu mengakhiri sambungan telepon.
Aku tidak sanggup menahan tangis. Aku menangis sambil melempar ponselku ke atas ranjang. Aku selalu bertanya, aku ini siapa? Kenapa harus aku yang disakiti disini?
Aku berbaring sambil memeluk boneka pemberian kakakku. Benda yang selalu membuatku lebih baik disaat perasaanku sedang kacau.
#Tok... Tok...
Aku mendengar suara ketukan pintu kamar. Dan aku langsung bangun sambil mengusap air mataku.
"Masuk..."
Seokjin membuka pintu dan masuk ke dalam kamarku.
"Jimin ada di depan." ucap Seokjin.
Untuk apa lagi dia kemari? tapi aku yakin, dia pasti ingin berbicara soal hubungan yang tidak ingin ia akhiri. Aku pun berjalan pelan untuk menemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ART OF LOVE (PJM)
FanfictionCinta, marah, kecewa... Perasaan yang tidak semua orang bisa ungkapkan. Sama hal seperti gadis SMA bernama Kim Ryuna. Gadis yang tumbuh dikeluarga sederhana namun diberi bakat menggambar yang luar biasa. Hidupnya yang penuh warna berubah gelap setel...