Perkembangan saraf tangan Ryuna semakin membaik hari demi hari setelah menjalani terapi di Jepang. Ibu hamil itu bahkan mulai menjual hasil karyanya melalui toko online.
Jimin juga mendekorasi perusahaannya menggunakan beberapa lukisan istrinya tersebut. Bahkan ada beberapa rekan kerjanya yang tertarik membeli lukisan Ryuna yang terpajang di kantor dengan harga yang cukup fantastis.
#CKLEK
Jimin membuka pintu rumahnya secara perlahan karena bermaksud memberikan kejutan pada istrinya.Terlihat Ryuna sedang melukis di halaman belakang dengan kondisi perutnya yang terlihat sudah semakin besar. Jimin menghela nafasnya karena sebenarnya ia khawatir dengan kondisi kehamilan Ryuna.
Ryuna menghabiskan waktunya lebih banyak untuk melulis. Bahkan ia juga menyita waktu istirahatnya membuat lukisan untuk di jual. Walau sebenarnya keuangannya saat ini sangat mencukupi.
"Tidak istirahat lagi uhm?"
Ucapan Jimin langsung membuat Ryuna terkejut. Ia meletakan kembali kuas catnya lalu berjalan pelan menghampiri Jimin sambil memegangi perutnya.
"Sedikit lagi selesai... kau bawa apa itu?" tanya Ryuna yang melihat Jimin membawa sebuah kotak.
Jimin pun menggandeng tangan Ryuna dengan hangat membawanya ke sofa dan mereka duduk bersama disana. Ryuna membuat kotak tersebut dan ternyata berisi sepasang sepatu bayi berwarna pink.
Ryuna tersenyum hangat melihat hadiah untuk si kecil.
"Apa kau benar-benar menantinya?"Jimin mengusap perut Ryuna lalu memberikan kecupannya disitu.
"Tentu... putri kecilku sebentar lagi akan lahir... appa menantimu dengan begitu semangat."******
Sesuai perhitungan hari, Ryuna langsung di bawa ke rumah sakit saat hari dimana Ryuna mulai mengalami kontraksi. Jimin bahkan rela meninggalkan rapatnya demi menemani Ryuna.
Saat itu hanya Seokjin yang menunggu di ruang tunggu. Jimin datang dengan terburu-buru kesana.
"Hyung!" seru Jimin.
Disana Seokjin sudah menunggu selama dua jam sejak Ryuna masuk ke ruang bersalin. Dan hingga saat ini belum ada kabar apapun.
#CKLEK
Saat itu salah satu perawat keluar dari ruangan hendak mengambil alat medis lainnya.
"Suster... bagaimana kabar istriku?" tanya Jimin cemas.
"Nona Ryuna masih kesulitan dalam melahirkan... mungkin karena ini pertama kali untuknya... apa... tuan mau menemaninya?"
Jimin langsung mengangguk tanpa ragu. Perawat itu langsung mengantar Jimin ke ruang ganti dimana Jimin harus mengenakan pakaian steril, masker dan penutup kepala.
Saat masuk ke dalam ruangan, Jimin langsung menghampiri Ryuna yang sedang merintih.
"Ryuna... aku disini." ucap Jimin sambil menggenggam erat tangan Ryuna.
Ryuna menoleh lalu menangis sejadinya saat sadar keberadaan Jimin. Kini ia mengikuti intruksi dokter agar mengatur nafasnya.
Ryuna memejamkan mata sambil mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya berlahan. Tak lama tepat Ryuna mencoba mendorong bayinya sekuat tenaga sambil menggenggam tangan Jimin dengan erat, si kecil pun lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ART OF LOVE (PJM)
Hayran KurguCinta, marah, kecewa... Perasaan yang tidak semua orang bisa ungkapkan. Sama hal seperti gadis SMA bernama Kim Ryuna. Gadis yang tumbuh dikeluarga sederhana namun diberi bakat menggambar yang luar biasa. Hidupnya yang penuh warna berubah gelap setel...