Enam...

1.1K 153 5
                                    

Selama pelajaran, Jimin membantu Ryuna untuk menulis beberapa materi pelajaran. Bahkan meja Jimin di perbolehkan bergabung dengan Ryuna. Hal itu jelas membuat Liya kesal, sangat kesal.

Saat pulang sekolah, Jimin mendampingi Ryuna dan ingin mengantarkan wanitanya. Namun, Seokjin sudah menunggu lebih dulu untuk menjemput Ryuna.

Seokjin langsung mendorong Jimim agar menjauhi adiknya dan tanpa basa basi menarik tangan kiri Ryuna. Kini rasa menyesal mulai tumbuh dalam hatinya. Ia mempermainkan perasaan wanita polos seperti Ryuna hanya demi sebuah taruhan semata.

Selama Ryuna sakit, Jimin justru lebih memprioritaskan Ryuna daripada Liya.  Bahkan ia tak segan-segan tidak mengacuhkan Liya walau gadis itu berusaha keras menarik perhatian Jimin.

Kali ini Liya berusaha menghubungi Jimin agar menemaninya di apartemen. Namun Jimin menolak mentah-mentah dengan alasan harus menemani Ryuna ke dokter.

"SIAL... SIALAAAANN!" Teriak Liya sambil membanting benda-benda yang ada di kamarnya.

Jungkook pun langsung membuka pintu kamar Liya. Terlihat Liya sedang menangis di kelilingi benda-benda yang berantakan.

"Ya! kau ini kenapa?" tanya Jungkook.

"Hiks... RYUNA MEREBUT JIMIN DARIKU!" Teriak Liya sambil menangis sejadinya.

Jungkook sudah tidak tahan lagi menahan amarahnya melihat kondisi adik sepupunya tersebut. Bagaimana pun, ia sudah tinggal lama bersama Liya sejak kecil. Ia sudah menganggap Liya layaknya adik kandung.

Jungkook pun pergi menuju kamar lalu membuka lacinya. Ada sebuah kamera yang pernah ia pasang untuk merekam aksi bejadnya kepada Ryuna waktu dulu.

Sementara itu, Ryuna sudah di perbolehkan melepas gip karena kondisinya semakin membaik. Gip di pasang hanya untuk membantu proses penyembuhannya setelah melakukan operasi pemasangan pen pada tulangnya.

Note : pen adalah implan seperti perak untuk memperbaiki keretakan tulang.

Namun dokter sangat menyarankan Ryuna untuk tidak banyak beraktifitas. Karena permintaan Seokjin pada dokter yang merawat Ryuna agar merahasiakan kondisi saraf tangan Ryuna yang saat ini.

Seokjin dan Ryuna pun keluar dari ruangan menuju apotik untuk menebus obat. Saat hendak keluar, terlihat Jimin baru saja masuk ke dalam gedung rumah sakit dalam keadaan masih mengenakan seragam.

Jimin langsung berlari menghampiri Ryuna dan ia melihat jika tangan Ryuna sudah lepas dari lilitan perban.

"Bagaimana?" tanya Jimin.

Ryuna tersenyum kecil dan berkata..
"Kata dokter... kondisiku lebih baik."

"Baguslah... aku ikut senang mendengarnya." ucap Jimin lalu mengusap pipi Ryuna di depan Seokjin.

"Ehem!" dehem Seokjin yang membuat Jimin menarik tangannya lagi.
"Ini rumah sakit... tolong jangan cari masalah denganku." sambungnya.

"Aku tidak mencari masalah... aku hanya ingin tahu kondisi Ryuna... itu saja." jawab Jimin.

"Ryuna baik-baik saja, jadi sekarang... minggir!" seru Seokjin lalu menggandeng adiknya menjauh dari Jimin.

Ryuna hanya menurut sambil sesekali menoleh ke arah Jimin.

******

Keesokan hari di sekolah.

Saat Ryuna hendak menulis tiba-tiba tangannya bergetar dan mati rasa hingga ia menjatuhkan pulpennya. Ryuna terdiam sejenak, tak biasanya seperti ini.

THE ART OF LOVE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang