Sembilan...

1.2K 155 17
                                    

Ryuna POV

Aku membuka mata dan bisa kurasakan seluruh tubuhku masih terasa pegal. Sepertinya aku tidur cukup lama.

Aku melihat ke arah jam dinding di kamarku sudah menunjukan jam 12 malam. Aku tidur selama 14 jam? Dan sekarang perutku terasa sakit, aku lapar sekali.

Saat keluar dari kamar menuju dapur, kulihat sudah ada makanan tersaji di atas meja makan. Hanya makanan sederhana, semangkuk sup kimchi dan nasi merah. Di dekat mangkuk nasi, ada sebuah kertas disana.

"Makan dan habiskan..."

Kata-kata itu lah yang kubaca. Aku tidak mau makan sendirian sekarang, aku ingin Seokjin oppa di dekatku. Hanya dia, sosok yang bisa membuat perasaan dan pikiranku lebih tenang. Satu-satunya keluarga yang kumiliki dan bisa membuatku nyaman, terasa seperti aku terlindungi.

#tok...tok...

"Oppa.... apa kau sudah tidur? kalau belum... bisakah kau temani aku makan malam?" ucapku pelan.

Sebenarnya aku takut jika ia sudah tidur dan aku hanya mengganggunya. Aku tahu dia harus berangkat kerja besok pagi.

Lama aku menunggu di depan pintu kamarnya, tidak ada respon dari Seokjin. Apa mungkin dia sudah tidur?

Aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya yang tidak terkunci. Hanya untuk memastikan jika kakakku benar-benar tidur. Entah kenapa, aku takut jika Seokjin pergi meninggalkanku sendirian.

Dan... iya benar, Seokjin tidak ada di kamarnya.

"Oppa... kau dimana?" aku kebingungan sekaligus takut. Seokjin tidak pernah pergi tanpa memberitahuku.

Aku keluar rumah hanya bermodalkan mengenakan mantel untuk menutupi tubuhku di saat cuaca malam yang cukup dingin.

"Seokjin oppa." gumamku mencari keberadaan kakak.

Berkeliling sekitar tapi jalanannya hanya ada aku dan binatang malam yang terlihat. Deru angin malam begitu membuat tubuhku semakin terasa menggigil.

Apa mungkin aku akan mati kedinginan?

Saat langkahku mengarah ke jalan utama, aku melihat bayangan seseorang yang tinggi dengan bahu lebar berjalan ke arahku.

Itu Seokjin.

Tanpa basa basi aku berlari menghampirinya lalu memeluknya begitu saja.

"Oppa!"

"Ryuna-ya... kenapa kau disini?"

Aku menangis dalam pelukan Seokjin. Aku tidak mau jauh darinya dan sekarang aku merasakan tangan Seokjin membalas pelukanku.

Sungguh nyaman sekali.

Kami pun kembali pulang ke rumah bersama di tengah malam itu. Aku masih penasaran kemana Seokjin pergi. Ia terlihat mengenakan kemeja putih, celana hitam dengan tas selempang. Bahkan wajahnya terlihat sangat kelelahan.

Bahkan saat ia menemaniku makan malam, dirinya tertidur di atas meja makan. Perlahan aku menggerakan tangan kananku. Walau aku tak bisa menggenggamnya erat, setidaknya aku mengusap tangan kakakku.

THE ART OF LOVE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang