Ryuna terbangun dan sadar jika hari sudah malam saat ia melihat keluar jendela. Tapi ada sesuatu yang membuatnya terheran. Ada tangan yang melingkari perutnya saat ini.
Ryuna pun menoleh dan ternyata Jimin masih terlelap sambil memeluknya. Sadar jika Ryuna sudah bangun, Jimin pun mengeratkan pelukannya lalu meletakan dagunya di leher Ryuna.
"Sudah bangun, uhm?"
Ryuna tersenyum dan jujur saja sebenarnya ia merasa nyaman saat ini. Tidak pernah ia merasakan kehangatan seperti ini sebelumnya.
"Jimin-ah... a-aku... aku harus pulang..."
"Baiklah... lima menit lagi... biarkan seperti ini lima menit lagi." ucap Jimin.
Namun Ryuna merasa canggung karena Jimin memeluk tepat di perutnya bahkan sesekali menepuk pelan dan mengusapnya.
Ryuna pun menyingkirkan tangan Jimin dari perutnya lalu bangkit dari ranjang.
"Aku mau pulang..." ucap Ryuna lirih.
"Oke... biar kuantar."
Dan mereka pun pergi berjalan kaki bersama menuju kediaman baru Ryuna. Jimin pun menggenggam erat tangan Ryuna selama perjalanan.
"Kenapa kau tinggal disini?" tanya Jimin.
"Aku hanya ingin jauh dari masalahku..."
"Masalahmu dengan Jungkook?" sela Jimin hingga membuat Ryuna menoleh ke arahnya.
Ryuna pun berhenti lalu menahan genggaman Jimin.
"Maafkan aku... hiks..." ucap Ryuna lalu terisak.Jimin pun berbalik lalu mengusap air mata Ryuna.
"Aku mengerti... aku tidak akan menyalahkanmu... maaf juga pernah menganggapmu sebagai jalang..."Kini Ryuna menatap Jimin dengan matanya yang penuh air mata seolah-olah menatap penuh penyesalan dan kesedihan.
"Aku hamil..." ucap Ryuna.
Jimin terdiam seolah seperti jantungnya tertusuk ribuan pisau berkali-kali. Rasanya bahkan seperti paru-parunya di ikat hingga membuatnya sedikit sulit bernafas.
Sakit, sangat sakit mendengar wanita yang selama ini mengisi hatinya itu ternyata benar-benar hamil sesuai perkataan Jungkook tadi.
Jimin pun mengangguk lalu tersenyum getir sambil melangkah sedikit demi sedikit menarik Ryuna kembali berjalan.
Ryuna pun hanya bisa terisak sambil menundukan kepalanya. Karena ia tahu pasti perkataannya tadi sangat melukai bahkan mengecewakan Jimin.
Tak lama mereka pun sampai di rumah dan terlihat Seokjin yang sedang panik di depan rumah mencari Ryuna.
"Ryuna!" seru Seokjin.
Namun langkahnya terhenti saat melihat Ryuna bersama seorang pria bernama Park Jimin. Tanpa basa basi, Seokjin pun menghampiri Ryuna lalu menarik adiknya.
"Kenapa kau bisa disini?!" tanya Seokjin dengan raut wajah tak suka.
"Oh aku sedang berkunjung ke rumah nenekku yang kebetulan tak jauh dari sini... maaf... aku tidak bermaksud apa-apa pada adikmu, hyung." ujar Jimin.
"Baguslah... karena aku akan melarang kalian-kalian untuk menyentuh adikku... kalian semua berengsek! PERGI!" Seru Seokjin lalu mengayunkan tangannya mengusir Jimin.
Seokjin pun menarik adiknya masuk ke dalam rumah meninggalkan Jimin yang masih berdiri di halaman rumah.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ART OF LOVE (PJM)
FanfictieCinta, marah, kecewa... Perasaan yang tidak semua orang bisa ungkapkan. Sama hal seperti gadis SMA bernama Kim Ryuna. Gadis yang tumbuh dikeluarga sederhana namun diberi bakat menggambar yang luar biasa. Hidupnya yang penuh warna berubah gelap setel...