08. + ziarah makam ibu

531 102 8
                                    

Dipersekian jam Seonghwa masih setia menunggu Hongjoong berkunjung kerumahnya. Setelah pulang dari sekolah tadi,Seonghwa menaiki kamar lalu duduk di balkon kamarnya memperhatikan halaman belakang,siapa tau Hongjoong datang.

Biasanya setiap Hongjoong balapan dia akan mampir dulu ke rumah Seonghwa. Kenapa? Karena jika Hongjoong pulang kerumahnya terlebih dahulu itu akan bahaya. Jadi bisa dibilang Hongjoong bebersih dulu di rumah Seonghwa,untuk menghilangkan bau knalpot.

Tepukan di bahunya menyadarkan Seonghwa. "Nak,minum dulu ini jahenya. Bentar lagi kamu ujian,jangan sakit sakit"

Seonghwa tersenyum simpul lalu meminum jahe sasetan yang ibunya kasih. Setelahnya Bunda turun lagi kebawah membiarkan anaknya sendiri.

"Huh iya ya bentar lagi ujian. Aaahh matematikaaaaa" Seonghwa meraung. Huh jangan yang itu,otaknya akan ngebul jika pelajaran Matematika nanti. Seonghwa itu bidangnya IPS dan IPA. Eh tidak tidak,cukup ips.

"Ngomong ngomong tentang ujian,Hongjoong bisa gak ya?dia kan... aduh Hongjoong ga jago di bidang akademi. Gimana buat ujian nanti?"

Seonghwa mengambil tumpukan buku yang ada di atas meja belajarnya. Dibukanya buku IPS, "Tebel banget,lumayan buat nakol si Hongjoong kalo dia nakal mulu"

Seonghwa berfikir pelajaran apa yang cocok untuk Hongjoong. "Matematika?duh mana jago Hongjoong itung itungan"

"Ips juga gak tau deh,apalagi bukunya tebel gini hampir kayak ensiklopedia upin ipin,baca buku KKPK aja gak pernah sampe habis"

"Ipa juga mana bisa,ipa utang itung mana pake teori lagi,teorinya pusing lagi ribet banyak plot twist"-

Kayak teori mv ateez/

"Apa pelajaran yang cocok buat Hongjoong?anaknya aja nakal,suka banting banting bumi,kelewat santuy lagi. Ck,ribet hidup si Hongjoong"

Sret

Seonghwa menoleh kearah jendela balkon yang digeser. "Hai anindya",Hongjoong tersenyum simpul lalu ikut duduk di dekat Seonghwa. "Apa tuh? Gue cowo,bukan anindya berarti"

"Emang ada ya peraturan nyebut anindya cuma boleh buat cewe? kan gak ada"

Seonghwa memutar bola matanya, menjauh, "Ke kamar mandi dulu,badan kamu bau knalpot" Seonghwa melepaskan tas yang digendong Hongjoong.

Hongjoong mengangguk.

Sambil menunggu Hongjoong,Seonghwa memilah milah buku pelajaran.

"Oh gue tau,Hongjoong kan pernah tinggal di aussie,bahasa inggris cocok buat dia"

Seonghwa mikir lagi. "Tapi kan emang seharusnya semua orang itu pinter dan bisa bahasa inggris? Bego banget yaampun. Ah tapi gapapa deh,seenggaknya ada satu matpel yang bisa Hongjoong targetin"

"Bisa dia jadi translator" Seonghwa memilah buku IPS nya.

"Masa gue jadi translator? Gak gak,ga cocok",Hongjoong yang sudah selesai dengan urusannya langsung duduk kembali.

Seonghwa menaikkan alisnya. "Terus maunya jadi apaan dong?"

Hongjoong tersenyum, "Simpel cita cita gue. Mau tau? Jadi jodoh nya Park Seonghwa",jawabnya tanpa ragu. Cita cita macam apa itu?

Seonghwa melemparkan buku paket IPS dan tepat di kepala Hongjoong. "Lu tau gak yang namanya kurva kehidupan?"

Hongjoong menggeleng.

"Kurva kehidupan itu ngejelasin tentang tingkatnya masa depan. Sama kayak lo joong,kita belum tau gimana masa depan nanti",Seonghwa tertawa kecil.

"Jadi orang itu harus optimis,hwaa"

#3. Lokawigna ; [joonghwa] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang