09.+ Tentang Wooyoung

522 97 4
                                    

Yang digenggam melepas genggamannya dari si taruna. Melonjak gembira memeluk adik manis yang datang berlari dari dalam,lalu katanya si adik- "Bunda datang lagi?!"

Seonghwa meneguk ludahnya bingung. Ternyata anak ini memiliki ingatan yang cukup bagus setelah dua tahun lamanya,apa Seonghwa tidak glow up? Ukh sedih.

"Adek,bude mana?mba dimana?",Hongjoong menyesuaikan tingginya dengan anak manis itu. "Mba di dapur,bude di kamar" jawabnya lalu naik kegendongan Hongjoong,yang sampai sekarang masih dia anggap sebagai 'ayah'.

"Wooyoung apa kabar?"

"Baik bunda. Bunda juga udah lama gak dateng kesini,cuma ayah doang tau",curhatnya kepada Seonghwa. Seonghwa berusaha menjadi pendengar baik,anak di depannya ini bukan siapa siapa dia,tapi Wooyoung begitu menempel pada Seonghwa.

Yang dua tahun lalu ini cuma balas budi belaka katanya sih,dan disini Seonghwa ada. Tentang balas budi ia lupakan,dua tahun sebelumnya Seonghwa menjadi pribadi seorang bunda. Bingung? Sama,Seonghwa pun dibuat bingung oleh oknum Kim Hongjoong.

"Maaf ya adek"

Bude keluar dari kamarnya setelah mengetahui kedatangan Hongjoong juga Seonghwa. Bude tinggal dipedesaan saat ini usianya menginjak tujuh puluh tahun,wajar bude harus ada yang menjaga.

Taruna berdiri lalu menuntun bude duduk. "Kenapa gak bilang? Biasanya cuma Hongjoong yang datang,nak Seonghwa apa kabar?"

"Sehat bude"

Wooyoung turun dari pangkuan Hongjoong lalu menarik kedua tangan Seonghwa. "Bunda ayo ikut,adek mau kasih liat gambaran adek",karena pribadinya bunda,Seonghwa melembut lalu ikut kemana Wooyoung bawa.

"Mau sampe kapan kamu kayak gini,nak. Kasihan adek kamu",tanya bude.

Hongjoong menghela nafasnya. "Tenang bude,Hongjoong pasti bakal bawa Wooyoung. Tapi aku takut papah masih belum nerima"

Sang lawan bicara mengangguk mengerti. Menyalurkan rasa yang sama atas apa yang Hongjoong rasakan. Seperti ini saja bude masih bersyukur Wooyoung masih ada yang merawat,sungguh,bude sudah tua tidak bisa lagi menjaga Wooyoung.

"Papah kamu itu ayah kandung Wooyoung,emang nya papah kamu bakal tega liat anaknya terlantar? Itu nggak akan terjadi,nak"

Hongjoong masih bimbang. Kejadian tahun tahun yang lalu membuat Hongjoong simpati. Wooyoung yang polos dan tidak tahu apa apa harus menerima perlakuan yang kasar. Apa sebagai kakak Hongjoong terima?

"Cepet kamu bawa adek kamu itu ke papah kamu sebelum Wooyoung tumbuh lebih besar. Bakalan susah kalau anak udah remaja"

Hongjoong tertawa simpul, "Biarin bude,biar jadi jagoan kayak Hongjoong"

Bude menggelengkan kepalanya. "Kamu itu masih sama kayak dulu. Ga pernah berubah"

"Gimana mamah kamu sama kakak kamu?masih ngambil adil?"

Hongjoong ngegeleng acuh. "Mamah selalu ngatur Hongjoong,dan Hongjoong gak deket sama Namjoon"

Bude ngangguk ngangguk. "Papah kamu gimana? sering bawa kamu ke makam ibu?"

"Papah itu baik bude,papah lengkapin semua kebutuhan pangan,sangan buat Hongjoong hidup. Tapi paah sama sekali ga pernah nasehatin Hongjoong buat selalu inget ke ibu,ceritain tentang Wooyoung aja papah ga pernah"

"Selupa itu papah kamu sama keluarga yang dulu?selupa itu papah kamu ngelupain anaknya? yang sekarang mungkin dia aja ga tau dimana anaknya yang dia buang"

Dibalik sana,Seonghwa tidak sengaja mendengar pembicaraan Hongjoong dan bude. Yang membuat Seonghwa yakin kalau Wooyoung itu adik Hongjoong yang dibuang.

#3. Lokawigna ; [joonghwa] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang