Beautiful Goodbye

358 31 13
                                    

Sinar matahari pagi sudah masuk ke kamar Chanyeol tandanya hari sudah pagi. Ajaibnya mata Chanyeol bahkan sudah terbuka sebelum matahari terbit. Jelas terbuka, dia kan tidak bisa tidur semalaman meskipun matanya sudah lelah menangis.

Chanyeol hanya cuci muka sebentar lalu turun ke bawah. Di lantai bawah rumahnya ada banyak box-box yang sudah tersusun bahkan mobil pengangkut juga sudah terparkir dengan baik di depan rumahnya.

"Pagi sayang"

"Pagi ma" jawab Chanyeol pelan. Ia hanya mengambil gelas susunya untuk di minum. Setelah habis menegak susunya, Chanyeol beralih ke box-box itu.

"Kau baik? Kenapa kau seperti mayat hidup?" tanya Dongjoo yang melihat Chanyeol pagi-pagi sudah seperti zombie.

Hanya gumaman halus yang Dongjoo dengar.

"Channie sayang.... Ada Yifan di depan" kata mama. Chanyeol yang dengar langsung bangkit berdiri tapi bukan untuk menemui Yifan, ia malah ingin mengambil langkah untuk pergi supaya Yifan tidak lihat dia dan tempat teraman yang bisa tempat ia sembunyi adalah kamar. Dengan sekuat tenaganya Chanyeol berlari menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.

Yifan yang melihat Chanyeol menghindar darinya hanya bisa menghela napasnya.

"Cepat kejar Chanyeol" itu suara Dongjoo yang tiba-tiba ia dengar.

"Dengar. Aku tahu kalian saling cinta dan supaya kalian bertahan kalian yang harus mempertahankan hubungan kalian" kata Dongjoo bijak.

"Silahkan ambil keputusan terakhirmu" kata Papa Chanyeol yang tiba-tiba muncul.

"Sudah tahu apa yang akan kau lakukan? Kalau begitu lanjutkan" mau dilihat dari sisi manapun itu adalah signal lampu hijau untuk Yifan.

Tanpa menunggu lama Yifan segera masuk ke rumah Chanyeol dan segera menuju kamar pacarnya itu.

"Terimakasih" kata mama sambil mendekat ke sang suami

"Hah.... aku ga bisa biarkan Chanyeol menangis begitu. Hatiku sakit melihatnya"

"Itu pilihan yang bagus"

.

.

Dengan napas yang masih belum teratur Yifan sudah berada di depan kamar Chanyeol. Pintu bercat putih itu diketuknya.

"Chanyeol? Sayang? Bisa buka pintunya untukku?"

"Kenapa hyung datang lagi? Pergilah!!"

Yifan masih tidak menyerah, mengikuti perkataan Chanyeol bukan sesuatu yang benar.

"Aku ga akan pergi sebelum kamu mau bicara sama aku Chan. Aku tahu kamu minta putus karena mau pergi kan? Aku ga masalah kalau kamu pindah meskipun kita terhalang jarak dan waktu! Tapi kenapa harus putus?! Jelasin kenapa!"

Tiba-tiba pintu kamar Chanyeol terbuka. "Hyung minta penjelasan?" tanya Chanyeol dengan lirih. Suaranya sudah hampir habis karena terus menangis.

"Kenapa harus putus? Itu ga benar Chan" pinta Yifan

"Hubungan jarak jauh ujungnya pasti berpisah! Kita akan terbatas oleh waktu, kita akan jadi sering bertengkar! Lalu kenapa harus buang-buang wak-"

Chanyeol dibungkam Yifan dengan sebuah ciuman. Ketika Chanyeol belum selesai bicara, Yifan sudah menarik tengkuk Chanyeol untuk dicium. Penolakan Chanyeol sia-sia karena Yifan terlalu mengekangnya dengan erat sampai akhirnya Chanyeol melemah sendiri dan tidak memberi penolakan lagi. Melihat Chanyeol yang sudah tidak menolaknya, Yifan semakin serius dengan ciumannya.

Ciuman itu Yifan lepas, bibir Chanyeol jadi sedikit memerah dan berair.

"Kamu ga cocok berpikir terlalu serius begitu" kata Yifan sambil tersenyum dan mengelus lembut pipi tembem Chanyeol.

What If Love?! [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang