Bab 5

3.3K 294 22
                                    

Happy Reading

Veri POV

Saat ini aku sedang memperhatikan Amora memasak, aku memang memintanya memasak untukku, aku masih belum percaya bahwa seorang putri yang pastinya di manja sama kedua orang tuanya, bisa masuk dapur. Dan ternyata Amora memang beda, dari tadi dia berkutat di dapur ku. Entah apa yang dia masak untukku. Tadi aku hanya membeli beberapa bahan saja.

"Pak kita makan dimana. Aku sudah selesai masaknya." Kata Amora.

"Bawa saja kesini."

Lalu dia mulai menyiapkan makanan yang telah dia masak di meja makan kecil punyaku.

"Silahkan di coba pak, masakanku."

"Terimakasih Nona, saya pikir kamu akan menyerah."

"Masak itu hobiku pak. Kata mommy perempuan itu selain cantik harus bisa memasak juga. Kalau sudah nikah suami juga harus di beri makan, dan alangkah baiknya, kita seorang istri yang memasak langsung untuk suami."

"Mommy mu pasti sangat menyayangi ayah kamu,"

"Itu pasti mereka saling mencintai, walaupun mereka terpaut usia sangat jauh. "

"Gimana pak enak ga?"

"Hemmm, enak banget cocok di lidah saya." Kataku mengacungkan ibu jariku.

"Terimakasih pak." Kulihat dia begitu senang mendapatkan pujian dari ku. Memang benar masakan Amora sangat enak dan sangat cocok di lidahku. Aku baru merasakan lagi masakan selezat ini setelah kepergian ibuku. Dulu masakan yang paling enak adalah masakan ibuku, walau kami pernah makan nasi hanya di campur garam saja. Aku sedikit sedih mengingat ibuku.

"Pak kenapa bapak menangis "

"Maaf, saya hanya teringat masakan ibu saya. Dia juga pinter masak seperti kamu."

"Saya minta maaf pak. Saya ga tau kalau ibu bapak sudah ga ada."

"Ga apa-apa, terimakasih kamu sudah memasak yang enak untuk saya hari ini."

"Kalau bapak mau, saya bisa kok membuatkan makan siang untuk bapak."

"Emang boleh."

"Boleh. Tapi harus di makan ya ."

"Itu pasti. Asal kamu tidak keberatan memasak untuk saya."

"Saya ikhlas pak masak untuk bapak. Itung-itung latihan nanti kalau sudah nikah."

"Emang kapan kamu mau nikah. "

"Ya kalau ada jodohnya aku ingin secepatnya menikah, ehh tapi entar aja kalau sudah lulus kuliah."

"Amora bisa tidak kamu jangan panggil saya bapak kalau di luar kampus, maksudnya kalau kita lagi berduan seperti ini."

"Emang kita akan berduan seperti ini lagi nanti."

"Katanya kamu kan mau memasak untuk saya. Jadi kita akan sering-sering ketemu dong."

"Terus saya harus manggil bapak apa. Om paman unlce ayah daddy. Atau apa pak."

"Emmm terserah kamu yang penting jangan bapak. Kesannya saya tua banget."

"Oke. Bagaimana mana kalau aku panggil bapak dengan sebutan daddy."

"Itu lebih keren."

"Terimakasih daddy. "

Setelah makan kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Ternyata dia sangat asyik. Tak terasa waktu hampir sore, saatnya dia pulang. Katanya dia berbohong kepada orang tuanya, dia bilang akan pergi bersama temannya.

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang