Bab 10 Menghilang

3.5K 294 48
                                    

Selamat membaca

Mau lqnjut?
Vote dulu ya... Terimakasih

Amora POV

Saat aku membuka mataku, hal pertama yang ku lihat adalah wajah tampan laki-laki yang sudah memilikiku seutuhnya. Mengingat kejadian semalam membuatku tersenyum, aku memberikan harta yang paling berhargaku pada laki-laki yang sangat ku cintai saat ini. Aku tahu apa yang kami lakukan tidak benar. Dan aku berharap aku tidak akan menyesalinya di kemudian hari.

"Morning my Queen," ku lihat dia membuka matanya. Dan tersenyum kearahku.

"Morning dad,"

"Bagaimana tidurmu?, nyenyak?"

"Badanku sakit semua dad, apalagi di bagian sana," wajahku sedikit merona mengingat semalam pak Veri sudah melihat semua tubuhku.

"Maafkan daddy ya, semalam daddy begitu bersemangat sehingga membuatmu kelelahan." Lalu dia mengecup bibirku kilat. Aku hanya diam sambil menutup mataku.

Entah bagaimana setiap sentuhan yang dia berikan semalam membuatku mabuk kepayang. Tubuhku tidak bisa menolak walau otakku ingin berkata tidak. Pak Veri benar-benar membuatku gila, dia terus melakukannya sampai pagi, tenaganya sangat kuat walau dia sedang tidak enak badan.

"Masih sakit?" Katanya sambil melirik ke bawah selimut ku.

"Hemm," aku mengangguk.

"Mau daddy obatin,?" Aku mengangguk lagi. Lalu dia menyingkab selimut yang menutup tubuh kami berdua, ya kami tidur masih dalam keadaan naked.

Kemudian dia naik ke atas tubuhku, ku lihat senjata yang semalam sudah menembus keperawananku kembali tegang. Aku hanya memejamkan mataku ketika pak Veri mulai memasukiku lagi. Walau terasa sakit, ada rasa berbeda yang ku rasakan saat ini, rasa sakit itu perlahan mulai hilang.

Dan pagi ini untuk yang kesekian kalinya kami melakukan penyatuan. Kami berhenti ketika aku benar-benar sudah kehabisan tenagaku.

Siang harinya setelah aku sedikit istirahat, kami melanjutkan perjalanan kami untuk pulang ke villa. Hari ini adalah hari terakhir kami di Jogja. Besok aku dan rombongan harus kembali ke Jakarta.

Setelah mengantar ku ke villa, pak Veri pamit dia akan langsung kembali ke Jakarta, dia kesini memang naik pesawat, jadi sekarang dia harus pergi ke Bandara, karena dia mengambil penerbangan malam.
Untung anak-anak sedang pergi ke pasar untuk membeli oleh-oleh, jadi tidak ada yang melihatku pulang bersama pak Veri.

Sebenarnya pak Veri sudah bilang pada dosen yang bertanggung jawab pada acara ini, bahwa aku akan pergi bersamanya, entah apa yang dia katakan pada dosen itu sehingga memperbolehkanku pergi dengannya.

"Amora lu kemana aja sih, dua hari dua malam pergi berduaan aja, gila lu." Kata Risa ketika masuk ke dalam kamar. Kulihat dia habis belanja.

"Maaf, nanti gua ceritain"

"Pokoknya semuanya lu ceritain ga ada yang di sembunyikan dari gua,"

"Iya,,, iya,, bawel bangat sih."

"Harus dong, secara lu kan anak gadis."

Deg

"Aku bukan gadis lagi sekarang" lalu ku ingat mommy dan babah. Pasti mereka kecewa padaku.

"Arrrggghhh " pusing aku.

"Lah lu kenapa Mor."

"Gua mau mandi dulu."

"Ehh kita kan belum selesai ngomong, "

"Nanti di sambung lagi." Lalu aku pergi ke kamar mandi.

Ku lihat tubuh polos ku di cermin yang ada di kamar mandi ini. Ada beberapa tanda cupang atau kiss mark yang di buat pak Veri di tubuhku.

"Mommy Babah maafin Mora, anak gadis kalian sudah tidak gadis lagi."
Pasti mereka kecewa bangat padaku, apalagi laki-laki yang sudah tidur dengan ku, laki-laki yang sangat di benci keluarga ku.

__________________________

Dua bulan berlalu

Amora POV

Sejak kejadian di Jogja dua bulan lalu, aku belum bertemu dengan pak Veri lagi. Selama dua bulan itu juga dia sulit untuk di hubungi, dia tidak datang ke kampus.
Ketika ku tanya pada pihak kampus, dia tidak ngomong apa-apa malah masih terdaftar sebagai dosen di kampus ini.

Beberapa hari ini aku merasakan ada yang berbeda di dalam tubuhku, perasaan ku mulai tak tenang. Aku takut sungguh takut. Ya Tuhan, ini jangan sampai terjadi.

"Mora, sayang kamu kenapa?, sakit?" Tanya mommy. Aku menggeleng, tiba-tiba perutku terasa mual.

"Mungkin Mora masuk angin mom," aku sudah tak tahan lagi, aku langsung lari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutku. Tapi hanya cairan bening yang keluar.

"Kalau sakit ga usah pergi kuliah,"

"Ga apa-apa mom, Mora baik-baik aja. Semalam Mora kurang tidur banyak tugas,"

"Ya sudah, tapi kalau kamu sakit langsung telepon mommy, oke."

"Oke mom."
Aku langsung siap-siap pergi ke kampus, aku harus pergi dan memastikan sesuatu.

********

"Lu kenapa sakit?" Tanya Risa ketika aku baru masuk kelas.

"Enggak, "

"Pak Veri kemana ya, udah dua bulan ga dateng-dateng,"

"Ga tau, nomornya ga aktif." Tiba-tiba aku merasa perutku kembali mual. Oh Tuhan ....

"Mora lu ga apa-apa, "

"Gua takut Ris," seketika Risa mulai mengerti apa yang aku takutkan, aku memang sudah cerita sama Risa semuanya termasuk hubunganku dengan pak Veri.

"Kita lihat dulu, Mor. Siapa tahu lu salah."

"Oke, tapi anter gua ya."

"Hem,"

********

Aku sedang menunggu hasil yang sedang aku coba, ya akhirnya aku membeli test pack, kemarin dengan Risa.

"Ya Tuhan semoga hasilnya negative, "
Aku membeli lima alat tes kehamilan sekaligus. Ku buka hasilnya perlahan, dan ternyata semuanya....

"Garis dua, itu artinya aku positive,"

Bersambung

Jangan lupa mampir di Instagram ku ya @eun_tut05 dan follow, Dm kalo mau aku folback

Typo bertebaran mohon di koreksi ya

THB

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang