Bab 13 Keputusan Amora

3K 305 30
                                    

Happy Reading

Author POV

Telihat seorang wanita dengan perut buncitnya sedang mendorong troli di salah satu supermarket terkenal di negeri jiran Singapore. Dia dan sahabatnya yang baru datang kemarin dari Indonesia.

Hari ini setelah pulang dari rumah sakit memeriksa kandungannya Amora dan Risa, ya wanita dengan perut buncit itu Amora dan sahabatnya Risa, saat ini mereka berada di supermarket sedang belanja bulanan.

Singapore?, betul, Amora memutuskan tinggal di Singapura selama masa kehamilan nya. Sekarang usia kandungannya menginjak delapan bulan, itu artinya tinggal menunggu sebulan lagi dia akan bertemu dengan anaknya. Veri. Selama delapan bulan ini laki-laki itu belum menghubungi Amora.

Flashback

"Kalian tidak akan menyuruh Mora untuk menggugurkan bayi ini kan?" Tanya Amora menatap kedua orang tuanya. Tadi dia mendengar pembicaraan Hadi dan Indah. Amora bertekad akan mempertahankan anaknya apapun yang terjadi termasuk kalau orang tuanya menolak kehadiran bayi ini.

"Mora.... " kata Indah

"Enggak ... Mora ga akan membunuh anak ini," kata Amora sambil terus menangis hingga ia kehilangan kesadarannya.

           ******

Pukul delapan pagi Indah masuk ke kamar putrinya membawakan sarapan.

"Pagi sayang, makan buburnya lalu minum obat dan vitaminnya." Kata Indah dia membawa semangkuk bubur yang ia buat. Memang jika anak-anaknya sakit dia yang membuat bubur untuk mereka. Semalam ketika Amora pingsang Hadi dan Indah sangat panik, mereka langsung menghubungi dokter pribadi keluarganya. Dokter mengatakan Amora hanya kelelahan  dan banyak pikiran, di tambah kondisinya yang tengah hamil muda, dokter menyarankan agar Amora tidak terlalu stress supaya tidak membahayakan janinnya.

"Mau mommy suapin?" Amora mengangguk. Kemudian dengan penuh kasih sayang Indah menyuapi putri tunggalnya.

"Maafkan Mora mom, Mora udah buat babah dan mommy kecewa." Kata Amora sambil menitikan airmatanya.

"Mommy dan babah mu sudah memaafkan kamu, kami hanya kecewa sama kamu, Mora." Kata Indah

"Veri itu bukan laki-laki baik Mora, mommy lebih dulu mengenalnya, dari zaman Sekolah Menengah Pertama, dia itu sudah sering menyakiti banyak wanita, termasuk mommy, kamu tahu kan mommy pernah pacaran dengan nya walau hanya satu bulan. Waktu kami masih pacaran dia terang-terangan berjalan dengan wanita lain di depan mommy padahal waktu itu status kita masih pacaran. Untung waktu itu mommy belum terlalu mencintai nya, mommy berpacaran dengan nya hanya karena mommy ingin terlihat keren di depan anak-anak sekolah karena mommy pacaran dengan seorang Veri Hardian. Jadi ketika kita putus, mommy tidak menangisi nya."

"Sekarang kamu lihat kan, setelah berhasil mengambil apa yang seharusnya kamu berikan pada suamimu kelak, dia pergi meninggalkanmu begitu saja. "

"Mora minta maaf mom, Mora tidak mendengarkan perintah mommy dan babah. Mora pikir pak Veri udah berubah, Mora sangat mencintainya mom, sangat." Amora kembali menangis.

"Dia bilang dia juga mencintai Mora dan tidak akan pernah meninggalkan Mora."

"Sayang, semua laki-laki yang ada maunya pasti ngomong begitu, itu semua tipu muslihat mereka untuk mendapatkan yang mereka inginkan."

"Terus sekarang Mora harus apa. Jangan bilang Mora harus membunuh bayi ini. Mora ga mau, anak ini ga salah apa-apa."

"Siapa yang nyuruh kamu menggugurkan bayi kamu. Kenapa kamu berpikiran seperti itu. Babah sama mommy emang kecewa sama kamu, tapi kami bukan pembunuh bayi yang tidak berdosa."

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang