Bab 17 Melepas Rindu

4.1K 335 40
                                    

Ada yang nungguin, update yang ketiga untuk hari ini buat kalian yang suka sama Amora 🥰

Selamat membaca

Author POV

Di dalam mobil para penculik itu Amora hanya diam, dia terus memperhatikan salah satu dari mereka. Dia hapal bau wangi tubuh itu, tatapan matanya, tapi  Amora mencoba menetralkan hatinya. Sampai dia tahu akan dibawa kemana dia sekarang. 

"Kerja yang bagus," kata wanita yang sudah menunggu mereka di sebuah rumah kecil di daerah terpencil jauh dari kota sekarang.
Amora ingat wanitu itu yang dia lihat bersama Veri beberapa hari lalu.

"Bawa kemana dia," kata Veri sambil menuntun Amora, wajahny masih menggunakan masker.

"Bawa masuk kedalam, kalian jaga dia jangan biarkan dia kabur." Ujar Eliza. Ya wanita itu adalah Eliza, dalang dari penculikan Amora.

"Aku akan kembali ke kota, mungkin besok aku kembali ke sini, ada urusan yang harus aku lakukan dengan laki-laki tua itu." Ujarnya lagi.

Kemudian Veri membawa Amora masuk kedalam rumah dengan hati-hati. Rumah kecil tapi cukup nyaman. Lalu di membawa kekasihnya itu ke salah satu kamar.
Di dalam kamar juga lengkap ada ranjang yang cukup besar, lemari pakaian dan toilet di dalam kamar. Entah rumah siapa yang wanita itu sewa, yang pasti rumah itu sangat nyaman.

"Istirahat lah," kata Veri pada Amora lalu dia pergi meninggalkan Amora dalam kamar sendirian. Tak lupa dia mengunci pintu dari luar.

           **********

Amora POV

Aku tidak tahu dimana aku sekarang, entah apa tujuan mereka mengurungku disini. Apa pak Veri akan membunuhku, apa dia tidak menginginkan anaknya sehingga dia melakukan ini padaku. Ya Tuhan lindungilah hamba dan anak hamba.

Kamar yang aku tempati sekarang cukup nyaman bagiku. Sebenarnya aku lapar tapi tidak tahu aku harus makan apa. Dan Veri kemana juga dia sejak membawa ku kesini dia belum menemuiku lagi. Mungkin dia benar-benar ingin balas dendam melalui aku.
Airmataku tak terbendung lagi, aku benar-benar pasrah pada nasibku sekarang.

Terdengar suara kunci pintu di buka, entah siapa yang akan masuk sekarang. Pak Veri. Ternyata dia yang masuk, sambil tersenyum dia menghampiri ku. Sungguh aku sangat merindukannya, tapi aku mencoba menahannya.

"Sayang, maafkan daddy, lama ya. Daddy beli makanan untuk kamu." Aku tak menjawabnya.

"Amora, sayang maafkan daddy," lalu dia mendekatiku dan langsung memelukku.

"Maaf, sudah lama menunggu"

"Daddy jahat. Kenapa.. kenapa..." Aku terus memukul dadanya dengan sisa tenaga yang ku punya. Dia membiarkan aku terus memukulnya menumpahkan segala amarahku.

"Sudah puas," katanya lalu mengusap air mataku. Lalu mencium keningku.

"Maaf untuk segalanya, pasti sulit melewati ini sendirian," ujarnya lagi, lalu tangan nya mengelus perutku kemudian menciumnya.

"Hallo baby. Ini daddy kamu. Maafkan daddy baru datang," dia terus mencium perutku.

"Sayang dia bergerak," katanya kaget merasakan tendangan dari anaknya.

"Iya, dia sering nendang apalgi sekarang semakin aktif, sudah tidak sabar keluar." Kulihat pak Veri menitikan airmatanya.

"Terimakasih sayang, kamu sudah mau mengandung darah dagingku, mau mempertahankan nya."

"Sudah pasti aku mempertahankannya dia kan anakku." Aku mencoba mencairkan suasana.

"Anak daddy juga sayang. Kan kita bikinnya berdua."

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang