Bab 15 Berhenti Berharap

3.5K 316 28
                                    

Happy Reading

Amora POV

Hari ini jadwalku memeriksakan  kandunganku ke salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Singapura.
Ya aku memutuskan untuk pindah ke Singapura, sejak enam bulan yang lalu. Sampai saat ini pak Veri masih belum menghubungi ku. Aku tidak tahu kenapa dia meninggalkan ku.

Dulu aku yakin dia sudah berubah, itu sebabnya aku mau menerima dia, memberikan harta yang paling berhargaku padanya. Tapi ternyata apa yang orang tuaku takutkan terjadi, dia memang tidak pernah berubah. Tapi untuk saat ini aku hanya fokus pada kehamilanku, dokter menyarankan agar aku tidak terlalu banyak pikiran.

(Dialog Amora dengan dokter pake bahasa  Inggris ya. Seperti biasa karena aku baik hati jadi langsung di terjemahkan. Wk wk).

"Bagaimana keadaan bayi saya Dok." Tanya ku pada dokter kandunganku, dokter Marsha.

"Menurut hasil pemeriksaan semuanya normal, berat badannya juga sudah dua koma satu kilogram, sepertinya dia besar ya." Aku hanya tersenyum, mungkin dia akan mirip dengan daddy nya.

"Bagaimana persiapan mommy menyambut baby, apakah ada keluhan,"

"Tidak ada dok semuanya baik-baik saja."

"Apa mommy masih mengikuti senam hamil?"

"Iya dok. Seperti yang dokter sarankan. Saya masih ikut senam hamil."

"Bagus, senam hamil dapat membantu mempermudahkan persalinan kelak. Coba lihat mom. Apakah dia sangat aktif?"

"Iya, dia sangat aktif apalagi beberapa hari ini."

"Jangan khawatir itu bagus mom."

"Lihat mom, kepala baby sudah berada di rahim bagian bawah dengan pisisi siap lahir. Namun posisi nya bisa berubah menjelang persalinan. Tapi mommy tidak usah khawatir," aku hanya mengangguk.

"Apakah mommy tidak ingin tahu jenis kelamin baby,"

"Tidak dok, biar nanti jadi kejutan, tinggal sebulan lagi kita bertemu, "

"Oke kalau begitu. Pertemuan terakhir kita nanti sebelum lahir,"

"Terimakasih banyak dokter."

"Sama-sama. "

          ***********

Sebelum pulang kerumah kita mampir dulu di supermarket untuk membeli barang-barang yang sudah kosong di rumah. Di Singapura aku tinggal dengan kak Arkan dan uncle Athala. Di sini kita tinggal di rumah eyang Maria yang sekarang jadi milik oma Rahmi. Setiap sebulan sekali opa Erlan dan oma Rahmi selalu datang ke Singapura untuk mengunjungi kami. Begitu juga dengan mommy dan babah.

"Mor, kita beli apa lagi?" Tanya Risa, dia juga sering datang mengunjungi ku sebulan sekali.

"Aku mau beli buah. Kamu apa lagi yang mau di beli?"

"Aku ke tempat snacks dulu ya. Mau beli banyak buat nanti malam kita nonton drakor"

"Oke, kalau sudah tunggu di kasir ya," Lalu aku pergi ke tempat buah-buahan. Kami pergi di antar salah satu supir keluarga, selama di sini babah tidak mengizinkan ku mengemudi mobil sendiri.

        **********

Author POV

Setelah dari supermarket Amora dan Risa pergi mencari makan terlebih dahulu, seiring bertambah usia kandungannya Amora memang sering merasa lapar. Saat ini mereka tengah berada di sebuah restaurant.

"Pelan-pelan Mora makannya, ga bakal ada yang ngambil juga," kata Risa melihat bagaimana Amora makan.

"Abis gua laper banget," kata Amora tak memperdulikan omongan Risa.

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang