Bab 12 Masih Menunggu

3K 256 44
                                    

Happy Reading

Author POV

Hadi terlihat sangat murka mengetahui putri kesayangan nya hamil di luar nikah, apalagi laki-laki yang menghamili putrinya adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang ingin melecehkan istrinya dulu sehingga menyebabkan istrinya keguguran.

Amora masih berlutut di depan ayahnya sambil menangis. Indah sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini.

"Apakah laki-laki itu memaksa kamu berhubungan dengan nya?" Tanya Hadi. Amora hanya diam, dia akan memaafkan Amora  seandainya putrinya di paksa oleh Veri.

"JAWAB, Amora" teriak Hadi semakin marah. Untung dia bukan laki-laki penyakitan, langsung sakit mengetahui putrinya hamil. Ini kali pertama Hadi membentak putrinya.

"Tidak. Tidak ada yang memaksa Mora melakukan nya dengan pak Veri." Kata Amora sambil terus terisak.

"Jadi kamu melakukan nya atas dasar suka sama suka?" Amora mengangguk.

"Bukankah aku sudah bilang jauhi laki-laki bajingan itu, kenapa kamu masih berhubungan dengan dia," ucap Hadi sambil menahan amarahnya agar tidak berbuat kasar.

"Maafkan Mora."

"Apakah dengan kata maaf bisa mengembalikan kamu seperti dulu lagi."

" Tidak bisa kan,"

"Kamu sudah benar-benar membuat babah kecewa Mora."

"Apa salah kami sehingga kamu berbuat seperti ini, apa kasih sayang yang kami berikan tidak cukup,hah"

"Kenapa kamu menghancurkan kepercayaan yang sudah babah dan mommy mu berikan, Amora?"

"Kenapa. Kenapa harus laki-laki bajingan itu." Kata Hadi menurunkan nada bicaranya. Menahan sesak di dadanya. Untuk yang kedua kalinya dia menangis karena putrinya, dulu sembilan belas tahun lalu saat dokter mengatakan Amora sudah tidak bernyawa, dan sekarang kenyataan bahwa putri semata wayangnya sudah mengecewakannya.

Amora masih diam, ini salahnya, sekarang dia  orang tuanya sangat kecewa padanya.

"Sekarang dimana laki-laki itu," tanya Hadi

"Mora ga tau dimana pak Veri sekarang, dia menghilang sejak dua bulan yang lalu," jawab Amora

"Apa maksud kamu, menghilang" Hadi tak mengerti.

"Jadi, terakhir kalinya Mora bertemu pak Veri itu di Jogja, kemudian  sampai saat ini dia belum menghubungi Mora lagi. Dia belum tahu kalau Mora sekarang sedang mengandung anaknya, " ucap Amora lirih.

"Dasar laki-laki bajingan." umpat Hadi, dia mengepalkan tangannya mengetahui Veri pergi setelah menghancurkan putrinya.

"Kamu lihat kan, laki-laki seperti apa Veri itu. Pasti sekarang dia senang sudah menghancurkan kamu."

"Tapi, Mora sangat mencintainya. "

"Cinta kamu bilang, kalau dia mencintai kamu, dia tidak akan menghancurkan kamu lalu pergi begitu saja."

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan, kalau aku berhasil menemukannya," kata Hadi. Lalu pergi meninggalkan Amora. Di susul Indah pergi mengikuti suaminya.

"Kak Mora," kata Algis, remaja itu dari tadi sudah mendengar pembicaraan kakak perempuan dengan orang tuanya.

"Kakak bangun dulu, kasihan anak kakak." Algis kemudian membantu kakaknya duduk di sofa.

"Terimakasih," Amora tersenyum pada adik satu-satunya itu.

"Kakak ga boleh bersedih itu ga baik buat ibu hamil. Aku ga mau keponakan ku ikut sedih kalau ibunya sedih." Kata Algis

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang