Bab 16 Bertemu

3.4K 319 27
                                    

Selamat membaca ❤

Author POV

Sesampainya di rumah Amora langsung masuk ke kamarnya, di kamar Amora terus menangis.
Dia menangisi kebodohannya dulu, kenapa dia begitu percaya sama laki-laki itu, padahal semua orang sudah memperingatinya agar dia tidak lagi berhubungan dengan seorang Veri Hardian. Tapi dia seolah menutup telinganya tidak mendengarkan omongan orang lain, termasuk orang tuanya.

Hanya satu yang tidak pernah dia sesali atas kebodohan yang dia buat.  Yaitu kehadiran makhluk kecil yang sekarang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Bagi Amora bayinya bukan aib melainkan anugerah terindah yang di kirimkan Tuhan untuknya, walau dengan cara yang salah.

"Mora, sayang buka pintunya, nak." Kata Rahmi, dia begitu khawatir karena sejak pulang dari restoran Amora belum keluar kamar.

"Amora, buka pintunya, kalau kamu ada masalah cerita sama kita, kasihan bayi kamu kalau kamu terus-terusan menangis, ingat. Pikirkan bayi kamu juga." Ujar Erlan, dia juga khawatir pada cucu perempuannya itu.

Ceklek

Pintu kamar Amora di buka. Terlihat wajah Amora sangat kacau. Di pastikan dia menangis cukup lama.

"Maafin Mora. Buat kalian khawatir. "

"Ga apa-apa. Ayo makan dulu. Kasihan baby kamu." Kata Rahmi. Lalu masuk ke kamar Amora.

"Sebentar lagi orang tua kamu datang,"

"Iya opa."

"Kalau kamu ada masalah cerita oke. Sekarang kamu makan terus bersih-bersih, opa tidak ingin mommy dan babahmu melihat kamu seperti ini, setidaknya sampai mereka tahu permasalahanmu," ujarnya lagi. Amora hanya mengangguk.

"Sebenarnya ada apa kenapa Mora menangis," tanya Rahmi lembut.

"Tadi Mora melihat pak Veri dengan wanita lain di restoran, "

"Maksud kamu, ayahnya baby?"

"Iya oma, ternyata dia benar-benar meninggalkanku demi wanita lain."

"Mungkin wanita itu saudaranya atau sepupunya. "

"Dia hidup sendirian selama ini,tidak punya siapa-siapa, itu yang Mora tau," Amora kembali terisak mengingat Veri berjalan dengan wanita lain.

"Sudah.. sudah kamu ga pantas nangisin dia,"

"Sekarang mandi ya biar seger. Kakakmu sedang menjemput orang tua sekarang." Memang Hadi dan Indah akan tinggal disini sampai Amor melahirkan katanya mereka tidak ingin melewatkan proses kelahiran cucu pertama mereka. Selama ini Hadi dan Indah hanya mengunjungi Amora sebulan sekali.

"Jadi benar kan laki-laki bajingan itu hanya mempermainkan kamu." Ujar Hadi ketika mendengar cerita Amora bahwa dia melihat Veri dengan wanita lain.

"Maafin Mora, ternyata dia memang tidak berubah. Mora yang bodoh percaya sama omongannya."

"Ini bukan salah kamu. Berhenti menangisi nya. Masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dia," ujar Hadi, dia benar-benar murka saat ini. Dia sempat berpikir akan menerima Veri kalau pria itu datang menemuinya, tapi sekarang akan benar-benar menutup pintu maaf bagi Veri.

Saat ini mereka semua sedang sarapan pagi. Hadi dan Indah sampai tadi malam, dan baru pagi ini Amora menceritakan masalah Veri pada orang tuanya.

"Laki-laki seperti Veri tidak pantas kamu tangisi, kita yang akan merawat anak kamu bersama-sama, mulai detik ini kamu harus benar-benar melupakan dia dan hanya fokus pada anak kamu saja, oke" kata Indah.

AMORA (Aldama Family seri ke 2) EBOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang