"Itu tu, kunci sepeda motor gue nggak ada" Jawab Arin sembari menelusuri jalan siapa tau aja dia menjatuhkan kuncinya.
"Ha? Kok bisa sih emang lo taruh dimana tadi? " Tanya Sekar pada Arin.
"Gue taruh di saku celana tadi" Jawab Arin
"Yaudah lebih baik kita cari, siapa tau aja jatuhnya gak jauh-jauh dari sini dan nggak ada yang ngambil" Ujar Sekar sambil melihat-lihat bawah.
Mereka terus mencari keberadaan kunci sepeda motor Arin. Setelah berapa menit mereka juga tak menemukan kuncinya.
"Haduh gimana nih, belum ketemu juga sedari tadi kita cari" Keluhan Arin
"Gimana kita mau dapat orang kita nyarinya bersama, gimana kalau kita nyarinya pisah siapa tau dapat" Usul Sekar
"Boleh juga sih ide lo, gue juga takut nanti dimarahin bokap gue" Jawab Arin setuju dengan pendapat Sekar.
Mereka akhirnya berpisah untuk mecari kuncinya. Mereka terus mencari ke sana kemari untuk bisa menemukan kunci sepeda motor Arin. Disaat Arin mencari kuncinya dibawah panggung dia dikejutkan dengan kedatangan tiga cowok tampan yang umurnya tidak terlalu jauh dari Arin.
"Haduh kemana sih lu kunci, bisa nggak sih nggak ngerepotin gue" Kesal Arin yang tak kunjung menemukan kuncinya.
Sedang 3 cowok dihadapan Arin bingung kenapa cewek didepannya terlihat kesal dan berbicara sendiri. Mereka pun bertanya-tanya ada apa dengan cewek didepan mereka itu.
"Eh Var, lo tau nggak itu cewek depan kita kenapa? " Tanya Adit pada Varo
"Entah, gue juga nggak tau mending lu tanya sendiri aja" Jawab Varo sambil menaikkan bahunya
"Yaudah mending kita samperin aja" Ucap Adit sambil melangkahkan kakinya dan menggandeng tangan sahabatnya untuk mendekati cewek yang sedari tadi mereka liat.
"Eh eh mau kemana sih asal tarik-tarik aja" Kesal Nino tapi tetap melangkah kan kakinya.
"Udah iku aja kenapa sih" Kesal Varo
Akhirnya Nino pun pasrah, dia mulai mengikuti sahabatnya tersebut. Meraka bertiga mulai mendekati cewek tersebut. Ketika udah dekat Adit memanggil cewek tesebut dan membuat kepala cewek tersebut terbentur dengan panggung.
"Mbak" Panggil Adit dengan suara sedikit keras
Dug
"Aawh sakit" Keluhan Arin sambil memegang kepalanya yang terbentur panggung karena terkejut.
"Eh maaf gue nggak bermaksud ngagetin lo" Ucap Adit dengan perasaan bersalah.
"Aduh lagian kalau mau manggil itu liat kondisi dulu kenapa sih, sakit nih kepala gue" Kesal Arin
"Ya maaf mbak gimana kalau saya obatin" Tawar Adit
"Nggak usah makasih" Jutek Arin
"Lo sih Dit, anak orang main dikagetin aja" Ucap Varo
"Ya kan gue nggak tau kalau kejadiannya kek gini" Balas Adit
"Udah-udah, kalian ngapain disini" Sambar Arin sambil memutar bola matanya malas
"Justru itu gue kesini itu mau tanya ngapain lo dibawah panggung kita? "Tanya Adit sambil memasang wajah curiga.
"Kunci gue hilang" Jawab Arin ketus
"Kok bisa hilang sih terus memangnya lo tadi liat konser kita sampai bawah panggung" Ujar Varo sambil menaikkan salah satu alisnya
"Nggak juga sih, tadi gue liat didepan panggung" Tunjuk Arin ke depan panggung
"Yaudah kalau gue bantuin gimana? " Tawar Adit
"Emang nggak apa-apa" Balas Arin
"Ya, nggak apa-apa siapa juga yang mau ngelarang" Ujar Adit
"Ya siapa tau aja nggak boleh sama siapa gitu? " Tanya Arin
"Nggak apa-apa santai aja" Jawab Adit dengan senyumnya
"Yaudah terserah lo aja deh" Ujar Arin
"Oh ya kita belum kenalan nama gue Raditya Safwan Abian panggil aja Adit, dan ini sahabat yang udah gue anggap saudara gue sendiri Nino Farnandez Albar panggil aja Nino, kalau yang satunya ini namanya Dika Alvaro Maldin" Ucap Aditya memperkenalkan dirinya dan sahabatnya.
"Hm kalau lo sendiri siapa nama lo? " Tanya Adit pada Arin
"Oh nama gue Farina Nadaila Ulfa panggil aja Arin" Jawab Arin memperkenalkan dirinya disertai senyuman.
Sedangkan Sekarang yang berada tidak jauh posisinya dengan Arin pun berteriak untuk bertanya apakah Arin sudah menemukan kuncinya apa belum.
"RIIN... UDAH APA BELUM? DARI TADI NYEROCOS MULU LO NGGAK CARI" Teriak Sekar yang melihat Arin berbicara sama 3 cowok yang tidak dia ketahui karena membelakanginya.
"IYA-IYA GUE INI JUGA LAGI NYARI " Balas Arin sambil teriak juga.
"Yaudah gue mau cari kunci gue dulu kalau kalian mau bantu ya silahkan kalau enggak juga nggak apa-apa" Ucap Arin pada 3 cowok didepannya
Akhirnya mereka berempat mencari kunci tersebut disekitaran panggung. Tak lama kemudian kuncinya di temukan oleh Sekar. Kemudian Sekarang manggil Arin untuk segera pulang.
"Rin udah ketemu nih yok pulang" Ajak Sekar pada Arin.
Adit, Varo, Nino dan Arin pun menoleh kepada Sekar yang telah memegang kunci ditangannya.
"Ayok Rin pulang udah malam nih ayo" Ajak Sekar pada Arin yang tak kunjung beranjak dari tempat dia berdiri.
"Iya-iya, mending lu ke parkiran dulu aja entar gue nyusul " Jawab Arin
Akhirnya Sekar melangkahkan kakinya menuju ke parkiran untuk menunggu Arin. Sedangkan setelah Sekar pergi Arin ngobrol sama Adit terlebih dahulu.
"Makasih ya tadi udah bantu gue nyariin" Ucap Arin pada Adit
"Iya santai aja kali" Jawab Adit
"Yaudah kalau gitu gue pamit pulang dulu" Pamit Arin sambil mulai beranjak.
"Eh eh Rin tunggu" Cegah Adit pada Arin yang mulai beranjak pergi
"Iya ada apa Dit? " Tanya Arin keheranan
"Gue mau nanya nih, tadi itu siapa ya? " Tanya Adit penasaran sama cewek yang sudah menemukan kunci tadi
"Oouh itu tadi sahabat aku, dia sahabat yang sudah saya anggap seperti adik gue sendiri" Jawab Arin
"Kalau boleh tau siapa namanya? " Tanya Adit lagi
"Namanya Sekar Naulia Ferninda panggil aja dia Sekar" Jelas Arin
"Dia cukup manis dan menarik" Gimana Adit pelan
"Gue boleh nggak minta nomer Sekar" Pintar Adit
"Aduh gimana ya" Ucap Arin tak yakin
"Ayolah pliss boleh ya" Mohon Adit
"Oke bakal gue kasih, tapi jangan lo sebar kan nomernya Sekar karena dia nggak suka jika privasinya diganggu" Putus Arin
"Iya deh iya" Balas Adit sambil tersenyum
"Yaudah nih" Ucap Arin sambil menyerahkan nomernya dan nomer Sekar
"Oke udah gue simpen, makasih" Ujar Adit
"Yaudah gue pulang dulu kasihan Sekar dari tadi nunggu gue" Pamit Arin
"Oh iya, hati-hati" Balas Adit
Arin hanya menganggukan kepalanya dan mulai melangkah meninggalkan konser diadakan, untuk menuju ke parkiran dimana Sekar berada. Sedangkan Sekar sedari tadi tidak melihat batang hidung Arin mengerutu karena kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Remajaku Terbagi(On Going)
Teen FictionBayangkan gimana jadinya hamil disaat masih sekolah. Dimana seharusnya waktu itu masih belajar untuk mengejar impian dan bermain sama teman-teman. Sekar Naulia Ferninda atau kerap disapa Sekar. Harus menerima kenyataan pahit bahwa dia hamil diusia...