Bab 5

473 44 7
                                        

Hai Apa kabar nih?
Jangan lupa vote dan komen ya
Happy Reading
____________________________
Tiba-tiba Arin datang dengan santainya seolah-olah dia tak bersalah. Dan menanyakan apakah  Sekar menunggu nya sudah lama apa tidak.

"Hei Kar, gimana lama ya? " Tanya Arin

"Nggak" Ketus Sekar karena kesal dengan Arin yang seolah-olah tidak mengetahui apa-apa.

"Yaudah kalau gitu ayo kita pulang" Ajak Arin sambil menaiki sepeda motor dan menyalakannya.

"Iya" Dengus Sekar masih kesal.

Kemudian akhirnya Sekar mulai naik ke sepeda motor Arin. Mereka mulai meninggalkan tempat konser tersebut untuk kembali kerumah masing-masing.
___________________________
"Malam ini aku dirumah sendirian lagi, oh ya bagaimana ya dengan Arin dan Sekar apa mereka udah pulang apa belum? " Tanya Kaniya pada dirinya sendiri

"Oh ya gimana kalau aku telfon mereka aja buat nanya mereka udah pulang apa belum? "Ucap Kaniya

Kaniya mengambil handphonenya dan mulai menelfon Arin. Dari tadi ngak diangkat-angkat padahal sudah bertuliskan berdering.

" Lo tuh kemana sih Rin, dari tadi nggak angkat telfon gue" Kesal Kaniya

Kaniya pun berganti untuk menelfon Sekar. Setelah beberapa mencoba akhirnya diangkat juga oleh Sekar.

"Hallo Kar, lo udah pulang? "

"Ini gue masih dijalan sama Arin"

"Oh ya tadi om Daus kesini nyariin kalian berdua"

"Terus lo bilang apa sama om Daus"

"Om Daus nyariin Arin, kasihan om Daus pokoknya kalian harus cepet-cepet pulang gue juga takut kalian dimarahin apalagi ini udah larut malam"

"Iya ini juga udah mau nyampe rumah gue, yaudah gue tutup dulu telfonnya"

"Iya"

Akhirnya perasaaan Kaniya sedikit lega karena sahabat-sahabatnya udah pulang. Tetapi itu tidak menutup kemungkinan dia khawatir nanti sahabatnya dimarahin terutama Arin yang katanya berbohong pada orang tuanya. Akhirnya Kaniya pun mulai naik ke atas tempat tidurnya dan mulai untuk memasuki alam mimpinya.
________________________
Sedangkan Arin yang tadinya mendengar nama bokap nya disebut pun penasaran ada apa. Karena sangat penasaran Arin pun menanyakan pada Sekar ada apa Sampai-sampai menyebut nama bokap nya.

"Hm Kar, ada apa kok tadi lo sebut nama bokap gue sih" Tanya Arin penasaran

"Itu tadi bokap lo kerumahnya Kaniya nyariin lo" Jawab Sekar

"Apa!!, beneran lo?" Kaget Arin

"Iya tadi Kaniya bilang dia juga suruh kita cepet-cepet pulang " Jawab Sekar

"Gue pasti nanti dimarahin" Keluhan Arin

"Lagian lo sih gak jujur ama bokap lo " Marah Sekar

"Nih ya Kar kalau gue jujur pun pasti nggak bakal diijinkan apalagi liat konser kayak gini" Balas Arin

Setelah mengatakan itu Sekar maupun Arin tidak bicara satu sama lain. Arin saat ini cemas dia takut nanti dimarahi bokapnya apalagi dia berbohong. Sedangkan Sekar santai-santai aja karena dia pikir dia nggak salah, karena tadi dia bicara jujur sama orang tuanya. Tanpa mereka sadari akhirnya mereka berdua sampai dirumah Sekar.

"Hm Rin gue masuk dulu ya hati-hati ya pulangnya jangan ngebut-ngebut"

"Kar,lo nggak takut nanti dimarahin" Heran Arin

"Gue sih liat aja nanti gimana,kalau pun dimarahin gue pasrah aja sih" Jawab Sekar

"Emang lu tadi bilang apasih kepada orang tua lo? " Tanya Sekar

"Gue bilang kerja kelompok tapi agak lamaan" Jawab Arin

"Lo sih pakek bohong mangkanya bokap lo nyariin" Dengus Sekar kesal pada Arin

"Hm enak ya jadi anya"ujar Arin tiba-tiba

" Kenapa? "Bingung Sekar

"Ya enak aja sih menurut gue dia itu nggak punya seseorang buat di idolakan, doa juga anak rumahan yang terkadang kalau dirumah selalu bersihin rumah masak bahkan tugas-tugasnya pun selalu selesai nggak ada yang nggak selesai"ucap Arin

" Rin, dengerin ya kita itu bisa kok seperti Kaniya cuman kitanya aja yang nggak mau, dan stop banding-bandingin diri lo dengan orang lain kita itu beda nggak ada yang sama,bahkan anak kembar pun walaupun wajah sama tapi nasibnya bedakan" Jelas Sekar pada Arin

"Iya, lo bener"

"Yaudah lebih baik lo pulang aja sekarang takutnya kemaleman" Ujar Sekar pada Arin

"Yaudah deh gue balik dulu ya" Pamit Arin

"Iya Hati-hati" Balas Sekar

Arin pun mulai menyalakan sepeda motor dan mulai beranjak untuk pulang. Setelah Arin udah mulai tak terlihat Sekar membuka pagar kemudian masuk kedalam. Setelah Arin hilang dari pandangan Sekar. Sekar pun mulai beranjak untuk membuka pagar dan masuk kerumah. Sekar mulai membuka pintu rumahnya dan masuk secara diam-diam supaya tidak ada yang tau.

"Assalamu'alaikum" Ucap Sekar lirih supaya tidak ada yang mendengar.

"Huft untung aja gelap aman deh pasti semua orang pada tidur" Batin Sekar

Tiba-tiba lampu ruang tamu nyala dan membuat Sekar terkejut ditempat untung saja dia tidak mempunyai riwayat sakit jantung. Jika dia punya pasti dia mati ditempat. Ternyata yang menyalakan lampu ruang tamu adalah bundanya. Bundanya menatapnya kemudian  bertanya dia darimana saja.

"Sekar darimana aja kamu berangkat habis maghrib pulang jam segini, seharusnya kamu itu tau waktu Sekar" Kesal Sumi yang tak lain bundanya Sekar

"Kan Sekar udah ijin ke bunda kalau Sekar mau liat konsernya Aditya" Ucap Sekar

"Ya seharusnya kamu tau waktu dong, kamu udah makan? " Tanya Sumi

"Belum he he he" Cengir Sekar tanpa dosa

"Yaudah bunda ambilkan dulu, lain kali kalau pulang jangan terlalu larut kamu bikin  ayah sama bunda khawatir" Ucap Sumi

"Iya bunda maafin Sekar"

"Yaudah, eh kamu udah cuci tangan, kaki, sama muka? " Tanya Sumi

"Belum bunda, yaudah Sekar cuci tangan, kaki, sama muka dulu bunda" Pamit Sekar

"Iya" Balas Sumi

Kemudian Sekar melangkah menaiki tangga untuk menuju kekamarnya. Setelah mencuci tangan, kaki, muka dan berganti baju Sekar turun untuk makan. Ternyata bunda nya masih dirunag makan menunnggu dirinya.

"Bunda ayah udah tidur? " Tanya Sekar

"Udah kenapa" Jawab Sumi

"Ngak apa-apa"

Sekar mulai melahap makanannya yang telah disiapkan bunda nya. Setelahnya Sekar pamit pada bunda nya untuk kekamar tidur.
________________________
Arin saat ini sudah sampai didepan rumahnya, entah mengapa dia sangat takut dimarahin oleh ayahnya. Padahal itu juga salah dia karena nggak jujur sama orang tuanya. Arin mulai memarkirkan sepeda motor dan melangkah ke pintu utama rumahnya. Arin secara perlahan mulai membuka pintu supaya tidak ada yang mendengarnya.

"Assalamu'alaikum aku pulang" Ucap Arin lirih

"Wah kayaknya aman nih pada tidur semua kali ya kok sepi amat" Batin Arin senang

Saat berbalik setelah menutup pintu Arin dikejutkan dengan hadirnya ayahnya dibelakangnya. Bahkan dia merasakan hawa panas dan tidak enak.

Remajaku Terbagi(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang