Bab 6

414 37 17
                                    

Kini Arin di hadapan ayahnya yang telah menatapnya marah. Setelah hening beberapa saat akhirnya pak Daus mulai membuka suara, dan bertanya pada Arin.

"Arin darimana kamu? "Ujar Daus Pelan tapi  tegas

" Aa... Aku... Aku... "Gugup Arin

" DARIMANA KAMU JAWAB JANGAN AKU-AKU AJA"Bentak Daus pada Arin

Arin yang mendengar bentakan dari ayahnya pun merasakan takut yang amat dalam. Arin berusaha menghilangkan rasa  gugupnya dan takutnya dan mulai berkata.Arin bahkan kini meremas bajunya sama lain kusut tak terbentuk.

"Itu ayah dari anu... Hmm... Itu... "Takut Arin

" JAWAB YANG BENAR ARIN" Bentak Daus

"Kamu itu ya nggak tau diuntung bisa-bisanya bohongi orang tua katanya kerja kelompok mana buktinya, kadang ayah sama bunda nggak habis pikir sama kamu, terkadang kamu berangkat sore pulang habis isya bisa nggak sih kamu itu satu hari aja dirumah duduk diam gitu kamu itu anak gadis nggak baik keluar rumah terus kalau nggak berkepentingan"ucap Daus marah pada Arin yang selalu saja keluar rumah.

"Sekarang ayah tanya lagi KAMU DARI MANA HAH! "Bentak Daus

" Itu ayah Arin dari konser idolanya Arin"takut Arin

"APA!! Kamu itu ya bener-bener nggak tau diuntung" Ujar Daus

Plak

Daus manampar pipi Arin karena marahnya. Bahkan kini pipi Arin mulai memerah karena bekas tamparan Daus.

"Ayah nampar aku, iya ayah aku tau aku salah tapi kenapa ayah nampar aku, iya aku memang anak yang nggak tau diuntung bisanya cuma malu-maluin ayah sama bunda saja kenapa coba dari dulu ayah nggak buang Arin ketempat sampah waktu bayi, Arin bener-bener benci sama ayah BENCI"  Ungkap Arin sambil meneteskan air mata yang kini terus mengalir tak berhenti.Arin mulai lari kekamar dan menutup pintu dengan keras, bahkan saat itu ayahnya belum selesai bicara.

"Arin..hei arin buka pintunya kamu itu ayah belum selesai bicara asal pergi aja mau jadi anak durhaka kamu ya, memang anak nggak tau diuntung" Hardik Daus, karena tak kunjung dibukakan akhirnya Daus pergi dari kamar anaknya.

Setelah menutup pintu arin membanting kan tubuhnya kekasur dia mulai menangis. Dia sangat sakit hati mendengar perkataan ayahnya tadi.

"Hiks...hiks... Hiks... Kenapa sih ayah seperti itu selalu saja ngatur-ngatur gue hiks... Apa bener ya gue nggak berguna bagi orang-orang termasuk kedua orang tua gue hiks... " Ujar Arin sambil nangis sesegukan.

Karena lama menangis membuat Arin lelah dan akhirnya tertidur, dengan mata sembab dan sisa-sia air mata.
_________________________
Pagi ini Kaniya mendapatkan whatsapp dari Arin. Padahal mah Kaniya sedang santai-santainya.

Ting ting

Arin:
Kaniya

Kaniya:
Ada apa?

Arin:
😭😭😭😭😭

Kaniya:
Kenapa sih?

Arin:
Jadi gini kemarin itu aku pulang telat terus aku dimarahi sama bokap gue. Padahal waktu itu kunci sepeda motor gue hilang terus gue sama Sekar nyari kuncinya. Waktu gue nyari gue diajak ngobrol sama Aditya lumayan lama, terus nggak lama kemudian kuncinya ditemukan sama Sekar. Nggak lama kemudian gue sama Sekar pulang bahkan gue udah ngebut buat cepet-cepet sampai kerumah. Tapi dirumah gue malah dimarahin habis-habisan sama bokap gue bahkan gue ditampar. Bahkan disitu gue berusaha buat jelasin tapi bokap gue keburu marah dan bentak gue. Terus gue sekarang harus gimana Nya?

Kaniya:
Maaf rin sebenarnya gue nggak bisa bantu lo kali ini karena disini lo juga salah. Lo bohong pada orang tua lo. Terus lo juga bohong sama gue yang katanya udah ijin sama orang tua lo. Terus lo dan Sekar juga ingkar janji untuk tidak pulang terlalu larut. Gue bahkan sempet mikir gini apasih kurangnya gue bahkan gue juga berusaha buat wujudkan keinginan lo atau Sekar tapi apa lo atau Sekar malah ingkar janji. Bahkan gue sempet mikir mending kita akhirin persahabatan ini dibandingkan diterusin tapi lo atau Sekar ingkar janji. Lo nggak tau seberapa khawatirnya ortu lo dan gue.

Kaniya mengetik pesan tersebut dengan perasaan marah dan kecewa karena sahabat-sahabanya yang ingkar janji padanya. Sebenarnya dia juga nggak ingin mengakhiri persahabatan mereka aplagi bila diingat-ingat bagaimana perjuangan mereka mempertahankan persahabatan ini. Tapi rasa kecewa dan marah Kaniya lebih besar kepada sahabat-sahabatnya tersebut.
_________________________

Arin:
Kaniya please jangan lo juga orang tua gue udah marah dan benci mungkin sama gue. Lo juga jangan ikut-ikutan juga, iya gue tau gue sama Sekar salah. Please maafin gue dan Sekar gue nggak sanggup jika harus mengakhiri persahabatan ini. Apalagi kita juga udah berjuang untuk persahabatan ini nggak mudah banyak rintangan dan masalah tapi kita udah lewatin itu semua berkat kebersamaan kita. Oke gue ngaku kalau gue salah tapi please maafin gue.

Ternyata Kaniya tidak online dan hanya terdapat centang satu. Kemudian Arin mengirim pesan  pada Sekar dan memberitahukan apa yang terjadi padanya. Arin mulai mengetik pesan untuk dikirimkan kepada Sekar.

Arin:
Kar, 😭😭😭

Sekar:
Ada apa sih Rin, kelihatannya sedih gitu cerita ke gue sekarang?

Arin:
Apasih salah gue Karena, semua orang benci gue bahkan orang tua kulo nggak mau nyapa gue llagi ,terus si Kaniya juga benci sama gue karena ingkar janji bahkan dia nggak mau jadi sahabat kita lagi. Iya gue tau emang gue salah

Sekar:
Lo yang serius ortu lo benci lo?

Arin:
Iya kar, bahkan gue dibilang anak nggak berguna, nggak tau diri yang lebih parahnya lagi gue ditampar sama ayah gue

Sekar:
Serius?

Arin:
Iyalah buat apaan coba gue bohong nggak ada gunanya

Sekar:
Udah-udah Rin jangan sedih gitu dong gue jadi ikutan sedih ini.
Terus Kaniya juga ikutan benci  lo gara-gara kemarin

Arin:
Sebenarnya bukan hanya gue tapi lo juga karena kita udah ingkar janji sama Kaniya. Bahkan nih ya dia mau berhenti jadi sahabat kita, sekarang gue nyesel andai kita ikutin katanya Kaniya buat nggak nonton konser pasti kejadian ini nggak terjadi.

Sekar:
Yaudah sekarang lo tenangin diri lo dulu. Besok gue sekolah dan gue coba bicara sama Kaniya sekaligus buat minta maaf sama dia soal masalah kemarin

Arin:
Percuma gue tadi aja udah berusaha bujukin ria tapi dianya nggak mau. Mungkin dia juga butuh waktu buat mengerti dan maafin kita. Kira-kira dia bakalan maafin kita nggak ya?

Sekar:
Gue yakin kok pasti Kaniya bakal maafin kita sekarang mungkin dia lagu butuh waktu dan gue juga yakin dia juga bakal jadi sahabat kita lagi.

Arin:
Semoga aja ya

Sekar:
Hmm, yaudah sekarang lo tenangi aja diri lo dulu

Arin:
Oouh oke yaudah gue off dulu bye

Setelah mambalas pesan Sekar Arin pun mamatikan telepon dan manruhnya di atas nakas dekat tempat tidur. Dia mulai melangkahkan kakinya untuk mandi.

Double up nih
Maaf ya author lama updatenya lagi banyak kerjaan soalnya

Jangan lupa buat vote dan komen ya


Oke see you next part





Remajaku Terbagi(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang