command

919 135 8
                                    

PEACE (・'з'・)

SORRY SEKALI, KARENA ADA BEBERAPA BAGIAN URUTAN CERITA YANG AKU UBAH. TEPATNYA DI SEASON 3. SEMOGA KALIAN TETAP ENJOY YA!!!

author's point on view.

Levi menarik nafasnya panjang kemudian membuangnya lewat mulut. Mata kelabunya sibuk menyoroti orang-orang yang berlalu lalang di suatu tempat yang sama, kedai teh.

Pikiran kalang kabut. Ia musti disibukkan dengan berkas-berkas saat ini. Tapi apa yang ia lakukan. Seolah-olah, ia sedang kabur dari dunianya.

Benar. Ia harus mengistirahatkan sejenak pikirannya. Lalu kembali lagi pada pekerjannya. Nanti.

Matanya menyapu seluruh tangannya. Tangan yang dulunya penuh dengan urat-urat otot yang menonjol hasil latihan kini sedikit demi sedikit memudar.

Bukan. Bukan karena Levi sudah lelah dengan kehidupan menyedihkannya. Tetapi, karena kurangnya asupan makan dan kurangnya jam tidur.

Ia sadar betul, bahwa ia mengidap semacam gangguan insomnia. Dimana ia hanya tidur selama dua sampai tiga jam perhari.

Tapi, ia bahkan tak merasa sedikit keanehan dalam tubuhnya. Tubuhnya masih terasa segar. Tidak ada rasa sakit dan lelah berlebihan. Ia merasa sangat baik-baik saja.

Tangannya menggenggam secangkir teh hitam. Satu teh hitam pahit. Pesanan yang selalu ia pesan setiap datang kemari.

Yang ia lakukan disini tak lebih dari sekedar melarikan diri dari dunia pekerjaan. Hanya sebatas duduk. Diam. Meminum teh. Mengembalikannya lagi. Menatap kerumunan orang. Meminum teh. Meletakkannya lagi.

Hanya sebatas itu.

"Pesan satu lagi." ucap Levi pada seorang pegawai kedai.

Punggung pegawai perempuan itu menghilang masuk ke dapur. Membuatkan pesanan pelanggan setia yang selalu datang sendirian.

Tak butuh waktu lama, perempuan itu kembali ke meja Levi mengantar pesanannya.

"Kenapa tanganmu bergemetar?" tanya Levi mengamati gerakan tangan pelayan.

"H-habisnya, anda adalah Kapten Levi Ackerman?"

Levi mengangguk.

"S-saya merasa sangat terhormat bisa melayani anda!"

"Jangan berlebihan, aku juga sudah sering berkunjung disini." Levi mengamati pelayan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Oh begitu, ia adalah pegawai baru.

Levi menatap pelayan wanita penggemarnya. Yang sebelumnya selalu menunggu wajah Levi di koran harian.

Prajurit terkuat manusia.

Manusia dengan penebas titan terbanyak.

Kapten tampan hebat berdarah Ackerman.

"Sampai kapan kau akan membawa pesananku?" Pertanyaan Levi sontak membuat syok pelayan yang sedari tadi hanya membawa tehnya.

"Hah?! Ma-maaf, tuan!"

Dengan tidak hati-hati, tangannya meletakkan cangkir pada meja Levi. Tetapi yang terjadi cangkir berisi teh tersebut tumpah mengotori lengan si kapten.

OUR DIMENSIONS || LEVI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang