be mine again

691 76 36
                                    

EIYOOO :3

KYAA--AKHIRNYA UPDATE JUGAK. SETELAH KETUNDA BEBERAPA HARI.

SEBENERNYA MAU UPLOAD SEJAK 3 HARI YANG LALU. TAPI GAJADI MULU.

Y-YA TAU LAH, KARENA KENA MENTAL GARA-GARA CH.139:')

BUAT PART INI, LEBIH BAIK DIBACA PAS GAK PUASA YA!! MASALAHNYA ANU---

TAKUTNYA BATAL:V😥

SERAH KALO GA NURUT!

OKEDEE, KALO GITU SELAMAT MEMBACA!!!


author's point of view

Siapa yang tak terkejut?

Terbangun di hutan yang penuh kabut nan dingin adalah hal yang tak wajar. Terlebih--tanpa mengenakan sehelai benang apapun di tubuh.

Y/N kecil mengerjap-ngerjapkan mata kecilnya. Merangkak pelan menahan nyeri pada kepala. Bertanya-tanya sudah berapa lama ia tertidur disini?

Dan, yang lebih anehnya lagi--bagaimana ia bisa berada di tempat ini?

Seingatnya, di tempat tinggalnya tak pernah ada tempat sehijau dan sedingin ini. Mana mobil-mobil yang biasanya ramai melintas di jalanan.

Mana bangunan tinggi yang berdiri megah di tepian. Dan mana lampu warna-warni yang menghiasi langit-langit malam?

SREK

Langkah kaki terdengar di telinga Y/N. Membuatnya bergidik takut jika ada orang jahat yang menangkapnya.

Spontan langkahnya berjalan mundur, dan berakhir . . .

BRUKKK

Ia terjatuh. Mengenai seorang bocah kecil sebayanya. Sama. Tanpa mengenakan sehelai kain apapun.

Bocah itu ikut terbangun dari tidur lelapnya. Kemudian, mereka saling menatap. Seperti saling bertanya dalam hati.

Bagaimana kita bisa berada disini?

Diam. Tak ada sepatah kata pun terlontar dari mulut. Bahkan, mereka tak menanyakan nama, asal, dan bagaimana keduanya bisa ada disini.

Suara gesekan kaki semakin terdengar jelas. Hingga menampakkan sosok wanita paruh baya dengan sekeranjang apel di bahunya.

Wanita paruh baya itu mengulurkan tangan. Menuju salah satu di antara mereka. Mengajak untuk tinggal di satu tempat bersama, yang disebut rumah.

Dan pada akhirnya, wanita itu memilih Y/N untuk menjadi teman tinggalnya.

Y/N kecil menoleh ke belakang, tatkala ia berjalan sembari menggandeng tangan kasar wanita itu. Matanya menangkap bocah perempuan cantik, berambut gelap, berhidung mancung yang sedang menatap kepergiannya. Tersirat di matanya mengatakan bahwa ia takut dan ingin ikut.

Pikiran abstrak tentang alasan ini semua terjadi terfikirkan oleh Y/N. Mungkin, ini wujud dari semua keinginannya di gerbang itu.

Dimana ia ingin tinggal bersama orang yang tidak akan meninggalkannya. Dan hidup di dunia yang bisa mewujudkan mimpi kecilnya. Di dunia asing yang baru ini, ia tersenyum yakin akan hidup bahagia.

Dengan menemukan sosok yang ia panggil 'ibu', ia akan memulai keluarga kecil bahagianya.

Sampai tiba saatnya wanita itu mengusap lembut puncak kepalanya, dan berpesan--

OUR DIMENSIONS || LEVI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang