author's point of view
Suram. Disini sangat suram. Perlahan bayangan tentang sebuah kisah melenyap hilang. Suara gemuruh kata menjadi senyap. Berganti menjadi irama hujan yang saling bersautan.
Tubuh yang terlahir sempurna, yang ditakdirkan memiliki kekuatan di atas rata-rata manusia. Seketika rapuh. Menjadi lemah. Terasa ringan, tak lagi berat. Melayang.
Perih. Cukup dengan rintikan air hujan saja sudah membuat perih sekujur tubuh. Dada menyesak, tatkala kata 'usai' diucapkan pada bibir yang pernah ia kecup untuk pertama kalinya.
Hingga pada akhirnya, sebening cercah air keluar dari pelupuknya. Sebelum semuanya menjadi hitam, pekat.
Levi tak pernah tahu apa yang membuatnya bisa berada sejauh ini. Berawal dari mana kisah kasih yang ia ciptakan? Apa yang membuatnya tergerak untuk mencintai wanita itu?
Padahal ia tahu, bahwa yang ia cinta bukanlah seorang putri raja, bangsawan, ataupun orang kaya yang terkenal karena kecantikan dan hartanya. Ia hanyalah, orang biasa.
Tak sengaja. Mungkin, itu adalah kata yang tepat mewakilkannya. Ia tak sengaja jatuh dan membuat wanitanya jatuh hati padanya. Kurangajarnya lagi, ia juga tak pernah ingat, bagaimana ia membuat wanitanya jatuh hati kepadanya.
Semua berjalan dengan sendirinya. Begitu saja.
Lalu, ada satu tanya yang mengganjal benaknya. Tentang bagaimana agar wanita itu bisa kembali kepadanya. Dengan melarangnya pergi? Mendekap dan merangkulnya supaya kembali lagi?
Jawaban klasik itu sudah pernah ia lakukan. Berulang kali.
Namun, jauh seperti yang ia duga, wanitanya justru menolaknya.
Apa lagi yang harus ia lakukan.
Tetapi, apakah saat ini ia benar-benar ingin kembali pada masa lalunya?
Mengapa tiba-tiba ada dendam marah yang menggerogoti hatinya.
Seolah tak bisa memaafkan, karena perempuan itu tak pernah mau mengerti dan hanya ingin dimengerti.
Levi tak tahu. Apakah saat ini ia benar-benar ingin kembali, atau justru ingin berpisah, memilih jalan sendiri-sendiri.
...
Malam itu . . .
"Kapten!"
Yang dipanggil hanya terbujur kaku. Menoleh pelan ke belakang. Membiarkan derai hujan membasahi tubuh.
"Apa anda benar-benar serius?"
"Kau, Marie?"
"Benar."
"Bagaimana-"
"M-maaf?"
"Bagaimana bisa Y/N menjadi seperti itu?" tanya Levi dengan suara parau.
"Ia, dikurung ibunya karena nekat bertemu anda. Dan malangnya, karena di sana gelap, sesuatu menimpa kaki dan kepalanya."
"Ha." Levi mengangguk lemah. "Begitu."
"Biar saya tanya lagi, apa anda benar-benar serius meninggalkan Y/N?"
"Kau sudah tahu sendiri, bukan? Aku sudah tak dibutuhkannya lagi."
"Tidak! Salah! Y/N masih membutuhkan anda. Ia memang mengatakan supaya anda pergi. Tapi sebenarnya, tidak begitu."
"Aku, tak terlalu paham kamus rumit seperti itu."
"Jika anda benar-benar masih ingin bersamanya, temuilah lagi! Ajak dirinya pergi bersama anda."
"Tidak perlu."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DIMENSIONS || LEVI X READERS
Romantiek[Y/N, gadis melarat yang tak punya apa-apa. Harus dihadapkan dengan prajurit hebat bermarga Ackerman yang terus mengikatnya.] Lika-liku hubungan asmara yang dibangun oleh dua insan dari dunia yang berbeda. Drama kehidupan yang menciptakan dua kepri...