Bagaimana bisa?

2.5K 178 34
                                    

반갑습니다 ~

"Di mana Direktur Yook? Apa dia sudah siap?"

Laki-laki di sampingnya mengangguk.
"Ya Daepyonim, Direktur Yook sudah menunggu di ruangan anda."

"Dia baik-baik saja?"

"Direktur Yook sedikit lebih tenang setelah berbicara dengan Xiaojun."

Sang atasan mengangguk kecil, setetes keringat sebesar biji jagung menetes dari jidat indahnya dan membasahi wajah pucatnya. "Sshhh" ia mendesis memegangi sisi kiri perutnya yang terasa perih sedari pagi.

"Anda baik-baik saja Daepyonim? Apa perlu rapatnya dibatalkan saja?"

"Tidak, Taeyong. Rapatnya akan di mulai sebentar lagi kita tidak bisa membatalkannya begitu saja" ucapnya pada laki-laki di sampingnya yang merupakan sekretarisnya itu.

Taeyong memandang atasannya itu penuh rasa khawatir. "Tapi anda sepertinya kurang sehat Daepyonim. Anda tidak boleh memaksakan diri."

Menggeleng, Laki-laki itu bersikukuh pada sikap profesionalnya. "Aku baik-baik saja."

"Tidak Daepyonim, anda bisa pingsan kalau terus begini."

Jaehyun, si atasan Taeyong itu berdecak "ku bilang aku baik-baik saja ini hanya sakit biasa."

Taeyong mendengus, atasannya ini benar-benar keras kepala.
"Kalau begitu minumlah obat lebih dulu Daepyonim, saya akan mengambilnya."
Taeyong berlari mengambil obat untuk Jaehyun.

Setelah Jaehyun meminum obat dan merasa sedikit baikan, rapat dapat di mulai dan berjalan dengan lancar seperti biasanya.

Sayangnya pekerjaan Jaehyun tidaklah sedikit hari ini, obat pereda nyeri yang ia minum pun hanya bekerja sementara sehingga ia jatuh pingsan karena nyeri yang tak tertahankan pada sudut perutnya. Hal itu membuat semua orang terutama Taeyong panik bukan main.

"Jung Daepyo!"




















- Pusat Medis Cheong Ah -

Jaehyun tertidur pulas karena pengaruh obat-obatan yang diberikan padanya. Di sampingnya seorang wanita paruh baya terlihat mengusap jemarinya lembut penuh kasih sayang seorang ibu, tatapan sendunya menyiratkan rasa sedih dan khawatir di sana.

"Yeobo? Bagaimana Jaehyun?" Seorang pria tampan yang sudah berumur memasuki ruang rawat Jaehyun dan langsung bertanya dengan nada cemas.

Wanita tadi mendelik pada pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
"Ini semua karenamu!"

"Apa? Kenapa jadi salahku?!" Pria tersebut terkejut dengan tuduhan yang dilayangkan sang istri padanya.

Si istri berdecak frustasi, "ck, kenapa juga kau harus mewariskan sifat gila kerjamu pada Hyunie?! Lihat, uri Hyunie jadi seperti ini karenamu!"

Tak terima, sang suami membalas ucapan sang istri. "Mana bisa begitu?! Memangnya aku mau mewariskan sifatku itu padanya?! Itu di luar kehendakku. Lagipula ada banyak hal bagus yang Jaehyun warisi dariku, kenapa kau hanya membandingkannya denganku soal hal buruk?!"

Ruangan yang tadinya sepi kini menjadi sedikit ramai karena pertengkaran pasangan suami istri itu.

Satu orang yang eksistensinya diabaikan sejak tadi berdecak kesal mendengarnya.

"Eomma, appa hentikan! Jaehyun Hyung bisa terbangun karena suara kalian." Laki-laki itu ikut menaikkan tone suaranya untuk menghentikan perdebatan orang tuanya yang konyol.

"Salahkan Eomma mu Sungchan-a, dia yang mencari gara-gara padahal ini di rumah sakit." Yunho, sang suami mulai melempar kesalahan pada Jesicca, istrinya.

ANONIM - JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang