Permainan Takdir

553 98 25
                                    

°•START•°

Hujan deras mengguyur kota Seoul sepanjang malam itu. Udara yang dingin dan lembab begitu terasa di luar sana. Tapi anehnya bahkan ketika Jaehyun sudah berada di ruang tengah dari Penthouse miliknya, rasa dingin itu tetap terasa.

Kesepian? Sepertinya begitu.

Sudah dua belas hari sejak Jungwoo koma. Waktu berlalu begitu lambat di dunia ini.

Setiap harinya Jaehyun akan bekerja seperti biasa dan kembali lebih awal untuk menemani Jungwoo di rumah sakit, lalu ketika hari sudah larut dia akan kembali ke Penthouse untuk beristirahat. 

Namun sekarang Penthouse terasa berbeda tanpa kehadiran Jungwoo. Setiap sudut di dalamnya memiliki bayang-bayang Jungwoo yang mana membuat Jaehyun merasa semakin merindukannya.

Lucu sekali.

Penthouse kini kembali pada nuansanya yang dulu, bukankah seharusnya Jaehyun sudah terbiasa dengan itu?

"Hah~" dengan segelas wine di tangannya, Jaehyun menghela nafas berat. Di tangannya yang lain Jaehyun tengah memainkan ponselnya yang menampilkan laman percakapannya dengan Jungwoo.

Jungwoo suka sekali mengirimi Jaehyun foto selfienya secara random kapanpun dia mau. Karena itu yang Jaehyun lakukan sekarang adalah memandangi foto-foto itu sambil tersenyum bodoh. Sesekali dia akan mengelus layar ponselnya sambil mengucapkan kata, "imut."

Kim Jungwoo membuatnya gila.

Awalnya Jaehyun pikir apa yang dia rasakan saat ini hanyalah karena perasaan bersalah. Namun rasa bersalahnya berubah menjadi rasa kehilangan yang pahit.

Jaehyun langsung menggelengkan kepalanya, ini tidak seperti Jungwoo tidak akan kembali lagi padanya bukan?

Dengan begitu Jaehyun menutup layar handphonenya, sambil tersenyum kecil dia menghabiskan winenya kemudian pergi membersihkan dirinya.




















Jaehyun selalu meninggalkan perusahaan lebih awal dari jadwal pulangnya sejak dua Minggu lalu. Sayangnya itu memberikan tekanan extra bagi para karyawan Jung's Group. Pulang lebih awal artinya semuanya harus diselesaikan lebih awal.

Selain itu Jaehyun juga menolak semua perjalanan bisnis bahkan ke negara terdekat seperti Jepang sekalipun. Jika memang harus dihadiri maka para Direktur yang akan di utus untuk pergi melakukan perjalanan tersebut.

Tidak ada hal istimewa lain yang Jaehyun lakukan, semuanya terorganisir, terulang dan monoton. Seperti semula.

Makan malam keluarga Jung hari ini tidak masuk hitungan kegiatan monoton itu.

Walau enggan meninggalkan Jungwoo lebih awal, Jaehyun tetap pergi ke kediaman utama dari kedua orangtuanya. Krystal yang baru saja kembali dari Jerman siang tadi bahkan ikut hadir di meja makan.

Setelah semua telah menyelesaikan makan malam mereka maka Yunho mulai berdehem kecil sebelum berbicara, "Jaehyun-a Appa mau meminta bantuan mu. Lusa, SC Company di Beijing mengundang perusahaan kita untuk hadir pada peresmian produk baru mereka. Tapi Appa tidak bisa hadir karena jadwalnya bertepatan dengan undangan pernikahan paman Vincent di Italia. Tolong gantikan Appa untuk hadir di acara SC Company!"

Tidak perlu berpikir lama bagi Jaehyun untuk menolak, "Aku tidak bisa."

Jaehyun menolak secara langsung, padahal biasanya dia akan mengatakan bahwa akan memeriksa jadwalnya dengan Taeyong, seperti yang dipikirkan Krystal. Oleh karena Itu, Yunho cukup terkejut.

"Kenapa?" Sebelah alis Yunho terangkat naik.

"Aku sibuk." Jaehyun membalas dengan singkat nan dingin.

ANONIM - JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang