°•START•°
Jaehyun tersenyum manis ketika membuka pintu kamarnya, bukan tanpa sebab dia melakukan itu, sosok pemuda manis dengan wajah bantal dan mata yang setengah terbuka adalah orang yang membuatnya tersenyum manis.
"Good morning babe~" sembari menyapa, tak lupa Jaehyun memberikan kecupan kecil di wajah kekasih manisnya itu.
"Eung..." Kelopak mata Jungwoo yang sudah setengah terbuka kini tertutup kembali. Jungwoo berharap dalam hati agar Jaehyun tidak mengajaknya bercinta lagi pagi ini, dibolak-balik selama dua hari tiga malam sudah cukup untuk membuatnya merasa seperti berada diambang kematian, tepat diantara surga dan neraka.
Melihat Jungwoo yang meringkuk masuk kembali ke dalam selimut membuat Jaehyun semakin gemas, tidak peduli dengan dirinya yang sudah berpakaian rapih, Jaehyun ikut berbaring dan memeluk erat buntalan kain itu. Setelah puas menggangu dengan menggoyang-goyangkan buntalan itu barulah Jaehyun berkata, "bangun sayang!"
Pengap, Jungwoo akhirnya menyembulkan kepalanya dan berbalik menerjang Jaehyun. Dia mengeluarkan erangan manja ketika berhasil berbaring di atas dada Jaehyun dengan nyaman sambil menyembunyikan kepalanya dalam ceruk leher Jaehyun.
Terkekeh kecil, Jaehyun balas memeluk Jungwoo dan mengelus halus surai gelapnya. "Lelah hm? Bibi Ahn sudah membuatkan wafel madu untukmu, bangun dan makanlah dulu".
Jungwoo memalingkan wajah ke arah lemari kecil di samping tempat tidur dan menemukan sepiring wafel dengan cream yang sudah disiram dengan sirup madu serta bertabur buah blueberry yang menggugah selera. Jungwoo menginginkannya, tetapi dia terlalu lelah untuk bergerak.
Ketika Jungwoo menarik nafas panjang, Jaehyun segera paham apa yang menjadi pertimbangan kekasihnya. Pertama-tama dia menggeser lembut posisi Jungwoo dan membantunya untuk bersandar di headboard ranjang. Kemudian dia mengambil piring di samping tempat tidur itu, dia memotong-motong wafel menjadi potongan kecil terlebih dahulu sebelum menyuapi Jungwoo dengan telaten.
"Bajumu jadi kusut." Jungwoo menarik-narik kemeja Jaehyun pada bagian perutnya dan merasa sedikit bersalah.
"Biarkan saja, aku bisa berganti lagi."
Jaehyun mengulurkan tangannya hendak membersihkan sisa cream dan madu di sudut bibi Jungwoo, namun bersamaan dengan itu Jungwoo sudah lebih dulu menyadari cream di sudut bibirnya dan menjulurkan lidah untuk menjilatinya. Tanpa sengaja Jungwoo juga menjilat ibu jari Jaehyun, hal itu berhasil membuat Jaehyun tertegun sejenak.
Jungwoo menatap Jaehyun penuh tanya ketika dia diam-diam bisa melihat perubahan pada binar mata Jaehyun. Sirine bahaya menggema di otak Jungwoo, dia menarik selimutnya yang sudah turun sebatas dada memperlihatkan hasil karya Jaehyun dan membungkus tubuhnya hingga ke leher sebelum berkata, "a-ada apa?"
"Jangan menggodaku! Aku harus ke perusahaan setelah ini."
Tapi apa yang Jungwoo lakukan? Tidak sengaja menjilat jari? Bagaimana bisa itu dihitung sebagai tindakan menggoda?
Jungwoo mendelik, "kalau begitu pergilah, aku akan melanjutkannya sendiri."
Namun Jaehyun tidak membiarkan Jungwoo mengambil piring ditangannya, "tidak, biarkan aku menyuapi mu sampai selesai baru aku akan pergi". Jaehyun benar-benar melakukan seperti yang dia ucapkan, setelah bertukar ciuman Jaehyun segera pergi.
"Bagaimana dengan wanita itu? Kau sudah menemukannya?"
Taeil mengencangkan genggamannya pada setir mobil sebelum berkata, "maaf tuan, saya belum bisa menemukannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
ANONIM - Jaewoo
Fiksi PenggemarPair : Jaehyun Jungwoo Genres: Fantasy, Romance, Drama, boyslove Jaehyun adalah sosok tanpa nama bagi Jungwoo, layaknya anonim. Jungwoo adalah sosok yang menghilang tanpa alasan bagi Jaehyun, layaknya anonim. Layaknya anonim yang tidak diketahui bag...