"Terimakasih Jaehyun"

887 124 52
                                    

°• START •°


Dua hari berlalu sejak Jungwoo keluar dari rumah sakit dan ia sudah kembali ke rumah Jaehyun. Karena baru saja sembuh, Jungwoo belum Jaehyun izinkan untuk menyentuh pekerjaan rumah, bahkan membersihkan debu sekalipun.

Untuk mengisi waktu luangnya yang begitu banyak, Jungwoo memilih untuk membaca kembali novel PEARL secara menyeluruh kali ini.

"Kau menemukan sesuatu?" Jungwoo mengangkat pandangannya pada sosok tampan yang baru saja ikut bergabung dengannya duduk di balkon sambil memegang secangkir kopi di tangannya dan satu tangannya lagi di masukkan ke dalam saku celana pendeknya.

Jungwoo menghela nafas, menjatuhkan kepalanya di atas sofa dengan lesu dan berucap lirih, "tidak ada."

Wajah Jungwoo mengkerut sedih sebelum melanjutkan ucapannya dan mulai mengeluh sedih. "Padahal aku mau pulang... Kenapa bukan aku tokoh utama novel ini, kenapa????! Hish!"

Jungwoo menghentakkan kakinya kesal sementara Jaehyun hanya menatapnya acuh tak acuh.

"Novel itu ditulis dari sudut pandang orang ketiga serba tahu dan kisahnya digambarkan dari satu sisi saja, yaitu sisi pemeran utama pria dan wanita."

Jaehyun mengambil jeda sejenak untuk menyeruput kopinya sebelum kembali melanjutkan, "tokoh figuran sepertimu tidak akan mendapat banyak penggambaran."

"Jangan menyebutku Figuran!!"

Jaehyun menatap Jungwoo yang marah dengan alis yang sedikit di naikkan, "itu kenyataannya."

Jungwoo merajuk! Ia membalikkan badannya membelakangi Jaehyun,  menarik kedua lututnya dan meringkuk lucu di sofa.

Jaehyun mendengus melihat itu, bibirnya ditarik membentuk senyuman sebaris yang enggan. Ia tengah berusaha menahan tawa sebenarnya.

"Dia mulai lagi, huft~"

Dengan begitu Jaehyun merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah permen dari sana dan menyodorkannya ke pipi Jungwoo.

Jungwoo mau tak mau berbalik dengan senyumnya yang lebar dan manis menatap Jaehyun bahagia sebelum mengambil permen tersebut dan memakannya. Tak lupa ia merubah posisinya menjadi menghadap ke arah Jaehyun. "Ehe, thank you~"

Jaehyun bergumam sebagai balasan, sambil kembali menyeruput kopinya terlihat sebelah sudut bibirnya dinaikkan seolah bangga pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu kau tidak bisa pulang huh?"

"Sepertinya begitu."

"Tidak ada petunjuk tentang cara kau berpindah ke mari?"

"I have no idea, Aku berakhir tragis dalam novel tapi kejadian itu bahkan belum ku alami. Aku berpindah ketika aku sedang tidur, bukan mati."

Keduanya terdiam dengan pemikiran masing-masing setelahnya.















"Uhm... Mau pergi jalan-jalan?" Jaehyun bertanya ragu, hatinya tergerak melihat wajah bosan dan cemberut Jungwoo.

"Kemana? Bukannya kau bilang dunia ini sedang dilanda virus berbahaya jadi kita harus diam dirumah dan jadi anak baik agar tidak tertular?!"

Jaehyun mengangguk, "tapi sekarang sudah berlaku peraturan new normal dan ada pembatasan sosial. Kita bisa keluar sebentar asal tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku."

Jungwoo yang memang sudah bosan berdiam diri di Penthouse Jaehyun mau tidak mau menyetujui ajakan Jaehyun.
Setelahnya Jungwoo mengganti bajunya dengan sweater coklat dan celana katun pendek milik Jaehyun yang kebesaran sehingga ia harus menggunakan gesper hitam di pinggangnya.

ANONIM - JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang