Aku menatap sepasang bola mata hitam pekat yang teduh itu lekat-lekat. Berusaha terus mencari penyangkalan didalamnya. Namun, kedua bola mata itu tetap tidak berhasil menunjukanku apa-apa, begitu juga ekspresi wajah sang pemilik mata teduh itu. Maka aku juga terus bertahan, mencoba menahan rasa didalam hatiku untuk tidak teriak dan mengaku kalah. Menunggu agar orang dihadapanku itu lebih dulu mengakhiri keheningan ini. Entah untuk kembali, atau untuk benar-benar berakhir.
Tapi ternyata, sang pemecah keheningan diantara kami bukanlah aku, bukan juga dia, melainkan ringtone ponselnya yang berdering diatas meja. Stefan kemudian melirik ke layar ponselnya untuk membaca siapa penelepon yang tiba-tiba mengganggu itu. Begitu juga aku yang ikut melihat ke layar ponselnya dan menemukan nama Sandra disana. Gila, ya, tuh cewek, ada aja dimana-mana. Di kedaan gini aja, dia masih juga nongol. Heran, radarnya kenceng juga kalau urusan Stefan. Ganggu abis! Rutukku dalam hati sambil memotong daging steak tidak sabaran.
Namun bukannya langsung mengangkat seperti biasa, ternyata Stefan tetap diam menatap ponselnya yang berdering itu. Aku tau, dia pasti nggak berani atau nggak enak angkat telepon Sandra langsung dihadapanku. Tapi aku memasang tampang tidak perduli.
"Angkat aja, Stef," ucapku dengan nada datar, membuat Stefan menatapku tidak yakin.
Tapi aku tetap dingin. Tidak berusaha menunjukkan perubahan ekspresi apapun. "Angkat aja. Siapa tau itu penting," ujarku lagi, tetap datar. Ya abis mau gimana, dong? Nggak mungkin kan aku bilang ini dengan nada bahagia penuh ceria? Jelas-jelas aku bete banget denger nama Sandra di sebut-sebut lagi padahal aku dan Stefan lagi dalam keadaan kayak begini. Masih baik aku ijinkan dia terima telepon itu, Stefan nggak tau aja sebetulnya tanganku sudah gatal ingin merebut ponselnya kemudian membantingnya ke dinding. Fuck that bitch! Ya Tuhan, sabarkan aku agar tidak memaki di depan Stefan. Sabarkan aku agar tidak mencari Sandra sekarang juga dan menjambak rambutnya.
Akhirnya, setelah menunggu reaksiku beberapa menit, Stefan pun meraih iPhone miliknya dari meja dengan wajah ragu-ragu, dan menggeser tombol hijau di layarnya juga setelah telepon itu berdering lagi di telepon ke tiga.
"Sebentar ya, Yuk."
Aku mengangguk dan membiarkan Stefan menerima telepon itu sambil kembali makan walau rasa steak setengah juta ini udah jadi hambar nggak karuan.
"Halo? Kenapa, San? Pak Hendro mau ketemu? Hmm... Actually, I'm in the middle of something. But let me figure something out. Untuk sekarang lo handle dulu. Bilang aja interiornya sudah mulai dikerjakan. Oke, oke, yok."
Ketika telepon sudah ditutup, Stefan kembali meletakan ponselnya di meja dan menatapku yang sedang memotong sirloin-ku dengan tenang dan diam–walaupun aslinya sih udah panas banget! Rese! Alamat ditinggalin lagi sama nih cowok, nih. Sialan.
"Yuk, aku..."
"Mau ke kantor? Mau nyamperin Sandra? Yaudah gih, sana," aku langsung memotong ucapan Stefan tanpa menatapnya.
"Yuk, kok jadi gini, sih? Siapa juga yang mau nyamperin Sandra? Ini urusan kerjaan, Yuk. Nggak ada hubungannya sama Sandra. Dan aku nggak akan ke kantor kalau kamu bilang jangan. Jadi jangan marah dulu, dong. Kita malam ini mau omongin semuanya baik-baik, kalau kamu marah-marah gini, panas gini, kapan kelarnya masalah kita, sih?"
"Lho? Kok jadi balikin ke aku, ya? Jadi yang bikin masalah ini jadi nggak kelar-kelar itu aku, gitu? Enak banget kamu itu main nyalahin aja. Coba deh pikir, yang sering ninggal-ninggalin siapa? Yang sering jalan nggak tau waktu sama perempuan lain yang bukan pasangannya itu siapa? Kamu, kan? Kok jadi aku? Kayaknya aku tuh malah sebenernya harus jadi perempuan paling sabar se-jagat raya nomor dua setelah Nagita Slavina karena sudah ikhlas menerima kalau aku nggak akan pernah lebih memenangkan kamu di banding Sandra. Iya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Paradox of Enamor
Romansa- Meaning: A logically self-contradictory statement of falling in and out love. - Setelah bersama-sama menjadi sepasang kekasih selama lima tahun, Yuki dan Stefan ternyata harus putus begitu saja dimalam dimana Stefan sebetulnya akan melamar Yuki. K...