🥀 TEKA-TEKI🥀

923 128 36
                                    

"Kehidupan itu seperti teka-teki dimana kita harus memecahkan dan menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, tergantung bagaimana cara kita bertindak."__RAPUH🥀

                       ~RAPUH🥀~

Avaro menyodorkan seragam sekolah yang baru saja dia beli di koperasi. Lyvia menggambil seragam itu lalu menundukkan kepalanya.

"Makasih," ucap Lyvia tulus.

Avaro tersenyum kecil. "Jangan nunduk, nanti mahkotanya jatuh ratu," ujar Avaro membuat Lyvia mendongak.

"Aku salin dulu," pamit Lyvia lalu menoleh. "Nanti aku ganti," lanjutnya. Setelah itu Lyvia berjalan ke kamar mandi sekalian membersihkan dirinya.

Avaro memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil menyipitkan matanya melihat seseorang bersembunyi di balik tembok. Saat Avaro akan mendekati, orang itu keburu pergi lebih dulu.

"Gue harap semuanya bakal membaik," gumam Avaro berlalu pergi dari tempat itu.

Di dalam WC Lyvia membersihkan rambutnya yang terasa lepek. Lalu memasukan seragam kotornya ke dalam plastik hitam. Saat membuka pintu kamar mandi Lyvia melirik sebuah kertas, ia lalu mengambil kertas itu.

Seluruh arah, dua serangan, tertusuk.

Lyvia menyerngit lalu meremas kertas itu kemudian ditaruh di dalam saku almamaternya. Ia segera berlari dari WC tersebut, sedangkan orang itu menyeringai sambil melipat kedua tangannya.

Setibanya di dalam kelas. Beruntung tidak ada Guru, tetapi mereka semua menatap dirinya tajam seolah dirinya adalah makhluk menjijikan. Lyvia menghela nafas berat sambil melangkah ke bangkunya.

Ia menemukan kertas lagi yang tergeletak di kolong mejanya. Lyvia mengambil kertas itu dengan raut terkejut.

Pecahin teka-teki itu kalo lo mau tau siapa gue dan buat orang tersayang lo selamat. semangat :)

Lyvia menatap sekeliling dengan raut wajah bingung sekaligus ingin tau siapa orang itu. Apa orang ini ada kaitannya tentang orang yang ingin membunuhnya? jika benar maka Lyvia memang harus memecahkan teka-teki ini. Astaga kenapa hidupnya semakin sulit?

Bel pulang berbunyi setelah tiga jam berada di kelas tanpa kehadiran seorang Guru. Lyvia menyampirkan tasnya menunggu semua orang pergi kemudian dia pun keluar dari kelas tersebut.

Saat melangkah ke lapangan, dirinya langsung diserbu dengan sampah membuat seragamnya kembali kotor. Seseorang memeluk tubuhnya berupaya melindungi dirinya dari serangan sampah itu.

"Avaro," lirih Lyvia membuat Avaro tersenyum tipis.

Avaro berdiri sambil menyembunyikan tubuh Lyvia dibalik tubuhnya. Avaro menatap tajam pada Emilia membuat Emilia ciut seketika.

"Udah gue peringati, tapi lo enggak mau denger," ucap Avaro. "Gue makin benci buat ngeliat lo Emil, bahkan ngelirik lo aja bikin gue muak."

"KALO KALIAN LEMPAR SAMPAH KAYA GINI LAGI, GUE BAKAL LAPORIN LO SEMUA KE POLISI!" teriak Avaro membuat orang itu tersenyum miring.

"Gue merasa tertantang." orang itu melirik Lyvia beberapa saat sebelum pergi dari tempat itu.

Avaro menarik tangan Lyvia ke parkiran, Lyvia menggigit bibirnya sampai bibirnya mengeluarkan darah. Avaro melepaskan genggamannya lalu menyuruh Lyvia untuk menaiki motornya.

Lyvia menaiki motor itu sambil menghembuskan nafasnya berulang-ulang. Selain menyesal Lyvia juga gugup, karena dirinya Avaro sampai kotor seperti ini.

RAPUH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang