🥀MEMBAIK🥀

1K 134 30
                                    

"Tidak ku sadari, semakin lelah hidup ini maka semakin dekat dengan ketenangan. Tuhan mempunyai jalan tersendiri untuk para makhluknya, yang kita butuhkan adalah kesabaran dan ikhlas."____RAPUH🥀

                       ~RAPUH🥀~

Brak!

Sebuah gebrakan meja membuat Lyvia tersentak kaget, dia pun melihat siapa pelakunya yaitu Emilia sendiri. Emilia menatap tajam dirinya dengan nafas memburu. Lyvia terdiam tidak mengerti apa yang tengah terjadi bukankah sebelumnya Emilia tidak mengganggunya lagi, tetapi sekarang kenapa seperti ini?

"Lo pacaran sama Avaro?!" teriak Emilia. Dirinya sudah menyukai Avaro saat kelas 10 tentunya ia tidak rela jika Avaro berpacaran dengan yang lain selain dirinya. Katakan saja dirinya egois, Emilia tidak peduli!

"Tadi pagi Avaro ngumumin hubungan kalian di lapangan!"

"JAWAB LO PACARAN SAMA AVARO!" bentak Emilia menarik kuat rambutnya. Lyvia hendak menjawab, tetapi Silvi justru berseru kuat.

"Udah kasih pelajaran aja buat si bisu!" seru Silvi tersenyum miring di sebelahnya Vienna melipat kedua tangannya di bawah dada.

Emilia melepaskan tangannya dari rambut Lyvia. "Bawa dia, gue bakal kasih hukuman yang enggak bakal si bisu duga," titah Emilia mendorong pelan bahu kedua temannya.

Silvi dan Vienna tentu saja berseru senang sambil menarik kasar tangan Lyvia, sementara itu tidak ada yang membantunya semuanya hanya melihat saja. Mungkin bagi mereka ini adalah sebuah tontonan yang menyenangkan.

Saat akan dibawa ke gudang Avaro dengan singgap melepaskan cekalan Silvi dan Vienna dari tangan Lyvia. Hal itu tentu saja membuat Emilia geram dengan tangan terkepal kuat.

"Siapa yang ganggu pacar gue, bakal berurusan sama gue!" tegas Avaro merangkul punggung Lyvia.

Avaro membawa Lyvia ke belakang sekolah, sementara itu Lyvia tidak tau harus bagaimana? hidupnya saja sudah kacau dan ini malah menambah beban saja.

"Apa ini?" tanya Lyvia.

"Gue suka sama lo, lebih tepatnya cinta. Gue cinta lo pas kelas sepuluh, sifat dingin lo lah yang buat gue penasaran dan terjebak di lubang cukup dalam," ungkap Avaro dengan tatapan teduhnya.

"Kamu nyebar berita hoax! itu enggak benar!"

"Iya, gue salah. Tapi, gue enggak mau kehilangan lo!"

"Jauhin aku!" sentak Lyvia membalikkan tubuhnya kemudian menjauh dari tempat itu. Karena sebentar lagi bel masuk berbunyi, ulangan pun akan segera dimulai.

Tanpa keduanya sadari ada seseorang di balik pohon seraya menarik sudut bibirnya. Baginya ini hanya permulaan saja, lihat saja permainan yang sesungguhnya.

"Gue bakal bikin hidup lo menderita bagaikan di neraka," ujar orang itu menatap punggung Lyvia yang sudah menjauh.

                      ~RAPUH🥀~

Selepas pulang sekolah Lyvia keluar dari dalam rumah saat tidak melihat Papanya tak ada. Ini kesempatan untuknya bebas dan bersenang-senang. Lyvia menghampiri Guntur yang sedang duduk di kursi roda depan rumahnya.

"Enggak kerja?" Guntur menoleh seraya tersenyum lebar. Lyvia berjongkok tepat di hadapannya Guntur.

"Kamu baik Lyvia?" tanya Guntur khawatir.

"Menurut kamu?" Lyvia balik bertanya.

Guntur menggeleng polos. "Enggak," balas Guntur.

"Itu tau," sahut Lyvia. "Hari ini kerjakan?"

RAPUH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang