(1) 🥀Flashback 🥀

2.1K 109 17
                                    


"Ku tulis sebuah kisah tentang kerapuhan seorang gadis. Namun, berusaha terlihat baik-baik saja."____~RAPUH~

~Rapuh~🥀

Namanya Lyvia Gemerlap, gadis yang selalu mendapat penderitaan setiap harinya, namun berusaha tegar walupun batin sudah lelah. Awal mula kehancuran hidupnya adalah perceraian antara Mama dan Papanya. Ingin ku ceritakan?

Baiklah ini berawal dari sang papa yang baru saja pulang dengan keadaan lelah. Dan saat itu Mama pun datang dan mengajak Papa bertengkar, Papa yang tidak pernah main tangan pun akhirnya melakukan itu pada Mama. Lyvia kecil dan Lion berdiam diri di anak tangga melihat kejadian itu, bahkan anak laki-laki itu langsung memeluk adik kecilnya.

"Ada kakak, kamu tenang aja." Lion tersenyum menyakinkan membuat mata Lyvia menggerjap.

"SUDAH MAIN DENGAN PEREMPUAN LAIN, KAMU MASIH PUNYA MUKA BUAT PULANG?!" bentak sang Mama membuat Papa murka lalu melayangkan tamparan membuat Lisa terdiam mematung.

"Jaga omongan kamu, Lisa!" pria itu memijat pelipisnya. "Lalu apa bedanya dengan kamu yang masih bermain bersama dengan pria itu, padahal pria sialan itu sudah beristri?!"

"Kamu wanita murahan Lisa! saya menyesal pernah mencintai kamu!" lanjutnya.

"Iya, sudah. Aku mau pisah!"

Pria itu tidak menjawab dan memilih diam membuat Lisa jadi berkepala besar. Wanita itu mendekati pria itu dengan senyuman remeh.

"Kenapa?

Pria itu tidak menjawab dan memilih diam membuat Lisa jadi berkepala besar. Wanita itu mendekati pria itu dengan senyuman remeh.

"Kenapa? Enggak bisa kan?! kamu itu masih cinta sama aku!"

Vito terdiam. "Oke, besok aku urus surat perceraian. Aku juga capek sama tingkah kamu." Vito melangkah melewati wanita-istrinya membuat Lisa terdiam dengan tangan terkepal. Tatapannya mengarah pada Lion dan Lyvia, kemudian matanya kembali mengarah lurus.

Lion menarik lengan adiknya menuju kamar lalu memasangkan earphone ke telinga sang adik. "Dengerin lagu aja ya."

Lyvia kecil mengangguk. "Abang, tidur sama Via ya."

Lion tersenyum, tangannya terulur mengusap rambut adik perempuannya penuh sayang. "Abang janji bakal jaga Lyvia, lindungi Lyvia dan akan sayang terus sama Lyvia."

Lyvia mengacungkan jari kelingkingnya. "Abang janji?"

Lion tersenyum lalu mangaitkan jari kelingking di jari kelingking sang adik. "Janji." Lion mulai memutar musik dan mengusap rambut adiknya yang tertidur di pangkuannya.

Air mata anak laki-laki itu menetes. Bagaimanapun dirinya harus kuat akan semuanya demi sang adik, keluarganya yang sudah hancur lebur kadang membuat Lion tidak sanggup. Tapi, karena ada Lyvia-adik tersayangnya membuat Lion harus bertahan.

Anak laki-laki itu menggigit bibir bawahnya agar tidak terisak. Bahu bergetar, tetapi tangannya tetap mengusap rambut sang adik perempuan.

*****
Dua Minggu kemudian, persidangan perceraian sudah selesai. Antara Lisa dan Vito sudah tidak memiliki hubungan suami istri lagi. Semuanya telah usai saat ini juga, dan hak asuh Lion jatuh ke tangan Lisa, sementara hak asuh Lyvia jatuh ke tangan Vito.

Kini Lyvia sudah kembali ke rumahnya dengan air mata mengalir bahkan terus terisak. Tapi, Vito tidak menghiraukannya dan terus menggenggam tangan mungil itu hingga tiba di dalam rumah.

RAPUH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang