"bisa ga sih Phi Off, pelan pelan. Kamu emng ga malu tadi diliatin banyak orang?"
Off yang masih berjalan menarik, oh lebih tepatnya menyeret Gun, berhenti sebentar.
"Malu? Tau apa soal malu? Yang ga punya malu tuh disini kamu ya Gun bukan aku. Udah lah aku denger kamu ngomong bawaannya gerah."
Off melanjutkan jalannya tanpa menggandeng Gun lagi. Gun yang tau Off marah segera menyusul Off. Salahku dimana lagi kali ini?
Macet. Perjalanan menuju rumah hari ini berujung dengan Off yang berisik membunyikan klakson karena macet.
"Didepan tuh ada lampu merah Phi, kamu harusnya sabar." Kata Gun.
Sebenernya daritadi dia gamau buka mulutnya. Tapi karena Off berisik sekali ia mau tidak mau harus bilang seperti itu.
"Berisik. Udah saya bilang kamu diem ya. Jangan sampe ada satu kata pun keluar dari mulut kamu lagi. Muka kamu, jangan liatin saya. Emangnya dimuka saya ada apa?" Kata Off dengan tatapan sinis nya.
Gun akhirnya memandang kearah luar jendela hingga mobil kembali melaju lagi. Siapa juga yang liatin. Padahal daritadi dia yang berisik.
~~~
Sesampainya di apart.
BRAKK...
Pintu dibanting oleh Off setelah Gun masuk tadi. Lalu Off duduk di sofa tengah mendahului Gun yang tadi sempat berhenti berjalan karena kaget.
Gun yang tidak mau kena marah lagi akhirnya dia mutusin buat naik ke atas prepare untuk tidur.
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah di tangga,
"Siapa yang nyuruh kamu naik?" Suara Off terdengar dengan nada tinggi.
Gun akhirnya berdiam diri ditempatnya.
"Kenapa diem? Sini!" Perintah Off.
Gun masih diam. Off bisa liat dimana gun hanya berdiri tak bergeming. Akhirnya Off menghampiri Gun. Kini Off tepat ada di hadapan Gun yang masih membelakanginya.
"Tadi kan aku bilang sini. Sini duduk sama aku. Kenapa malah diem disini?"
Gun tetap diam.
Akhirnya Off menarik tangan Gun supaya ia berbalik kearah nya. Gun yang belum siap, ia tidak bisa mengimbangi dirinya. Gun yang ingin berteriak karena panik namun ia sengaja menutup mulutnya untuk tidak teriak. Tapi dengan sigap Off menangkapnya, ah lebih tepatnya menggendong Gun.
"Kalo panik, mau teriak tinggal teriak. Gausah ditutupin. Masih aja sempet sempetnya teriak pake ditahan. Kenapa sih?"
Gun yang bisa melihat wajah Off dari dekat membuat ia tidak kuat menahan rona pipinya. Ia menunduk.
"Kan, malah nunduk. Kenapa? Coba sini liat aku." Kata Off yang masih menggendong Gun.
Gun tetap diam.
"Gun, kalo aku ngomong tuh jawab. Liat muka aku."
Setelah menetralkan hatinya, Gun mengangkat wajahnya untuk menghadap Off.
"Oke aku akan ngomong. Tapi sebelum nya turunin aku dulu. Kaya nya kamu keliatan betah ya gendong aku."
Dengan gagap Off menurunkan Gun.
"Udah di tolongin bukannya bilang makasih."
"Iya, makasih suamiku." Sahut Gun.
"Nah gitu nyaut. Kenapa daritadi aku ngomong kamu ga jawab? Apalagi tadi aku ngomong sama punggung kamu. Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You
RomanceSebuah perjodohan didalam suatu hubungan yang lain. Tidak ada sinopsis, karena ketika kalian sampai ke dalam alur, kalian hanya akan dibawakan problem problem yang ditemukan di pasangan menikah lainnya. . About OffGun. Support me with your star...