formalitas

1.8K 181 30
                                    

"Off Jumpol. Bagaimana kabarmu dengan suamimu?" Kata kakek Off sesudah mereka memberi wai kepadanya.

"Kita berdua baik. Ya kan Gun?" Senyum Off.

"Ya kakek. Kita berdua baik. Malah cucu kakek ini sangat over care sama Gun."

"Aw... Kau sebucin itu Jumpol?"

Off sebenarnya tidak menyetujui pernyataan Gun. Namun karna Gun sudah bilang seperti itu, ia hanya bisa mengangguk meng iya kan

"Kadang... Tidak se over itu juga sayang."kata Off membela dirinya menekankan kata sayang.

"Ga nyangka kakek. Tapi kakek seneng. Jadi itu tandanya kamu sudah bisa melupakan Mook. Wanita matre itu. Untung ada kamu Gun."

Seketika Senyum Gun hilang.

"Mmmm kakek, Gun pergi ambil minum dulu ya." Pamit Gun.

"Mau aku antar? Atau aku aja yang ambil." Tawar Off.

"Gapapa kamu disini aja sama kakek. Aku permisi."

Kakeknya tau terasa canggung sekarang.

"Apa kau masih berhubungan dengan Mook?" Tanya kakeknya ketika Gun sudah memasuki kerumunan banyak orang.

Off diam. Dia tidak bisa bilang tidak ketika dia memang masih berhubungan dengan nya.

"Kau ini. Apa yang membuatmu masih mengikat nya. Apa kau masih mencintainya?"

Off masih diam. Terkadang hatinya luluh dengan perhatian Gun. Dia tau banyak yang Off temukan dan pelajari dari Gun. Sementara Mook, ia tidak pernah berlaku manis seperti Gun. Memperhatikan nya saja pun tidak pernah. Tapi Off tidak mau membiarkan dirinya mengikuti kata hatinya. Entah kenapa otaknya selalu mengatakan bahwa Gun perusak hubungannya dengan Mook. Ya, karena dia, semua seperti ini.

"Lebih baik kakek urusi hidup kakek yang sudah bertambah tua. Emangnya kakek mau nanti anak ku dan Gun tidak sempat melihat kakeknya yang menyebalkan ini." Alih Off.

"Kau ini bisa saja. Bagaimana kalau kita ke ballroom banyak yang menari disana. Apa kau tidak tertarik untuk mengajak suamimu berdansa?"

Usahanya untuk mengalihkan pembicaraan kakeknya tentang Mook berhasil. Tapi ada yang tidak dia inginkan setelahnya. Sesi berdansa.

"Aku akan tanya Gun dulu. Ah iya, Gun kok belum kesini ya kek? Sepertinya aku harus menyusulnya."

"Gaperlu Off. Mungkin Gun butuh waktu. Liat ekspresi dia tadi kakek jadi merasa bersalah. Kalau tau kau masih memiliki status dengan Mook seperti ini apalagi kamu terang terang an nunjukkin ke dia gini, kakek lebih baik hanya ngundang menantu ku saja sendiri, Off."

"Terserah kakek."

"Yasudah ayo kita ke ballroom sambil tunggu Gun." Ajak kakeknya sambil merangkul Off.

Kakek Off sangat sayang kepadanya. Se buruk apapun kelakuannya, bagaimanapun Off adalah cucu semata wayangnya. Kakeknya selalu memanjakannya, membiarkan Off menjadi orang yang egois seperti dirinya. Tapi, melihat Off seperti ini kakeknya justru merasa gagal dan kecewa kepada dirinya sendiri.

Bagaimana? Nasi sudah menjadi bubur. Kata kakeknya.

~~~

Gun pergi ke tempat meja yang menyajikan minuman.

Gun minum dua gelas dengan hati sedikit panas. Kenapa, ia sebenarnya ingin berhenti berbohong mengatakan dirinya baik baik saja. Apalagi masalah pernikahannya dengan Off. Tapi mau gimana, bukannya sepasang dalam ikatan harus selalu menjaga aib dari salah satu kekurangan pasangan kita?.

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang