Suami paksaan

2K 194 22
                                    

Off membuka pintu apartemen dengan kasar. Lebih tepatnya di banting agar seluruh penghuni apartemen bahkan yang berada didalam apartemen tau bahwa ada seseorang yang terbakar.

"Off, Kau sudah pulang? Aku menunggumu dari pagi. Apa kau sudah makan? Aku akan menghangatkan makanan sebentar ya, Ku kira kau benar akan pulang pagi. Ternyata siang. Untung makanannya tadi aku simpan di kulkas." Jelas Gun yang menghampiri Off didepan pintu dengan wajah berbinar tanpa merasa ada yang salah dengan Off.

"Minggir. Aku tidak makan. Aku sudah makan. Kau tak perlu repot-repot memasak untukku."

Off mendorong Gun hingga badan Gun terbentur tembok dengan keras.

"Aww..." Teriak Gun. Off yang semula akan masuk, kembali menghampiri Gun.

"Kau tidak apa-apa? Maaf aku tidak bermaksud." Cemasnya. Namun ketika ia menatap Gun, Gun malah tersenyum. Aku dikerjai.

"Kau... Khawatir padaku?" Seringai Gun

"Tidak. Aku hanya tidak ingin kau memiliki bekas luka. Aku tidak ingin orang tuaku mengintrogasi yang macam-macam." Off kembali melangkah menuju kamarnya.

Gun tersenyum. Ada rasa bahagia mengetahui Off masih memperdulikan nya sesekali.

~~~

Kini Off sudah memakai baju santainya. Hari ini Off akan pergi dengan Mook. Mengingat tadi dia tidak jadi dijemput Mook, karena Mook masih mengadakan acara reuni lainnya.

Ketika Off ingin membuka pintu apartemen, Gun menghadangnya dipintu hingga mereka saling berhadapan.

"Kenapa? Sudah ku bilang aku tidak akan makan."

"Phi Tay bilang kau belum makan dari pagi."

Off tersenyum sinis.

" Jadi kau memata mataiku lewat Tay?"

"Tidak. Aku hanya ingin tau apa yang kau lakukan Dikantormu. Karena phi Tay bilang kau itu seorang workaholic. Terlebih ayahku juga memberika warisannya kepadamu." Kata Gun sambil menunduk.

"Phi Tay, phi tay, dan phi Tay... Suami mu itu siapa sih? Kenapa kau malah bertukar pesan dengannya? Sekalian saja kau menikah dengannya."

Gun bingung dengan perkataan Off. Padahal ia meng chat Tay hanya untuk mengetahui keadaan Off.

"Aku kan mengirimi nya pesan juga untuk menanyakan mu." Ujar Gun

Off mendekatkan wajahnya kepada Gun.

"Kenapa kau tidak berinisiatif untuk langsung bertanya padaku? Kenapa harus ke Tay. Yang menikah kan hanya kau dan aku. Kenapa harus tay juga ikut ikutan?" Germa Off tertahan.

"Maaf, aku bukannya tidak mau menghubungi mu langsung. Tapi aku tidak punya nomormu."

Off kaget dengan ucapan Gun. Bisa bisanya ia lebih memilih menghubungi Tay untuk menanyakan kabarnya dari pada langsung meminta nomor nya lewat Tay.

"Mmmmm jika kau berfikir kenapa aku tidak meminta nomormu lewat Tay, sebenarnya aku tidak mau. Aku ingin kau yang langsung memberinya. Bukan dari orang lain."

Off menjauh kan wajahnya dari Gun. Berikan ponsel mu padaku.

Gun memberikan ponselnya pada Off. Off mengetikkan sesuatu di handphone Gun lalu tak lmaa ponsel Off berdering.

"Ini nomorku. Mulai sekarang jangan memata mataiku dengan menghubungi sekretaris ku. Sekarang kau bisa minggir? Mook sudah menunggu ku diluar."

"Lagi? Apa kau tidak lelah? Kau baru ajaa lembur, Off."

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang