Just Jealousy

1.4K 125 33
                                    

Hollaaaa....
Mau double kill atau triple kill?
Udah double dulu ya...
Ga lama buat yang selanjutnya kok..
.
FYI agak sedikit horror sih...
Aku mau ngasih tau cerita ini sedikit lagi tamat yaaa gatau sih seberapa chapter laginya soalnya kan ini sistemnya ketik langsung update, jadi mau dipercepat tamat nih🙃
.
Buat special chapter?
Atau sequel? Wkwkwkw author blm kepikiran🤣
.
.

"Makanya papii, kalo cuman makan pagi, gausah pas sore nya beli kopi. Kan jadi gini kan. Sakit kan. siangnya belum makan apa-apa malah langsung minum kopi." Ucap Gun sambil memijat leher belakang Off agar ia bisa memuntahkan sesuatu yang membuatnya terasa mual.

Ya, siang setelah pagi acara bersenggama ketika malamnya, Off merasakan mual yang hebat ia muntah namun tidak memuntahkan apa apa karena ia dari kemarin hanya makan di pagi hari dan hanya memesan kopi ketika menjemput Gun di toko kue. Alhasil? Ya gitu. Poor Off.

Setelah dirasa sudah tidak mual lagi Off memegang perutnya. Lain dengan Gun yang melirik ke arah wastafel untuk melihat cairan apa yang keluar dari muntahan suaminya.

Ehh bukannya jijik ya, ini tuh ilmu siapa tau kan nanti kalo semisalnya ada warna nya dia bisa langsung panggil dokter.

Anehnya ia tidak melihat Off memuntahkan sesuatu disana,

"Papii ayo makan dulu. Kamu ga muntahin apa apa." Kata Gun sambil berjongkok di hadapan suaminya yang sedang memegang perutnya dilantai kamar mandi.

"Sumpah ya.. Ini mual banget rasanya enek gitu."

Gun kini sudah mengantar Off ke tempat tidur tepatnya di pinggir tempat tidur.

"Iyaiya tau.. Yaudah aku bikin teh anget dulu nanti aku kesini lagi. Sekalian nanti aku bawa makan buat kita."

"Eh jangan. Buat apa kita punya pelayan banyak kalo ga digunain? Kamu disini aja, pake telfon rumah buat minta ke pelayan. Oke?"

Gun bukannya tidak mau, ia hanya ingin memberi Off sesuatu yang nantinya akan membuat Off jauh lebih baik. Tapi jika Off berkata seperti itu ia akhirnya menuruti kemauan suaminya.

Seusai menelfon, Gun duduk disamping Off yang menyadarkan tubuhnya di tempat tidur. Gun melihat Off yang sedang mengerutkan keningnya dengan mata terpejam dengan satu tangan memijat pelipis dan yang satunya untuk mengusap perutnya. Gun yang melihat itu jadi merasa bersalah terhadap suaminya.

Merasa kegiatan memijat oleh tangan sendiri diberhentikan, Off membuka matanya lalu melihat Gun yang sudah dari tadi ternyata memperhatikan nya.

"Kamu mau nangis? Kan aku yang sakit." Off memegang pipi Gun lembut.

Hangat. Yang Gun rasakan tangan Off hangat sekali.

"Maafin aku ya, aku ga bisa jadi suami yang bener buat Phi Off. Aku ga dewasa. Gaa seharusnya aku malah ngikutin Phi Off diem diem an. Ga seharusnya aku malah juga diem aja." Kata Gun sembari menunduk dengan tangan yang ikut memegang tangan Off di pipinya.

"Kamu ga salah, aku nya aja yang alay. Padahal kan masalah anak bisa di omongin baik baik, tapi aku malah ketus. Maaf ya, aku panik Gun. Aku gamau kamu kenapa kenapa kalo harus pake cara bayi tabung. Untuk diem-diem an aku yang salah. karena aku yang ngehindar. aku cuman gamau kamu malah maksa aku buat program bayi tabung."

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang