= = =
= = ="halo Mae..."
"Halo Gun"
"Mae, ada apa?"
"Mae cuman mau tau gimana keadaan kamu sama Off. Kemarin keliatannya Off marah banget. Mamah ga pernah loh liat dia kaya gitu. Apalagi dia sampe berani keluar sebelum acara selesai."
"Kita berdua fine kok Mae. Maaf kemarin aku sama Phi Off ga pamitan dulu. Sekarang Phi Off lagi di apart sendirian, Mae. Lagi sakit."
"Iya gapapa sayang. Kakek juga pasti ngerti kok. Off sakit? Sakit apa? Kok sendirian?"
"Kemarin abis pulang itu ceritanya kita sempet berantem Mae. Tapi cuman sebentar. Terus kan Gun naik keatas duluan abis itu tidur duluan ga nungguin phi Off. Eh pas Gun kebangun Phi Off gaada ternyata dia tidur di sofa. Bangun bangun badannya pada memar semua Mae. Niatnya juga Gun gamau pergi, tapi tadi katanya Phi Off kalo sakit gamau aku ganggu. Katanya dia cumna butuh tidur."
"Astaga itu anak gengsinya gede banget sii, udah tau ga bisa tidur di sofa make sok sok an segala. Tapi kalo Off sendirian kamu lagi dimana?"
"Aku lagi survey tempat buat bangun toko kue yang pernah aku ceritain itu loh Mae."
"Ohh iyaiya yaudah. Mae kalo gitu nemuin Off aja. Niatnya Mae mau makan sama kalian berdua. Tapi karna kamu lagi sibuk, yaudah lanjut aja yah sayang, nanti kalo Off kenapa kenapa Mae langsung telfon kamu yah nak."
"Oke Mae, hati hati dijalan."
Setelah bercakap dengan Mae Off, Gun kembali menjelajahi setiap tempat yang ada di pinggir jalan.
"Gun, bagaimana?"
"Phi Tay, aku suka tempatnya. Tidak terlalu ramai dan sejuk. Oh satu lagi, daerah ini dekat dengan kantor Phi Off. Jadi nanti kalau tokonya sudah buka, aku bisa setiap hari memintamu untuk membawakan kue buatan ku untuk Phi Off." Gun tidak sabar akan hal itu.
"Kenapa tidak kau saja yang kesana? Kenapa harus menyuruhku lagi?" Goda Tay.
"Aku tidak mau kesana sebelum Phi Off yang mengizinkan." Senyum Gun. Bukan karena ia menunggu izin, ia hanya tidak mau kalau ketika ia datang dia malah melihat hal yang menyakitkan.
"Yasudah kalau begitu, bagaimana kalau aku antar kau pulang?"
"Aku belum mau pulang. Aku masih ingin berjalan disekitar sini. Bolehkan?"
"Boleh dong.. hehehe asal aku temani."
"Itu harus."
~~~
Setelah asik berjalan jalan dan sesekali berbincang dengan Tay, Gun memutuskan untuk pulang. Sesampainya di basment apartnya, Tay pamit undur diri untuk kembali ke kantor.
Gun membuka pintu apart, Gun kaget karena ia di sambut dengan tangisan dari ruang tengah. Akhirnya Gun bergegas ke dalam.
"Mae, Mae kok nangis? Kenapa Mae?"
Gun kaget ternyata yang menangis adalah ibu Off.
"Gun, bilang ke Mae. Kenapa kamu nutupin ini semua dari Mae? Kenapa kamu ga bilang soal Mook yang tinggal satu lantai bahkan sebelahan apartnya gini sih? Kamu mau ngebiarin Off kaya gini terus ke kamu? Mae kirain hubungan kalian emang mesra luar dalem. Tapi, kamu malah bikin Mae jadi ngerasa gagal nge didik anak, sayang." Kata ibu Off yang semakin jadi menangisnya.
"Mae, maafin Gun. Gun bukannya ga mau cerita, sungguh. Gun gamau Mae kepikiran terus terusan soal rumah tangga Gun. Soal Mook, dia memang tinggal di apart sebelah. Gun ga mau terlalu egois Mae, buat Phi Off mungkin berat memutuskan mana yang harus di pilih. Tapi Gun ga maksa. Selama Phi Off tetep nerima Gun masih anggep Gun suami sahnya, Gun gapapa. Gun maklumin Mae. Mae kan tau pernikahan ini ga ada dasar saling cintanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You
RomanceSebuah perjodohan didalam suatu hubungan yang lain. Tidak ada sinopsis, karena ketika kalian sampai ke dalam alur, kalian hanya akan dibawakan problem problem yang ditemukan di pasangan menikah lainnya. . About OffGun. Support me with your star...