[end] Book 2 - I Shall Seal the Heavens

154 - Untuk Setiap Jalannya Sendiri

Meng Hao tidak menanggapi. Dia menatap Xu Qing dan tersenyum tipis. Dia membawanya melesat mundur, menyebabkan lelaki tua Pembentukan Pondasi itu mendengkus dan kemudian terbang menuju Meng Hao seperti burung bulbul.

Kecepatannya luar biasa, dan dia menunjukkan kekuatan penuh dari basis kultivasi Pembentukan Pondasi tingkat akhir, menyebabkan delapan riak menyebar di udara. Dia jelas memiliki delapan Pilar Dao di dalam tubuhnya.

Pada titik ini, Meng Hao sudah mencapai dua kultivator paruh baya tahap Pembentukan Pondasi tingkat tengah. Mereka tertawa, dan salah satu dari mereka menunjukkan gerakan mantra. Seratus Pedang Es pun muncul secara ajaib dan mulai berputar, membentuk pusaran raksasa. Pusaran itu melesat ke arah Meng Hao, setiap bilah di dalamnya diisi dengan kekuatan tahap Pembentukan Pondasi tingkat awal.

Orang yang satunya menepuk Tas Penyimpanan dan mengeluarkan lima tawon hitam seukuran kepala, yang mendengung, dan mempunyai sengat merah panjang.

"Kau melebih-lebihkan dirimu sendiri!" kata pria yang telah menciptakan Pedang Es. Pusaran pedang itu meraung ke arah Meng Hao.

Memegang Xu Qing dengan tangan kanannya, Meng Hao melambaikan tangan kirinya. Seketika, Naga Api yang sangat besar muncul, bersama dengan sebuah Bilah Angin. Yang mengejutkan, Naga Api itu tidak sepenuhnya berwarna api, tapi bergaris emas! Karena Kitab Roh Luhur, naga itu telah menjadi Naga Emas.

Bilah Angin menyatu dengan naga, menyebabkannya meluas hingga tiga ratus meter. Selanjutnya, dua tonjolan muncul di sisi kiri dan kanan Naga Api. Begitu Bilah Angin menyentuh naga itu, ia meledak menjadi dua sayap yang sangat besar, menciptakan seekor naga dengan sayap yang membentang; itu adalah Naga Hujan Terbang.

Meng Hao telah tercerahkan mengenai teknik ini setelah Roc membangkitkan Warisan Naga Hujan Terbang di dalam dirinya.

Hal berikutnya yang muncul bersama Naga adalah Laut Api. Laut Api ini berasal dari kekuatan Pilar Dao Sempurna. Kultivator Pembentukan Pondasi tingkat tengah tidak mampu menahannya.

Boom!

Pusaran Pedang Es pecah seketika, berubah menjadi kabut yang ditelan oleh Laut Api. Naga Hujan Terbang yang berkobar itu meraung. Kedua kultivator tahap Pembentukan Pondasi tingkat tengah pun mundur; ekspresi terkejut tampak di wajah mereka. Dalam sekejap mata, Naga Hujan Terbang melesat maju dan memakan salah satu dari mereka dalam satu gigitan.

Jeritan memilukan pun menggema saat tubuhnya berubah menjadi abu.

Semua ini terjadi dalam waktu yang dibutuhkan oleh percikan api untuk terbang dari sepotong batu api. Baik pria tua dari tahap Pembentukan Pondasi tingkat akhir maupun pria paruh baya dengan lima tawon itu tidak punya waktu untuk bereaksi sebelum semuanya berakhir.

Dengan wajah tanpa ekspresi, Meng Hao berbalik dan melangkah menuju lima tawon yang mendengung dan ganas.

Tawon-tawon itu melesat ke arahnya, tetapi ketika mereka mendekat, tubuh mereka tiba-tiba mulai bergetar hebat. Sepertinya, mereka merasakan sesuatu yang menakutkan dan tidak berani melangkah lebih jauh. Mereka bergegas mundur; ini adalah sesuatu yang belum pernah dialami oleh tuan mereka.

Saat syok menutupi wajah pria paruh baya itu, wajah iblis yang tertawa sekaligus menangis muncul di mata Meng Hao. Yang satu jelas, yang satunya lagi samar. Namun begitu, wajah itu langsung menyebabkan Meng Hao memancarkan aura aneh. Kelima tawon itu menjerit tajam, dan tubuh mereka gemetar lebih kencang, seolah-olah mereka telah kehilangan kemampuan untuk terbang. Tiba-tiba, mereka berbalik dan dengan kejam menyerang satu sama lain.

Saat adegan aneh ini berlangsung, Meng Hao berjalan di tengah-tengah tawon, mengangkat tangan kirinya dan mengiris jarinya sendiri, membuat jari itu tertutupi dengan darah. Tiba-tiba, seluruh area ditutupi dengan cahaya merah darah. Saat cahaya itu menghilang, Meng Hao telah berdiri tepat di depan pria paruh baya. Dia mengangkat jari telunjuknya dan menekankannya di tengah kedua alis pria itu.