Banyak lapisan awan di atas kepala saling bertabrakan, dan suara guntur mengguncang bumi. Di bawah, Meng Hao dan Zhou Jie berjalan menuju satu sama lain. Mata mereka terkunci, dan kekuatan Sense Spiritual mereka melesat maju.
Serangan Sense Spiritual itu tidak berwujud dan tidak terlihat. Dalam hal potensi membunuh, kekuatannya jauh melebihi benda sihir!
Saling terperangkap dalam tatapan satu sama lain, Meng Hao dan Zhou Jie mulai gemetar. Zhou Jie merasa seperti dihancurkan oleh gunung yang tak terhitung banyaknya. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Ia mengatupkan rahang, dan ekspresi keganasan muncul di wajahnya.
Meng Hao tampak terpengaruh juga. Ia mengerutkan bibirnya, dan tidak ada darah yang muncul. Ia mendengkus dingin, lalu melanjutkan melangkah maju. Saat langkah itu turun, kedua orang itu gemetar lagi.
Wajah Zhou Jie agak pucat. Ia tahu bahwa dirinya kalah dalam hal Sense Spiritual. Tanpa ragu, ia mundur beberapa langkah, melakukan gerakan mantra dengan tangan kirinya. Batang dupa sepanjang kaki di tangan kanannya langsung melepaskan untaian asap yang kemudian berubah menjadi sabit yang melesat ke arah Meng Hao.
Saat sabit itu terbang, asap yang menyusunnya mulai menyebar. Segera, bentuk sebuah sosok pun terlihat. Sosok itu tampak seperti seseorang yang memegang sabit, menebaskannya ke arah Meng Hao.
Mata Meng Hao berkelip. Tangan kirinya melakukan gerakan mantera, dan dua pedang kayu yang tampak bersemangat itu pun mendengung kencang, dan kemudian berubah menjadi dua berkas cahaya saat melesat menuju sabit itu.
Dalam sekejap, keduanya saling bertabrakan. Tidak ada penghindaran, tidak ada adegan berputar-putar. Kedua serangan itu tampak seperti musuh bebuyutan. Keduanya menghantam satu sama lain dengan sangat kuat, saling menghancurkan.
Sebuah ledakan menggema, dan Meng Hao melambaikan kedua tangannya. Seolah-olah ada benang tak terlihat yang menghubungkan pedang kayu padanya; kedua pedang itu mulai memancarkan aura pedang yang kuat yang mendesir memenuhi area tersebut. Semuanya mulai bergetar. Siapa yang berani mendekat?
Sebuah ledakan terdengar, dan ekspresi aneh muncul di mata Zhou Jie. Ia mengangkat tangan kirinya dan melambaikannya ke depan, lalu menekan dupa di tangan kanannya. Asap pun mengepul lagi; dalam sekejap mata, itu berubah menjadi sepuluh senjata lebih, masing-masing dipegang oleh sesosok hantu. Semuanya menyerang Meng Hao.
Wajah Meng Hao sama seperti biasanya saat ia melihat hantu asap yang mendekat. Ia mengangkat tangannya, lalu mengulurkannya ke samping. Kedua pedang kayu itu pun mendengung semakin kencang. Tiba-tiba, semua energi spiritual Langit dan Bumi seolah mengalir deras ke arah dua pedang itu. Aura pedang yang mengelilinginya pun meluas hingga tiga puluh meter, dan dua pedang itu sendiri tampaknya berubah menjadi dua Pedang Naga Terbang yang mengelilingi Meng Hao.
Suara gemuruh menggema dari hantu asap yang mendekat, satu demi satu, mereka hancur, tidak mampu mendekati Meng Hao.
"Jadi, kau menyukai pertahanan," kata Zhou Jie dengan dingin. "Aku bisa membantumu." Sebuah cahaya dingin bersinar di matanya saat tangan kirinya berkedip dengan gerakan mantera lain dan kemudian menekan batang dupa. Nyalanya menjadi semakin besar, dan asap yang mengepul pun semakin banyak. Asap itu memadat membentuk lapisan cincin konsentris.
Setiap cincin asap yang baru muncul itu lebih besar dari yang sebelumnya. Segera, lebih dari seratus cincin telah terbentuk, yang kemudian melesat ke arah Meng Hao. Contong cincin itu berputar saat mendekatinya, seolah berusaha membungkusnya.
Cincin asap tampak akan menelannya, namun ekspresi Meng Hao tidak berubah sedikit pun. Ia membuka mulutnya, dan kabut petir muncul. Di masa lalu, kabut petir telah menyerap Petir Kesengsaraan, serta beberapa Kehendak petir di kuali persegi. Saat ini, kabut petir tampak sedang mengalami transformasi aneh. Saat menyebar, guntur menggelegar di atas langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] Book 2 - I Shall Seal the Heavens
Fantasy[straight] [Terjemahan] Apa yang aku inginkan, Langit harus menyediakan! Apa yang tidak aku inginkan, sebaiknya Langit tidak punya! Ini adalah kisah yang berasal dari Pegunungan Kedelapan dan Kesembilan, dunia di mana yang kuat memangsa yang lemah...