Right decision (08)

2K 202 44
                                    

Happy reading
:::
:::
:::
:::
:::

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TRIGON
🖤❤️

# CHAPTER 08 #

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu yang membuatnya sakit. Saint masih enggan untuk pergi kuliah. Ia masih tidak ingin bertemu dengan Nene kekasihnya. Mike dan Peak sudah menceritakan bahwa mereka sudah bertemu dengan Nene, tapi penjelasan yang diberikan mereka berdua membuat Saint terkejut.
Karena pasalnya Saint tidak pernah tahu kalau kekasihnya itu melakukan hal seperti itu.

Kini dirinya hanya duduk di rumah, melamun dan kegiatan membosankan lainnya.

"Kau tidak mau pergi kuliah lagi," ucap Perth menghampiri Saint yang sedang duduk di taman belakang.

"Aku malas phi," jawab Saint tanpa melihat ke arah Perth.

"Masa muda jangan dibuat malas-malasan, apa kau tidak ada kuis atau kegiatan kampus lainnya. Sudah satu minggu kau tidak masuk kuliah."

"Tidak ada."

"Saint, kau hanya menghindar bukan?" Tanya Perth yang sudah duduk disampingnya.

Tidak ada jawaban dari Saint, dan Perth sudah tahu arti dari diamnya Saint.

"Dengarkan phi, kau menghindari sesuatu, dan itu tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang kau hadapi saat ini. Semakin kau banyak menghindar, masalah yang kau hadapi tidak akan pernah terselesaikan. Semakin cepat kau menghadapinya maka beban yang kau tanggung akan semakin cepat pula perginya."

"Aku hanya belum siap phi."

"Lalu kapan kau akan siap, kau bersembunyi dan itu tidak akan pernah siap untuk hatimu."

"Aku..."

"Kau tahu Saint, saat phi kehilangan Pete. Hati phi rasanya hancur, dunia phi seakan hilang. Separuh jiwa phi pergi, phi menyalahkan semuanya pada tuhan. Kenapa tuhan tidak adil pada phi? Kenapa tuhan mengambil separuh jiwa phi?
Lama phi terpuruk dalam keadaan ini, dan kau tahu akan hal itu.
Phi tidak bisa berdamai dengan kehidupan, semakin hari semakin sesak. Tapi, disaat phi menyadarinya, phi harus berdamai dengan semuanya dan merelakan semuanya. Dan sekarang kau tahu apa yang phi rasakan? Sekarang phi merasa lega, phi merasa Pete disana juga sangat bahagia. Karena phi sudah merelakan kepergiannya."

"Apa phi melupakan phi Pete?"

"Tentu tidak Saint, mana mungkin aku melupakan belahan jiwaku. Pete akan selalu ada disini," ucap Perth menunjuk dadanya dengan jari telunjuknya.

"Lalu..."

"Kau ini," ucap Perth mengusak rambut Saint. Sedang Saint yang di perlakukan seperti hanya diam melongo saja. Tangan besar Perth yang mengusak rambut kepalanya terasa hangat dan Saint menyukainya.

"Dengar ya, phi bilang merelakan nya bukan berarti phi akan melupakannya. Phi akan selalu mengingat bagaimana Pete ada di setiap kehidupan phi.
Phi hanya berdamai dengan waktu, dan phi dapat menyelesaikan dengan segera karena phi tidak bersembunyi, phi menghadapinya. Menghadapi kenyataan yang ada."

"Saint mengerti phi."

"Jangan menghindar terlalu lama, karena itu akan membuatmu semakin sakit saja."

Saint mengangguk.

"Phi sudah terlambat ke kantor, jika kau butuh phi. Kau telepon phi saja, okey..." Perth berdiri dari duduknya dan reflek ia mencium kening Saint, setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan Saint yang duduk mematung disana karena perlakuan Perth padanya.

LOVE OR HATE ✓ EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang