Cravings

2K 155 56
                                    

Happy reading
--
--
--
--
--

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TRIGON
🖤❤️







Setelah malam haru biru untuk sepasang suami suami itu. Kini kehangatan semakin terselimuti di keluarga itu.
Asnee dan Nana juga sangat antusias untuk menanti kelahiran sang adik. Walau dikata jauh masih sangat lama. Karena usia kehamilan juga masih 11 minggu.

Saint baik-baik saja, sehat-sehat saja selama ia mengandung. Tidak ada gejala atau apapun yang di alaminya. Semua berjalan dengan normal. Namun malah sebaliknya, Perth yang tidak bisa menyembunyikan perihal yang terjadi pada dirinya.

Muntah di pagi hari, pusing mendera kepalanya juga tidak nafsu makan.

"Ayolah phi... dari tadi pagi phi belum makan, nanti phi sakit. Sedikit saja, makan ya..." mohon Saint dari tadi, ia tidak tega melihat Perth seperti ini. Sudah satu minggu berjalan dan Perth terlihat semakin lesu dan pucat. Dan ini sudah sore hari hari, tapi Perth belum makan apapun.

"Tidak mau, makanan itu pahit," tolak Perth lemah. Ia tidak bisa makan, kadang mencium bau makanan saja ia sudah mau muntah.

"Ini enak kok phi, Saint yang membuatnya, cobalah sedikit saja," pinta Saint memelas.

Tidak tega melihat suami manisnya memohon dengan sangat manisnya, Perth mengangguk setuju untuk makan, dengan Saint yang menyuapinya.

Satu sendok makanan masuk kedalam mulutnya, dua sendok masuk, tapi setelah sendok ke tiga, Perth berlari ke kamar mandi.

"Phi.... apa phi baik-baik saja," Saint sudah berada di belakangnya. Perth berjongkok di depan kloset yang ada di dalam kamar mandi.

"Phi.... hoeek... tidak hoeek... apa-apa... hoeek...."

Saint memijit tengkuk leher suaminya dengan lembut.
Setelah setengah jam berjongkok di sana, Perth merasa sudah baikan dan Saint segera memapahnya kembali ke ranjang.

"Saint akan panggil dokter, phi istirahat dulu ya..." Menyelimuti tubuh Perth dengan selimut sebatas lehernya, dan Perth hanya pasrah karena keadaan tubuhnya yang benar-benar tidak bisa di ajak untuk berkomunikasi.

Saint segera menelpon dokter pribadi keluarga Suppapong dan segera menyuruhnya untuk ke rumahnya.

"Daddy... daddy sakit?" tanya Nana yang sudah duduk di samping Perth di atas ranjang.

Perth hanya mengangguk lemah.

"Nana sayang... jangan ganggu daddy ya, biarkan daddy istirahat..."

"Nana mau menemani daddy," jawab Nana yang kemudian ikut tidur sambil memeluk sang daddy.

"Nong... ayo bermain bersama dengan phi saja," ajak Asnee.

"Tida mau."

"Nong, kalau begitu ayo beli eskrim," bujuk Asnee sekali lagi.
Asnee melihat ayahnya itu terlihat sangat pucat, jadi sebisa mungkin ia tidak ingin mengganggu atau merepotkan ayahnya.

"Tidak mau, Nana mau menemani daddy," tolak Nana dengan sedikit rengekan.

"Nong..."

"Sudah tidak apa-apa, biarkan saja nong mu disini. Daddy tidak apa-apa, sebentar lagi daddy juga sembuh."

"Tapi dad..."

"Kau juga boleh tinggal disini."

Asnee hanya nyengir, memperlihatkan deretan giginya. Ayahnya itu selalu tahu apa yang tengah di pikirkannya.
Dan Asnee segera naik ke atas ranjang, berhimpitan dengan Nana. Karena Asnee juga tidak mau kalah untuk memeluk sang ayah.

LOVE OR HATE ✓ EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang