LIV 2

41 9 0
                                    

SMA Kalisto Harpalyke adalah tempat aku bersekolah sekarang, sejak sekolah dasar sampai sekarang aku selalu satu sekolah dengan Ian dan bang Anby.

Alasannya? Tentu saja untuk menjagaku.

Aku dan Ian lahir hanya beda sekitar dua menit sedangkan dengan bang Anby beda setahun, —aku dan Ian tidak kembar, aku lebih cakep tentunya— karena itu aku tidak memanggil Ian dengan tambahan bang di depannya.

Ah iya! Berhubung bang Anby hanya memberi tambahan waktu 10 menit jadi mau tidak mau aku harus berlari ke sekolah.

"Pak Agus, Ola turun disini aja ya!"

"Tap—"

"Udah pak Agus santai aja, nanti biar Ola yang jelasin ke ayah."

"Ya sudah, hati-hati non."

"Pasti pak!"

Akhirnya aku turun dari mobil dan baru berlari sekitar satu menit aku sudah kelelahan. "Huaaaa bang Anby, Ian! Jemput Ola kekkkk!" Aku merengek seperti anak kecil dipinggir jalan, ah mungkin urat malu aku sudah putus sampai-sampai merengek dijalan seperti ini.

Aku mulai berjalan santai ke sekolah, telat? Aku sudah tidak peduli.

Sekitar tiga belas menit aku berjalan dan sekolah pun sudah terlihat, tentunya dan pastinya ada anggota osis yang sedang berjaga didepan gerbang.

"Dorrr!"

"Jelekkk lu!" Aku kaget, bagaimana tidak kaget? Tiba-tiba saja ada yang memukul pundak aku.

"Yow! Telat juga?" Tanyanya. "Ah kenalin, gua Cakra panggil aja Akra kalo panggil sayang juga boleh."

"Ha?" Aku menoleh sambil menatapnya sekilas.

"Sok kenal dan sok deket? Ya! Itulah Akra." Ujarnya dengan nada bangga.

"Gak jelas." Gumamku lalu kembali berjalan.

"Bareng, biar dihukum nya barengan juga hehe," katanya sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Terserah," balasku.

LIV
|
Back to Author POV

Viola berjalan ke arah gerbang sekolah dengan Akra yang berada disebelahnya.

"Hari pertama udah telat," tegur osis tersebut.

"Hehe, maap bang," Ucap Viola. "Btw, bang Anby mana?" Lanjutnya.

"Lagi ngurusin yang dilapangan." Jawabnya.

"Ohh gituuu, jadi Ola dihukum atau ikut baris ke lapangan?" Tanya Viola santai, karena osis tersebut adalah wakil ketua osis dan sudah sangat sering main ke rumah Viola.

"Kata Anby 'Nanti Ola lu hukum aja kalo telat, jangan di suruh ke lapangan, takut pingsan.' Gitu." 

Viola terkekeh kemudian bertanya. "Oke. Jadi apa hukuman Ola, bang Abil?"

Abil Sentosa adalah sahabat Anby dan Rian. Karena itu Viola bersikap santai padanya dan juga bersyukur karena yang menjaga gerbangnya adalah Abil.

"Hmm, kamu ke ruang voli aja, nanti kalo mereka udah selesai latihan, kamu bantuin mereka beresin bolanya," Jawab Abil.

"Gitu doang bang?" 

"Nanti kalo lu pingsan karena kecapean gua bisa bonyok gara-gara di gebukin si Anby sama Ian."

Viola tersenyum berjalan ke ruang voli tapi sebelum itu Viola menepuk pundak Abil berucap. "Makasih bang!" Sedangkan Abil hanya mengangguk.

Akra mengikuti Viola dari belakang namun kerah bajunya di tarik dari belakang lebih dulu oleh Abil. "Mau kemana kamu?!" Tanyanya tajam.

"Ke ruang voli lah bang, kan gua juga telat," jawabnya.

"Beda hukuman kalo lu mah."

"Lah lah lah, bisa gitu yaaa." kata Akra sambil tersenyum.

"Bisa lah."

"Oh! Gua paham! Bang... Abil suka sama Ola kan? Makanya hukumannya dikasih yang amat sangat ringan dan kalo masalah digebukin itu cuma alibi bang Abil doang bi—"

Ptak

Abil menggebuk kepala Akra "Banyak omong lu. Hukuman lu gua tambah jadi lari tiga putaran lapangan."

"Gua kan belom selesai ngomong," ucap Akra sambil mengusap kepalanya. "Lagian juga lapangannya lagi di pake kan jad—"

"Lu ga liat sebelah nya tuh? Kan kosong." Ucapan Akra dipotong lagi oleh Abil.

"Ma—"

"Udah cepet sana, selesai lari langsung masuk barisan." Titah Abil.

Akra tersenyum. "Sabar Akra, Akra kan ganteng, baik hati, tidak sombong, pintar dan rendah hati," puji Akra, menyemangati dirinya sendiri.

Abil menutup gerbang sekolah karena dari daftar murid, Viola dan Akra adalah murid yang terakhir datang.

Sedangkan Akra berlari sambil berteriak. "AKRA GANTENG KEMBARAN JEPRI NIKOL, AKRA BAIK, AKRA TIDAK SOMBONG, BANG ABIL SUKA SAMA OLA!"

Murid yang mendengar itu pun langsung tertawa, berbeda dengan Anby dan Rian yang langsung kaget ketika mendengar teriakan terakhir itu.

Abil pun ikut berteriak.
"SI GOBLOK!"

-LIV-

TAMAT

tapi boong yhaaaaa

SEKIAN TIDAK TERIMA VOTE DAN KOMEN

tapi boong yhaaaaaa pal pale paleee

WHAHAHA

salam tampar, bewithyuuu

ARSENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang