Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!
Viola terus saja menggedor pintu kamar mandi. "Wei Ian! Buruan! Nanti kalo gua telat terus dihukum gimana?!"
"Derita lu sih itu mah," Sahutnya sambil membuka pintu kamar mandi.
"Untung gua cantik! Nah akhirnya kembaran orang hutan keluar juga," ejek Viola kemudian memasuki kamar mandi dengan cepat.
"Bukan adek kandung gua kek nya dia." Ucap Rian sambil mengusap rambutnya dengan handuk putih.
"Lu juga bukan adek kandung gua kek nya." Kata Anby.
Rian tersenyum dengan manis. "Emang bukan, soalnya lu mah nemu di tong sampah."
"Adek kurang ajar emang." Anby melempar sepatunya namun Rian dengan cepat menghindar.
Adri yang kaget ada sepatu melayang di depannya pun langsung menangkap sepatunya. "Siapa yang lempar nih sepatu?," tanyanya.
"Tuh bang Anby!" Jawab Rian dengan semangat.
"Kamu mau lempar sepatu ini ke Rian, An?" Tanya Adri lagi.
Anby yang sedang memainkan handphonenya langsung menatap ke sang Ayah sambil menjawab.
"Iya yah, tapi dia ngindar cepet banget.""Yaudah kalo gitu ayah bantu."
Ptuk!
"Awwww! Dih ayah mah beneran di lempar, parah nih bukan ayah gua kek nya." Keluh Rian sambil mengusap keningnya yang terkena sepatu.
Viola yang baru keluar kamar mandi dan melihat kejadian itu, langsung tertawa dan ikut nimbrung. "Emang bukan, soalnya lu mah nemu di comberan! Ya gak yah?"
"Ah iya bener! Ayah baru inget sekarang lhooo," Jawab Adri sambil menunjukan ekspresi yang membuat Rian kesal.
"Iyain aja udah, biar dapet pahala. Dah lah Ian berangkat duluan aja, jadi bahan bullying mulu kalo di sini mah." Pamitnya sambil pura-pura ngambek tentunya, lalu salim dan memberi salam kemudian pergi ke tempat nongkrong nya terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah.
Anby yang sedang buru-buru untuk ke sekolah juga ikut pamit setelah selesai memakai sepatunya karena dia adalah ketua osis jadi harus datang ke sekolah lebih pagi dari murid lainnya.
Juga karena hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru yang berarti akan ada mos untuk siswa/siswi yang masuk ke sekolahnya, Rian dan Anby pamit tanpa sarapan.
Selena yang dari tadi hanya diam dengan senyum kini bertanya kepada putrinya yang sedang asik memakan rotinya dari lima belas menit yang lalu, padahal dia tadi buru-buru ke kamar mandi karena takut telat katanya.
"Kamu enggak berangkat sayang?"
Viola menatap Bundanya sambil tersenyum. "Nanti aja deh bund, baru jam tujuh ini," jawabnya santai.
"Lho? Sekarang kan udah mau jam depalan."
"HEH?!" Kaget Viola "Emang sekarang jam berapa bund?"
"Jam tujuh lewat empat lima."
"Duh gawat gawattt! Bunda sama Ayah kenapa gak bilang?" Tanya Viola sambil terburu-buru bersiap untuk berangkat.
"Tadi kan barusan bunda udah bilang," balas Selena.
"Ishh bundaaaa, yaudah Ola berangkat dulu."
"Semoga telat ya sayang, biar kena hukum." Ucap Adri yang hanya dibalas dengan manyunan dari bibir Viola.
Viola mengecup kedua telapak tamgan orang tuanya. "Ola berangkattt, assalamu'alaikum!"
"Waalaikumussalam!" Jawab Adri dan Selena. Setelah itu Viola langsung bergegas ke garasi untuk minta diantarkan ke sekolah oleh supir keluarganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENOLA
Randomstart writing (revisi version) : 2 sept 21 ending writing : pembaca aja gak tau, apalagi penulis ohooo ^AKAN DI UP DAN REVISI LAGI SETELAH CERITA 'OLDER ME' TAMAT^ But u can save this story on ur library (。・ω・。)