A'LIV 7

24 8 0
                                    

Sekarang pukul tiga sore, aku dan Ian masih berada di rumah pohon sedangkan bang Anby katanya ada urusan disekolah jadi dia balik lagi ke sekolah.

Kalo bunda.. tadi udah nelpon ke Ian, buat nanyain apa aku lagi sama Ian atau bang Anby, dan Ian bilang kalo aku lagi sama Ian, maen ke rumah temen Ian.

"Ngomong-ngomong tadi disekolahan ada anak cowok yang dihukum lari lapangan, lu tau?" Tanya Ian.

Aku mengingat-ngingat kejadian tadi pagi, mungkin Akra karena yang paling telat dan dihukum cuma aku dan Akra.

"Mungkin Akra, emang kenapa?"

"Dia seangkatan sama kita?"

"Iya lah, kalo enggak ya mana mungkin dia dihukum karena telat ikut mos." Jawabku sedikit kesal dengan Ian.

"Eh iya juga ya," katanya sambil menggaruk telinganya.

"Hm," aku berdehem sebagai jawaban dan memainkan handphone.

"Terus, lu kenal sama dia?" Tanya Ian lagi.

Aku menatap Ian. "Wartawan lu? Nanya mulu."

"Ya kan abisnya dia lari dilapangan sambil teriak 'BANG ABIL SUKA SAMA OLA' begitu," Ian menirukan teriakan Akra.

"Berisik kampret! Lagian lu percaya aja, nanti kena tipu aja baru tau rasa lu." Balasku.

"Cih, gak mungkin. Gua tipu balik entar penipunya."

"Nyenyenye."

"Dasar kembaran kodok!" Kesal Ian.

"Iyain aja kembaran orang utan."

"Nyenyenye." Kata Ian, menirukanku seperti tadi.

"Si kampret!" Kesalku sambil melempar Ian dengan bantal sofa. "Dah lah gua mau balik aja."

"Ikut!" Ian mengikutiku berdiri.

Bukan Ian namanya kalo gak ngikut-ngikut gua, kayak anak ayam emang.

A'LIV
|
back to author POV

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

"Ola bangun!" Teriak Anby sambil mengetok-ngetok pintu kamar Viola.

"5 menit lagi bang!" Balas Ola dengan teriak dari dalam kamar.

"5 menit kamu tuh sama kayak 160 menit tau gak? Nanti kamu telat lagi!" Kata Anby.

"Ga bakal bang!" Balas Viola.

Rian datang dan langsung berteriak. "GUA DOBRAK PINTUNYA YA?!"

Viola langsung berdiri dari tempat tidurnya. "JANGAN KAMPRETTT!" Teriaknya lalu membuka pintu kamarnya.

"Nah kan bangun! Kalo mau bangunin Ola mah jangan lembut-lembut bang, yang ada dia malah makin pules tidurnya," jelas Rian layaknya seorang guru.

"Hilih, nyenyenye." Viola yang menjawab sambil berjalan ke kamar mandi sedangkan Anby sudah pergi tepat setelah Rian mengucapkan kata 'lembut' namun Rian tidak menyadarinya.

"Punya ade~ sama abang~ kenapa kampret banget~" Senandungnya seperti biasa.

"Lu mau berangkat bareng sama gua apa sama bang Anby?" Tanya Rian, sekarang mereka berada diruang makan.

"Bang Anby kan populer disekolah nanti kalo gua berangkat bareng dia, gua pasti bakal diserbu sama fansnya," kata Viola sambil memakan rotinya.

"Terus kalo berangkat sama lu, nanti kalo temen-temen lu pada suka sama gua, kan gua jadi rep—" Lanjutnya namun terpotong oleh ucapan Rian.

"Teori lu kepanjangan. Tinggal jawab bang Anby atau gua aja lama banget," potong Rian yang sudah pusing dengan ucapan Viola, begitulah Viola jika sedang banyak bicara.

"Sama lu," jawab Viola lalu meminum jusnya. "Dah selesai, ayok berangkat!"

"Gua belom selesai makan ade Ian yang cantik..! Jadi duduk dulu ya," titah Rian sambil menahan kesalnya. Viola jika sedang banyak bicara lalu dipuji pasti akan menurut.

"Oh, tentu gua cantik!" Puji Viola mengibaskan rambutnya sambil duduk kembali, mengepede dulu ye kan.

"Yare yare," ucap Selena dan Adrian serta Anby bersamaan, keluarga Geiz memang rata-rata menyukai anime.

"Ara ara~" lanjut Viola bernada.

"Dah ayok berangkat."

"Padahal gua baru duduk, belom ada satu menit mah, parah benerrrr," keluh Viola lalu berdiri.

"Kan tadi lu yang minta berangkat."

"Tapi tadi lu juga kan yang minta gua duduk," balas Viola tidak mau kalah.

"E e e e, on'nanoko wa itsumo tadashīdesu," (Ya ya, cewek selalu benar) ucap Rian yang memang selalu diucapkan oleh para cowok yang malas berdebat dengan cewek.

Viola tertawa sambil berucap. "Mochiron desu." (Tentu saja.)

-A'LIV-

salam tampar, bewithyuuu

kelebihan dan kelebihannya mohon untuk tidak di maapkan

sekian dan arigatou

ARSENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang