A'LIV 8

22 7 0
                                    

"Ian, gua kelas berapa?" Tanya Viola sambil berjalan di koridor sekolah.

"Kelas sepuluh lah, emang umur lu masih lima tahun? Pake nanya lu kelas berapa segala."

"Ih! Emosian banget jadi anak, maksud gua tuh ya.. gua kelas sepuluh berapa? Kan kemaren gua dihukum jadi ga ikut pembagian kelas!" Jelas Viola dengan nada kesal.

"Tuh tuh, lu yang emosian kan? Bukan gua." Kata Rian sambil tertawa.

"Dih, au ah gelap." Ambek Viola sambil mendahului Rian.

Rian mensejajarkan posisinya dengan Viola. "Orang terang gini dibilang gelap, siwer mata lu?"

Viola menutup kuping nya saat Rian bicara sambil berucap. "Gak tau gak denger gak denger."

Viola berjalan lebih cepat untuk mendahului Rian namun saat Viola melewati kelas X IPA 2, kerah bajunya langsung ditarik dari belakang oleh Rian.

"Ih lepasin Ian kampret!" Titah Viola.

Rian menarik kerah baju Viola sambil memasuki kelas sehingga Viola memasuki kelas dengan jalan mundur "Ini kelas lu pret!" Kata Rian. "Duduk sebangku, biar lu gua jagain."

Tangan Rian berhasil di tepis oleh Viola. "Nama gua Viola bukan pret dan gua enggak mau duduk sebangku sama lu wleeee, bosen." Ujar Viola lalu berjalan ke arah siswi yang masih duduk sendirian.

"Nama gua juga Rian, bukan kampret!" Balas Rian sambil mengikuti Viola dari belakang.

"Bodo amad, gak peduli." 

"Hai! Gua Viola panggil aja Ola, gua boleh duduk disini?" Tanyanya dengan semangat.

"Santai aja nanya nya, anak orang jadi takut sama lu noh."

"Bacot ih Ian, udah sana cari tempat duduk." Kata Viola sambil mendorong punggung Rian menuju meja belakang, tempat favorit bagi kaum malas seperti Rian.

Viola kembali menatap siswi yang tadi ia tanya. "Boleh?," tanyanya lagi sambil tersenyum.

"E-eh anu i-iya boleh, nama ak-aku Victoria panggilannya Ri-ria, sa-salam kenal ya," jawabnya dengan gugup.

Viola duduk sambil berucap. "Gugup? santai aja, anggep aja gua keluarga lu, biar gak gugup." 

"Eh? i-iya makasih." Viola tersenyum sebagai jawaban.

"Yow Ola, kita ketemu dan sekelas lagiii!"

Viola menoleh ke sampingnya, "Akra?!" Kagetnya. "Bisa-bisanya gua sekelas sama lu." 

"Yow, pasti bisa kita pasti bisa karena kita jodoh~" Balasnya.

Ptak!

Rian memukul belakang kepala Akra "Sembarangan, gak setuju gua."

"Yow Yan! Kalo udah sama-sama cinta, gua enggak butuh restu lu yee," balas Akra.

"Berisik lu berdua, udah sana duduk ditempatnya lagi!" Titah Viola dengan tegas dan dengan gampangnya mereka berdua menurutinya, mereka duduk sebangku.

Viola memasang earphone nya ditelinga kemudian kepalanya ditelungkupkan diatas tangannya yang berada di meja.

Dia masih mengantuk karena sehabis sholat subuh ia tidur lagi dan baru sekitar 45 menit tidur sudah dibangunkan lagi

Matanya yang hampir terlelap jadi terbangun karena teriakan seorang siswa. "Olaaaaa!!"

Viola menutup matanya kembali sambil bergumam "Urusai," (berisik), mungkin karena terlalu banyak menonton anime Viola jadi terbawa nuansa jepang ketika mood nya sedang buruk.

"Ola olaaa laaaa~ ba ba bangunnn ngunn~"

"Olaaaaaaa~" Mereka bersenandung seperti paduan suara, Viola menyerah dan akhirnya menatap mereka.

"Ali? Dev? Gilang? Geo? Iki? kalian ngapain di kelas ini?"

"Kan emang kelas kita disini dan nama gua Iky pake y bukan i." Jawab Iky.

"Lah? Terus kok pas mos kemaren bisa-bisanya lagi latihan voli?" Bingung Viola.

"Lu sendiri juga ngapain ke lapangan voli?" Tanya Geo dengan nada datar nya namun bukan berarti dia cool boy.

"Kemaren mah gua dihukum gara-gara telat nah hukumannya suruh bersihin lapangan voli tapi pas masuk lapangan voli malah tiba-tiba dituduh jadi manager, kan gua bingung." Jelas Viola yang diangguki oleh mereka berlima, Victoria hanya mendengarkan perbincangan mereka.

"Tapi lu beneran mau jadi manager kan?" Viola mengangguk sebagai jawaban. "Nah kalo kita... jelasin Lang." Lanjut Ali

Gilang berucap. "Lah kok gua? Males ngomong gua, jelasin Ge." Titahnya pada Geo.

"Lagi sariawan nih gua, tuh liat kan? Jadi jelasin Dev." Jawabnya sambil menunjukan tangannya yang merah karena bentol.

Ali mengacak rambutnya frustasi. "Kenapa temen gua pada bego semua sih astagfirullah!"

"Lu juga bego," balas mereka serempak.

Karena Dev yang paling sedikit waras dan sedikit dewasa dari mereka jadi dia pun menjelaskan. "Jadi gini... duh duh bentar gua mau berak dulu," katanya kemudian langsung berlari ke luar kelas.

"DEV BEGO!" Teriak mereka begitu pun dengan Viola.

"Belom aja gua tendang itu nya," kesal Viola.

"Jangan La, nanti dia ga bisa jalan," sambung Ali.

"Anjer ambigu bet astagfirullah." Kata Iky.

"Emang apaan? Orang kaki nya sih," balas Viola.

"Lah kan emang kakinya, emang lu pada mikir apaan ha?" Tanya Ali pada Iky, Gilang, dan Geo sedangkan mereka hanya menyengir layaknya kuda.

"Bukan temen gua." ucap Viola dan Ali bersamaan.

-A'LIV-

sekian terima gaji

salam tampar, bewithyuuu

ARSENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang