"Utu utu utuu~ ade Ian yang gemes kenapa lama banget datengnyaa!?" Tanya Ian sambil mencubit gemas pipi aku.
Gini-gini Ian tenaga nya gede lho jadi kalo dicubit nya gak pake perasaan.. pastinya sakit huaaa.
"Sakit Iannnnnn!" Rengek aku sambil memanyunkan bibir dan menepis tangan Ian dari pipiku.
Aku memeluk bang Anby sambil merengek. "Huaaaaaa! Bang Anbyyy pipi Ola sakit."
Harus manja! Biar Ian kena...
Bugh!
TENDANGAN BANG ANBY!! HAHAHA
"Anjerr sakit astagfirullah!" Kata Ian sambil menatap bang Anby.
"Lu kalo nendang dikira-kira kek, kekuatannya 1% aja misalnya jangan 10000% geblek." Lanjutnya.
Aku tertawa dan meledek Ian. "Wleee, mampuss."
"Kamu udah sholat zuhur belom?" Bang Anby nanya dan Ian dihiraukan.
"Belom hehe."
"Yaudah sholat dulu sana, abang tungguin. Udah gitu jangan lupa baca surah Ar-Rahman dulu abis sholat."
"SIAP BANG!" Aku menjawab semangat sambil hormat.
"Pinter! Nanti pulangnya kita beli makanan kesukaan kamu."
"Makasih abang Anbyyyy!"
"Sama-sama sayang," balas bang Anby sambil mengusap kepalaku.
Kalo bang Anby lagi baik gini biasanya dia abis nonton anime tentang abang yang sayang banget sama adek perempuannya, ya jadilah begini.
Aku masuk ke dalam mushola dan mendengar ucapan Ian. "Gile, berasa liat orang lagi pacaran gua." Katanya.
Aku tertawa dalam hati. Memang kadang kalo mereka berdua sedang baik, aku berasa memiliki dua pacar tapi kadang, ingat ituu! Kadanggg.
LIV
|
back to author POV"Assalamu'alaikum, kita pulang." Salam Viola bersamaan dengan Anby dan Ian.
"Waalaikumussalam."
"Eh anak ayah udah pulang, ulu ulu ulu peluk dulu sini pe- IH BAU ASEM!" Ejek Adri saat hendak memeluk Anby dan Rian.
"Makanya ayah kalo punya idung jangan deket-deket sama mulut," balas Rian.
Ptak!
Adri menjitak kepala Rian. "Anak kurang ajar."
"Emang kenyataan nya begitu yah," lanjut Anby.
Ptak!
Anby menerima jitakan juga dikepala setelah berucap itu. "Dasar anak gak tau diri." Ambek Adri.
"Bercanda ayah," Rian dan Anby tertawa lalu berjalan ke arah bundanya.
"Yaudah, ayah peluk Ola aja deh sini utu utu ut-" Omongan Adri terpotong lebih dulu oleh ucapan Viola.
"Tapi abis itu kasih Ola uang lima ratus juta," ucap Viola. "Sini peluk yah," lanjut Viola tersenyum dan hendak memeluk Adri.
Adri langsung berhenti dan tidak jadi memeluk Viola. "Lho? Gak jadi yah?"
"Huh!" Adri mengambek lalu berjalan ke arah Selena, sang istri.
Viola tertawa dan ikut menyusul Adri, kini mereka tengah duduk di ruang keluarga.
"Gimana? Gak dapet pelukan sama sekali?" Tanya Selena dengan senyumnya pada Adri.
Adri mengangguk sebagai jawaban sambil cemberut. "Yaudah sini bunda aja yang peluk."
Adri langsung tersenyum senang namun tidak berlangsung lama karena ketiga anaknya langsung memeluk Selena.
"Bunda tuh punya kita yaaa," kata Rian.
"Hm bener, ayah nanti malem aja kalo mau sama bunda," sambung Anby.
"Nah! Sana ayah maen aja sama temen ayah, pulangnya nanti malem." Usir Viola.
"Huh, dasar kalian beban keluarga." Adri duduk didepan mereka sambil menonton televisi tanpa memedulikan ucapan anaknya yang secara tidak langsung mengusirnya, jahat memang.
Selena tertawa. "Udah sana kalian mandi dulu, bersih-bersih dulu, bau asem soalnya," titah Selena sambil terkekeh.
"Kita tuh masih wangi bundaaa, nih coba cium," kata Viola sambil mendekatkan bajunya ke arah Selena, begitu juga dengan Anby dan Rian yang ikut-ikutan.
"Iya iya bunda salah, maaf ya? Yaudah, kalian mandi biar badan kalian gak gatel." Ucap Selena. "Nanti malem bunda masakin makanan kesukaan kalian deh," bujuk Selena.
"Kalian udah makan sama DcM kan tadi pas arah pulang?" Lanjut Selena, mereka mengagguk sambil tersenyum sebagai jawaban.
"Yaudah bunda, kita ke atas dulu ya?" Kata Viola.
"Iya. Istirahat yang cukup kamu, biar gak drop."
"Pasti bundaaaa!" Jawab Viola semangat, lalu mereka bertiga menuju lift untuk naik ke lantai dua.
"Ngeselin, mereka manjanya cuma ke Lena doang," ambek Adri pada Selena.
"Yaudah maapin Lena ya? Sini peluk." Adri langsung tersenyum dan memeluk Selena.
"Duh suami Lena lagi manja ya? Jadi Lena di maapin gak nih?"
Adri mengangguk dalam pelukan Selena. "Lena gak salah, Adri yang salah." Dan Lena tertawa dengan anggun karena ucapan Adri yang menurutnya menggemaskan.
Ya begitulah. Jika Adri sedang manja, maka sifat bayi dan kekanak-kanakan nya akan muncul seperti lupa akan umurnya yang sudah tua.
Mansion Keluarga Adrian Benrry Geiz terdiri atas empat lantai, lantai pertama untuk ruang makan dan ruang tamu dan ruang keluarga, lantai kedua untuk kamar putra-putri mereka dan kamar tamu, lalu lantai ketiga kamar untuk Adri dan Selena serta ruangan aksesoris dan yang terakhir, lantai empat untuk ruangan olahraga serta lapangan indoor.
Awalnya rumah mereka tidak menggunakan lift namun karena Viola memiliki fisik yang lemah akhirnga Adri dan Selena memutuskan untuk menambahkan lift dirumah mereka.
-LIV-
SEBENARNYA APA YANG SEDANG SAYA TULIS INI? HUHUHU
btw judul nya diganti yaa hehe dari "Love In Voli" menjadi "ARSENOLA-Love In Voli" sebenarnya sama aja seh whehe
salam tampar, bewithyuuu

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENOLA
Rastgelestart writing (revisi version) : 2 sept 21 ending writing : pembaca aja gak tau, apalagi penulis ohooo ^AKAN DI UP DAN REVISI LAGI SETELAH CERITA 'OLDER ME' TAMAT^ But u can save this story on ur library (。・ω・。)