LIV 3

37 8 0
                                    

LIV
|
Viola POV

Karena dulu aku pernah di ajak keliling sekolah ini sekali sama bang Anby, jadi aku tau dimana ruang voli berada.

Aku masuk dan untungnya pintu masuknya tidak di tutup, lapangan voli di SMA KaHa itu indoor.

"Wow," adalah kata pertama yang aku ucapkan saat melihat permainan bola voli mereka yang berada di lapangan.

"Gile manager baru kita cakep bet tuh!"

"Mana?! Lah iyaaaa weii!"

"Akhirnya! Kita dapet manager, udah gitu cewek lagi!"

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada perempuan lain selain diriku disini.

"Oh jadi kamu yang mau daftar jadi manager? Kalo gitu kamu langsung saya terima." Kata seorang pria yang sudah berumur.

HEH?! MANAGER? APA-APAAN INI WEI! GUA KAN DI SINI GARA-GARA MAU JALANIN HUKUMAN!

"Bu-" Ucapanku terpotong karena pria yang berumur tadi melanjutkan katanya.

"Hikss akhirnya beban saya mengurus anak-anak sableng ini sedikit terangkat hikss alhamdulillah hiksss hikss," lanjutnya sambil meneteskan air mata.

BENTAR GAIS BENTAR! Kalo kayak gini gua mau jelasin juga kan kaga enak weii!

"Iya alhamdulillah ya peco," ucap salah satu siswa.

"Peco?" Bingungku.

"Hmm, kalo manggil nya pelatih kan kek kurang enak didenger gituu."

"Kalo coach, ga bisa bahasa enggres."

"Dan jadilah singkatan dari keduanya yaitu.."

"PECO!" Wah aku salut. Mereka menjelaskan secara bergantian dan bisa sekompak ini meskipun ada beberapa siswa yang hanya memerhatikan saja sambil meminum air, mungkin kelelahan.

Aku tertawa mendengar penjelasan mereka, bisa-bisanya pelatih atau coach dipanggil jadi peco.

"Eh eh, jangan ketawa," ucap salah seorang dari mereka, mungkin mau gombal.

"Kenapa emang?" Aku pura-pura tidah tau saja ya kan hehe.

"Nanti gigi nya kering." Jawabnya.

ASTAGFIRULLAH OLA SABAR! Gak boleh marah, inget! Mereka bukan bang Anby atau Ian.

Aku tersenyum. "Kamu juga jangan ngomong mulu."

"Hmm, mau gombal ya. Oke deh gua pura-pura gak tau. Kenapa emang?"

Tahan Ola! Jangan bengek dulu!

"Mulut lu bau jengkol soalnya," balasku dan semuanya tertawa termasuk peco mereka.

"Emang apa? Wei emang mulut gua bau? Coba, hahhh!" Tanyanya ke temannya sambil mengetes bau mulut nya.

"Anjer, gak usah di tes ke gua juga kamprettt!"

"Lagian kaum hawa dilawan, jelas bakal diladenin lah."

ARSENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang