Until I Die
---"Jae, bangun woy astaga"
Haechan panik, menggoyang-goyangkan bahunya. Susah payah dia membangunkan Jaemin, dan akhirnya Jaemin terbagun, sekaligus Sena yang ada di sebelahnya.
Haechan
Mati lo sumpa JaeJaemin
Apaan si?Renjun
Tuh, Jeno dah dateng. Dia di kamarJaemin
Ya trus kenapa?Haechan
KENAPA LO BILANG? LO TADI TIDURAN SAMA SENA, JENO LIAT BEGOSena tersentak dan berdiri, sedangkan Jaemin tenang saja, toh itu bukan suatu kesalahan baginya.
Sena
Jeno, dikamar?Renjun dan Haechan mengangguk bebarengan, dan juga Mark yang barusan keluar dari kamar Jeno.
Ini sudah jam 12 malam, dan Jeno baru saja pulang. Dia sedang di kamar mandi. Sena menghampiri kamar Jeno dan menunggu Jeno keluar dari kamar mandi.
Sena memegang kedua tangannya cemas, antara takut Jeno tidak baik-baik saja, dan juga apa yang nanti dia pikirkan tentang Sena dan Jaemin.
Sena terbangun dari duduknya, menatap Jeno yang terbalut handuk di pinggangnya, masih tanpa memakai baju.
Jeno berjalan ke arah lemari, dan mencari baju di sana, melewati Sena tanpa menatapnya atau berbicara padanya.
Sena memantapkan langkahnya dan segera memeluk Jeno dari belakang. Dia mengeratkan pelukan tanpa peduli apa yang akan Jeno lakukan.
"Sen, lepasin dulu, gue mau ganti baju"
Sena tetap mengeratkan pelukannya, pipinya menempel pada punggung basah Jeno, dan dia tidak peduli.
Jeno mencoba melepaskan tangan Sena dari badannya dan memutar badannya menghadap Sena.
Sena mendongak ke atas, melihat wajah Jeno yang masih bengkak, apalagi matanya.
Sena memegang pipi kanan Jeno sambil meneteskan air mata.
"Jeno, kamu gapapa kan?"
Jeno memegang tangan Sena yang ada di pipinya itu lalu melepaskannya dari situ.
Jeno lalu berjalan menjauh sambil memakai bajunya. Beralih ke arah kaca dan menggosok rambutnya yang masih basah.
Sena yang dianggurkan serasa marah, kini membawa tubuh Jeno dengan paksa dan mendudukkannya di pinggir kasur.
Sena mengambil handuk yang ada di tangan Jeno lalu menggantikannya untuk mengeringkan rambut.
Sena masih menangis, sambil menggosokkan handuk itu pada rambut Jeno. Sena takut, apa Jeno akan bersikap seperti ini terus padanya.
Jeno diam saja menerima perlakuan Sena. Lelah? Iya. Sedih? Iya. Marah? Iya. Apalagi yang dia lihat pertama kali adalah Sena bersama dengan Jaemin di sofa ruang tengah tadi.
"Udah.." lirih Sena yang menjauhkan handuk itu dari rambut Jeno.
Jeno menatap Sena yang masih terisak, lalu perlahan memegang pinggang Sena dan mendekatkan tubuhnya yang berdiri ke arahnya yang masih duduk di pinggir kasur.
Sena masih terisak. Entah berapa kali dia menangis hari ini. Seharusnya Jeno yang sedih, tapi Sena yang sedari tadi menangis.
Jeno memegang pinggang Sena dengan satu tangan, dan tangan satunya membelai rambut Sena dan membenarkannya.
Sena
Kamu, marah?Jeno tersenyum kecil. Untung saja Jeno masih bisa tersenyum. Sena merasa lega melihat Jeno sudah bisa memberikan hal terindah baginya, senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Die 》NCT Lee Jeno ✔
Fanfiction[END] "I'll never let you go, until the day i die" ⚠️ Dirty & Harsh Word Bahasa sehari-hari Some part will be 🔞 🗣 A lot of english words Genre : Romance Cast : Lee Jeno, Park Sena, 00Lines ft Mark, etc [UNTIL I DIE 2021]