6. Burned

151 10 11
                                    



Warning : disturbing content !!!
mengandung gambar yang membuat anda merasa tidak nyaman




Morita Hikaru duduk sambil melamun di teras, teman-teman koasnya sedang keluar untuk membeli makanan di konbini. Tadinya Ten ingin mengajaknya namun Hikaru lebih memilih untuk tinggal disini sebentar. Yumiko yang baru selesai mengecek tempat penyimpanan jenazah menghampirinya



"Morita-san tidak ikut beli makanan ?", tanya Yumiko

"Tidak, Seki-san. Saya titip Ten", jawab Hikaru pelan sambil menunduk

"Ada apa, Morita-san? Masih kepikiran masa lalumu ?", tanya Yumiko lembut

"Umm sebenarnya tidak ada hubungannya dengan masalah masa lalu"

"Oh ya? Lalu kenapa kau bersedih ?", tanya Yumiko

"Ibu saya akan menikah lagi", gumamnya

"Oh bagus kan? Kau akan mempunyai ayah baru", Yumiko tersenyum

"Ya...", Hikaru tersenyum lemah

"Ada apa? Kau tidak suka ayah barumu ?"

"Uh... bukan begitu, pacar ibu saya orang yang baik. Dia humoris, saya suka kepribadiannya. Hanya saja, saya agak gugup"

"Oh haha... itu karena kau belum terbiasa, Morita-san. Nanti kalau kau sudah dekat kau akan menyukai ayah barumu kok", Yumiko mengelus bahu Hikaru

"Um", Hikaru tersenyum dan mengangguk

Mereka diam beberapa detik sebelum Hikaru membuka topik

"Seki-san sangat luar biasa", pujinya

"Hm ?", Yumiko mengangkat alis

"Seki-san benar-benar keren, anda selalu dengan mudah menyelesaikan kasus-kasus itu. Anda juga sangat cepat dan cekatan saat mengidentifikasi jenazah"

"Ya itu karena jenazahnya masih bisa dikenali, coba kalau jenazahnya kondisinya sudah tidak utuh lagi. Kalau kau berpikir forensik itu pekerjaan yang santai, itu bisa benar dan salah. Santai kalau kasusnya mudah, sulit kalau kasusnya melibatkan banyak orang yang meninggal... kebakaran, ledakan pabrik, kecelakaan pesawat contohnya"

"Tepat sekali, kebetulan jenazah hari adalah korban kebakaran", dr. Yonetani keluar dari kantor

"Eh ?"

"Aku dapat telepon dari kepolisian, sebuah rumah terbakar. 2 orang meninggal, 1 pemilik rumah dan 1nya belum diketahui. Mungkin bisa saja tamu, bisa saja kerabat dekat korban, atau teman korban", jelas dr. Yonetani

"Seberapa buruk kondisi mayatnya ?", tanya Yumiko

"Keduanya tak bisa dikenali. Satu hangus terbakar, tidak terlalu utuh. Satunya lagi sudah jadi kerangka"

"Separah itukah kebakarannya ?"

"Lebih parah, Seki-san. Rumahnya sudah hangus rata dengan tanah. Ozeki dan Matsuda sedang berada di lokasi bersama tim penyidik. Mereka sedang mencari penyebab kebakarannya, tapi mungkin akan sulit karena rumah sudah rata dengan tanah"

"Oh..."

"Kau tak keberatan kan melakukan otopsi lagi? Maafkan aku, Seki-san. Aku banyak merepotkanmu, aku tahu kau juga merasa jenuh berada di ruang otopsi terus menerus. Pengap, panas, dan pusing. Aku tahu sebenarnya kau juga ingin ikut menyisir lokasi, mencari udara segar diluar sana... tapi kau tahu, untuk saat ini aku harus menyerahkan tugas ini kepadamu, karena kaulah yang paling cepat bertindak saat melakukan proses identifikasi"

Corpus VeritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang