21. Beg of Pardon

84 11 2
                                    






Yumiko dan Hono membereskan labfor dan mensterilkan pisau-pisau bedahnya, lalu merapikan jenazah Tn. Sasaki dan memasukannya ke peti mati agar bisa dikirim pulang besok untuk dikremasi



"Aku akan bawa barang bukti ini ke kepolisian besok pagi, dengan begitu Mirei bisa segera ditangkap", Yumiko memasukan tutup botol itu kedalam plastik ziplock kecil

"Wow perkara ini akan segera berakhir, aku ingin lihat reaksi Takahiro setelah mendengar ini", tambah Hono bersemangat

"Aku bertanya-tanya apa Takahiro juga akan ikut ditahan karena dia disogok uang suap dari Mirei ?"

"Entahlah, Yumi. Tapi aku yakin dia akan lengser dari jabatannya", Hono tersenyum

"Dengan begitu suamimu bisa naik jabatan", tambah Yumiko tertawa pelan

"Kalaupun memang iya, Techi akan senang mendengarnya"



Mereka mengunci labfor, Hikari sudah menunggu ibunya di depan mobil





"Kau sudah dijemput suamimu ?", tanya Yumiko

"Techi akan datang sebentar lagi. Kau bisa pulang lebih dulu", Hono membenarkan posisi tasnya

"Baiklah"


Terdengar suara geberan motor sport didepan mereka. Ada seorang pria yang memakai jaket kulit hitam dan helm fullface. Dia menggeber motornya berkali-kali




"Itu Hirate ?", tanya Yumiko

"Bukan. Suamiku tidak punya motor", jawab Hono serius

"Eh ?"

"Siapa dia? Kenapa dia menatap kita terus ?", tanya Hono waspada




Yumiko bisa melihat sepasang mata dibalik helm itu menatapnya tajam, perasaannya mulai tak enak. Pria itu turun dari motornya dan mengambil sebuah pipa besi pendek




"Hikarin, Hono, masuk ke mobil", bisik Yumiko sembari menatap waspada pria asing itu

"A-ada apa ?", tanya Hikari

"Cepat segera masuk !", paksa Yumiko



Pria itu menghampiri mereka bertiga, tatapannya tajam. Jantung Yumiko berdetak tak beraturan, baru kali ini dia merasa sangat terancam. Pria itu pasti akan berbuat sesuatu. Tiba-tiba pria itu lari menghambur dan menerjang Yumiko, membuatnya menabrak mobil di belakangnya. Pria itu langsung mencekiknya




"YUMIKO !", Hono berlari ke arah mereka dan berusaha menarik jaket si pria

"Lepaskan ibuku, bedebah keparat !", Hikari balas memukuli pria itu

"DIAM !", pria itu dengan keras memukul perut Hikari menggunakan pipa besi

"Sialan !", umpat Hono seraya menghentikan pria itu




Pria itu balas memukuli Hono dengan pipa besi, lalu tidak lama kemudian terdengar suara ledakan pistol. Pria itu terjerembab jatuh dan mengerang kesakitan, kaki kirinya berlumuran darah. Yumiko bangkit dan melihat Hirate berdiri agak jauh sambil menodongkan pistolnya yang masih berasap




"Kalian tidak apa-apa ?", tanya Hirate menghampiri mereka

"Hikarin !", Yumiko buru-buru berlutut disamping anaknya yang mengerang kesakitan di tanah

"Jangan bergerak! Kau ditahan !", Hirate menginjak leher pria asing tersebut, lalu dengan cepat memborgol kedua tangannya

"Hikarin, sayang...", Yumiko mengangkat tubuh anaknya

Corpus VeritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang