1. Visum et Repertum

188 11 4
                                    





"Polisi tengah menyelidiki kasus korban tewas di rumahnya pada pukul 10 pagi, diduga karena perselisihan rumah tangga, suami memukul kepala istrinya sampai tewas. Menurut keterangan saksi mereka kerap cekcok masalah ekonomi", ujar si pembawa berita

"Berdasarkan data yang keluar dari forensik, korban dipukul dengan benda tumpul dibagian kepala yang menyebabkan pendarahan di otak. Kami sudah meringkus tersangka", jawab seorang polisi ketika sedang diwawancara



Ceklek...


"Baiklah, semua kembali bekerja !"

Tv mati, dan semua orang di kantor kembali bekerja ke tempatnya masing-masing. Habu kembali menghadap komputer dan mengetik laporan, lalu seorang pria mendatanginya



"Jadi itu pekerjaan istrimu ?", tanya Watanabe Risao, teman kerja Habu

"Apa ?", tanya Habu, masih sibuk mengetik

"Dokter mayat", sambung Risao

"Maksudmu forensik ?", tanya Habu

"Yeah", kata Risao

"Yeah", jawab Habu

"Setiap hari berhadapan dengan mayat, bagaimana dia bisa betah dengan pekerjaannya ?", ujar Risao

"Dia menyukainya"

"Bisa kau bayangkan, istrimu pulang kerja dengan bau busuk mayat yang masih menempel di pakaiannya"

"Dia pakai seragam laboratorium dan celemek, bau mayatnya tidak akan menempel di pakaian... tolong jangan ganggu aku, aku sedang kerja"

"Baiklah"



Habu kembali bekerja, dia menatap sebuah foto yang terpajang di meja kantornya. Foto pernikahan mereka, Habu tersenyum sedikit. Mereka sudah tahun menikah dan punya 1 anak, waktu itu istrinya, Seki Yumiko baru lulus S2 dan mendapat gelar dokter spesialis forensik. Habu ingat ketika dia berusaha menikahi Yumiko, dia butuh perjuangan keras untuk mendapatkan restu dari ayahnya Yumiko, dan ternyata Yumiko adalah cucu dari seorang pengusaha furnitur kaya asal Fukuoka

Tapi toh Habu berhasil menikahi Yumiko, dan mereka sudah dikaruniai 1 anak perempuan yang kini berumur 4 tahun. Mereka berdua tinggal di rumah besar dan mewah di prefektur Fukuoka, daerah Kyushu (selatan Jepang)



***




Sementara itu disebuah PAUD seorang guru sedang mengajar murid-murid kecilnya


"Anak-anak, siapa yang mau maju kedepan dan menceritakan pekerjaan orangtuanya ?", tanya Sato Shiori-sensei dengan ceria

"Saya sensei !", teriak beberapa anak dengan ceria

"Baiklah, kalau begitu Akiho-chan dulu ya. Akiho-chan silahkan maju"

"Papa saya kerja mencari ikan, setiap hari dia membawa pulang ikan paus ke rumah. Sementara mama saya jaga toko aquarium", ceritanya dengan ceria

"Wah cerita yang bagus, papa mama Akiho luar biasa... Akiho-chan boleh duduk. Selanjutnya siapa yang mau maju ?"

"Saya sensei !", teriak seorang anak

"Baiklah Kira-chan, silahkan maju"

"Mama saya di rumah. Papa saya kerja di Rumah Sakit"

"Papamu seorang dokter ?", tanya Shiori-sensei

"Iya, papa suka melihat alat kelamin wanita", jelas Kira, sementara teman-teman PAUDnya tercengang,

"...", Shiori-sensei kelihatan agak bingung

"Papa saya membantu para ibu melahirkan, sensei", sahut Kira melanjutkan

"Oh... Anak-anak, maksudnya Kira-chan, papanya Kira-chan adalah dokter kandungan. Dia yang menolong para ibu saat melahirkan bayi", jelas Shiori-sensei

"Sensei, bayi itu muncul lewat mana ?", tanya Akiho

"Bayi muncul dari perut ibu, Akiho-chan"

"Oooooooo"

"Tapi kenapa papa Kira suka melihat alat kelamin wanita ?", tanya Akiho

"Karena...anu-... waktu kita tidak banyak, anak-anak. Begini saja, bagaimana kalau sensei lanjut pelajarannya ?", Shiori-sensei berusaha mengalihkan topik

"Baiklah, sensei", jawab anak-anak

"Baiklah, selanjutnya siapa yang mau maju? Hikari-chan mau maju? Ayo sini", kata Shiori-sensei ceria

"Papa saya kerja di kantor, kalau mama saya kerja di... Rumah Sakit... d-dan kantor polisi", jelas Hikari terbata-bata

"Rumah sakit dan kantor polisi ?", tanya Kira bingung, Hikari mengangguk

"Jadi mama Hikari itu dokter sekaligus polisi ya ?", tanya Akiho, Hikari tidak tahu harus menjawab apa

"Apa pekerjaan mamamu, Hikari-chan? Apa mamamu adalah seorang dokter juga ?", tanya Shiori-sensei lembut

"Iya mama saya dokter, tapi m-mama saya... membedah mayat"

"Kyaaaaaaaa... kowaiii... horror...", teriak anak-anak ketakutan, ada yang tercengang juga




Terpaksa Shiori-sensei harus mengakhiri pelajarannya. Sekarang sudah jam pulang, para murid sudah dijemput orangtuanya. Sementara Hikari harus menunggu pengasuhnya datang menjemput, ayahnya tidak mungkin menjemputnya karena selalu lembur pulang malam, sementara ibunya harus menunggu pekerjaannya selesai baru boleh pulang. Sebuah mobil datang dan menyalakan klakson, Hikari menghampiri mobil itu





"Bibi, tidak usah mengajakku ke KFC, aku tidak lapar", kata Hikari dengan murung, kaca jendela mobil terbuka

"Mama sudah buatkan makan siang spesial, sayang", sahut Yumiko sambil tersenyum ke anaknya

"Mama sudah pulang ?"

"Iya, mama pulang lebih awal. Ayo sayang, kita pulang"

"Iya, ma"




Di perjalanan Hikari cuma diam di kursi belakang, kelihatan tidak bersemangat. Yumiko menatap anaknya melalui kaca spion tengah




"Ada apa, sayang? Kenapa sedih ?", tanya Yumiko sambil menyetir

"Kira-chan mengejekku, katanya di rumah kita ada banyak mayat. Teman-temanku tidak mau bicara denganku mama, katanya didalam tasku ada mayat juga"

"Hm? Apakah Siori-sensei menyuruhmu bercerita tentang pekerjaan orangtua ?"

"Hu'um", jawab Hikari

"Tidak apa-apa, sayang"

"Apa benar pekerjaan mama itu membedah orang mati ?"

"Ya, tapi tidak hanya itu. Banyak hal yang mama lakukan untuk membantu penyelidikan polisi terkait kasus-kasus kejahatan, bencana, tindakan asusila, dan lain-lain"

"Jadi mama sepeti detektif ?"

"Yah begitulah, nanti kau akan paham sendiri"

"Wow, mama keren"

"Jangan sedih ketika kau diejek, buktikan pada teman-temanmu kalau mereka salah terhadapmu ya, sayang ?"

"Iya ma"


Akhirnya mereka pulang





✂️✂️✂️





To be continued...

Corpus VeritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang