Satu bulan berlalu setelah kecelakaan pesawat, mereka kembali ke rutinitas semula. Keluarga Habu sedang sarapan bersama. Habu berdiskusi dengan Yumiko perihal bisnis usaha Seki Kagu Furniture, Habu sepakat untuk mengambil alih saham perusahaan furnitur terbesar di Fukuoka itu. Keluarga Seki sudah mewariskan perusahaan itu kepadanya. Sementara itu Rei sedang sibuk belajar untuk Ujian akhir semester
"Sudah ada rencana mau kuliah dimana, sayang ?", tanya Yumiko
"Jangan bilang diluar Kyushu, papa tidak akan membiayai kalau kau sampai kuliah jauh-jauh ke Kanto", gerutu Habu
"Tidak, aku tetap di Kyushu kok. Mungkin Kagoshima", jawab Rei
"Fukuoka saja", timbrung Yumiko
"Aku ingin keluar dari zona nyaman, ma. Aku ingin hidup mandiri"
"Mama susah kalau ditinggal kedua anaknya, ditinggal Hikarin saja mama jadi sedih. Mama tidak mau kau kuliah jauh-jauh", gumam Yumiko
"Ayolah suatu saat aku dan oneechan akan menikah, bagaimana kalu tiba-tiba aku dapat jodoh orang Hokkaido ?"
"Baiklah, terserah kau, nak"
"Ayo berangkat, sudah waktunya memulai aktivitas", Habu bangkit berdiri
Yumiko berangkat lebih pagi, yang shift malam belum pulang dan masih bekerja. Saat dia memasuki ruang depan, dia melihat ambulans datang. Tim medis segera membawa seorang anak remaja laki-laki ke ruang IGD, ditemani seorang pria paruh baya, Yumiko menduga mungkin saja pria itu ayahnya
"Selamat pagi, dr. Seki", sapa si resepsionis Nibu Akari
"Pagi, Nibu... ngomong-ngomong kapan jadwal praktek dr. Ushio ?", tanya Yumiko
"Nanti jam 1 siang, dokter. Apa ada janji dengan dr. Ushio ?"
"Tolong katakan padanya, besok kita rapat kepala bagian. Semua departemen. Brigjen polisi dokter Shiraishi dari Rumah Sakit pusat di Tokyo akan datang"
"Baiklah"
Setelah selesai briefing mereka mulai bekerja, saat hendak menuju ruang instalansi forensik, Yumiko mendengar keributan didalam ruang rawat inap pasien. Beberapa perawat/ners berkumpul disitu
"Astaga ini masih pagi, ada apalagi sih? Nao, apa yang terjadi ?", tanya Yumiko mendekat
"Ayah pasien baru saja menampar Konoka", jawab Nao
Mendengar itu Yumiko buru-buru masuk, dia melihat Matsuda Konoka (perawat juga)yang menangis syok dan sedang dipeluk dan ditenangkan oleh Takase Mana (kepala bagian keperawatan). Seorang pria berdiri disamping ranjang anaknya, memasang wajah penuh amarah. Itu adalah pria yang tadi pagi membawa anaknya ke IGD
"Terus saya disuruh bayar pakai apa? Kenapa BPJS saya tidak diterima ?!", protesnya
"Kan tadi bapak sudah diberi tahu di antrian loket pembayaran tadi, BPJS anda itu nunggak lebih dari 6 bulan", balas Manafi tegas
"Tapi ini hak saya! Saya layak mendapatkan hak berobat dari perusahaan tempat saya bekerja. Saya sudah mendapatkan fasilitas kesehatan dari pemerintah, kenapa kalian tolak ?!"
"Masalahnya bukan disitu, pak. Kami melayani BPJS, kami menerima asuransi kesehatan apa saja, baik dari pemerintah maupun swasta-"
"Lalu kenapa BPJS saya ditolak? Kartu saya maasih aktif! Bagaimana dengan anak saya? Harusnya dia operasi hari ini !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Corpus Veritas
Bilim KurguSeki Yumiko adalah seorang wanita yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, disisi lain dia juga harus menghadapi konflik rumah tangganya