10. Iter Nostrae

144 13 5
                                    







Yumiko bangun pagi menyiapkan sarapan. Dia tidak terburu-buru karena hari ini dia masuk shift malam




"Aku berangkat dulu. Kau dan Hikari jadi ikut kan acara liburannya ?", tanya Habu mengambil tasnya

"Jadi, sayang. Hati-hati dijalan", Yumiko seraya membenarkan kerah baju suaminya, lalu mengecup bibirnya

"Kau yang terbaik", Habu maju untuk mengecup pipi Yumiko, lalu mengusap kepala Hikari yang masih duduk malas di sofa depan TV




Setelah suaminya berangkat. Yumiko mengajak anaknya olahraga lari pagi sebentar, biasanya sekolah di Jepang masuk agak siang. Lari pagi adalah rutinitasnya sebelum dia menikah, tidak jarang semasa kuliah dia juga sering pergi ke gym bersama Hono. Setelah menikah Yumiko jadi sibuk dan tak sempat olahraga. Saat mereka pulang ke rumah ada ayahnya sedang menunggu didepan halaman





"Oji-chaaaaan", Hikari lari memeluk kakeknya

"Oh lihat ini, cucuku yang imut", ayah Yumiko tersenyum dan menggendong Hikari

"Ada perlu apa, ayah ?", tanya Yumiko

"Ayah kangen. Tidak apa-apa kan ayah berkunjung ?"

"Tidak apa-apa. Silakan masuk"





Yumiko lalu menyuguhi ayahnya oatmeal (bubur gandum) dan buah-buahan, sekalian menyiapkan Hikari sarapan





"Hikari makan buah dulu? Bukannya buah dimakan setelah sarapan ?", ayahnya menatap Hikari yang sedang makan apel

"Terbalik, ayah. Lebih bagus kalau makan buah dulu baru sarapan. Kalau buah dimakan terakhir nanti terfermentasi di perut, karena lambung sedang mencerna sarapan. Fermentasi bisa menyebabkan gas menumpuk di perut", jelaa Yumiko

"Ooooh. Tidak ada nasi, sayang ?", ayahnya sekarang menatap oatmeal di mejanya

"Ayah kan punya diabetes. Ayah harus membatasi konsumsi gula dan karbohidrat. Oatmeal terbuat dari biji-bijian, tinggi serat dan aman dikonsumsi penderita diabetes"

"Hm"

"Ayah bisa mengganti gula dirumah dengan fruktosa"

"Apa itu fluktosa ?"

"Fruktosa itu gula jagung (ex : tropicana slim). Gula tebu disebut glukosa. Fruktosa bisa menurunkan kadar gula darah, bisa dijadikan alternatif untuk ayah, kalau ayah mau makan yang manis-manis"

"Tidak rugi juga kau masuk kedokteran, Yumi", gumam ayahnya

"Bukannya awalnya ayah tidak setuju, dan memaksaku masuk jurusan manajemen", gerutu Yumiko seraya meletakan sarapan ke meja Hikari

"Yah, dulu aku sedikit memandang rendah profesi itu. Tapi kalau kau menyukainya aku tidak akan mempermasalahkannya. Kalau aku sakit sewaktu-waktu kau kan bisa merawatku di rumah sakit, Yumi"

"Aku dokter forensik, ayah. Tugasku berurusan dengan mayat, bukan seperti dokter umumnya di rumah sakit. Tapi jangan khawatir, aku bisa membantu ayah agar terus hidup sehat", Yumiko tersenyum

"Hm.. oh ya, bagaimana Habu ?", tanyanya

"Dia... OK"

"Apa ada rencana untuk menambah momongan ?", tanya ayahnya

"Kami... belakangan ini baru membahas itu"

"Ibumu ingin cucu"

"Baiklah, akan kami usahakan", jawab Yumiko canggung

Corpus VeritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang